Budidaya Burung: Waduh!| Tidur Ngorok Picu Perceraian| Kok Bisa?
JAKARTA - Bagi sebagian orang , tidur mendengkur (snoring) tanpa disadari ialah sebuah keasyikan. Namun , tidak jarang tidur mendengkur sanggup menjadi gangguan bagi orang yang berada di sekitarnya. Bahkan , tidak jarang sanggup menyebabkan duduk kendala serius , khususnya bagi mereka yang telah berumah tangga. “Sekitar 70 persen problem perceraian salah satu penyebabnya lantaran mendengkur ,” kata Drg Nailufar MARS , marketing manager RS Premiere Bintaro , menirukan penuturan salah seorang rekannya yang menjadi pengacara keluarga.
Tidur ialah siklus harian yang dilaksanakan semua orang. Karena itulah , sungguh sedikit orang yang memperhatikan mutu tidurnya. Sehingga , tidak banyak orang yang menyadari bahwa tidurnya mempunyai problem tergolong gangguan mendeng kur dikala tidur.
Banyak orang menilai , mendengkur yakni tertidur pulas. Namun , secara medis hal itu yakni gangguan dikala tidur. Salah satu gangguan tidur disebut selaku obstructive sleep apnea (OSA) atau tidur yang dibarengi dengan periode terhentinya napas. Gangguan ini dalam jangka panjang sanggup menyebabkan risiko hipertensi , jantung koroner , sampai stroke.
Mendengkur disebabkan lantaran jalan napas yang masuk lewat rongga lisan atau hidung tersumbat atau terhalang oleh lendir atau amandel. Hal itu menyebabkan getaran dan bunyi yang dikeluarkan dari rongga langit pada mulut. Mereka yang mengalami OSA biasanya napas akan terhenti selama beberapa detik sampai satu menit.
Kondisi ini akan menghasilkan penurunan kadar oksigen pada darah. Padahal , oksigen sungguh dikehendaki tubuh , utamanya otak. “Dalam observasi di sleep centre di Wiscounsin , untuk jangka panjang , mendengkur sanggup menyebabkan hadirnya sel kanker. Diduga akhir kelemahan oksigen menahun ,” kata Dr Ari Cahyono Sp THT.
Mereka yang mendengkur dikala tidur lazimnya mempunyai ciri obesitas akhir penumpukan lemak di leher , pria lantaran akses napas lebih sempit dari perempuan , pengecap lebih besar atau lingkar leher lebih pendek. Mereka yang berusia lanjut (lansia) , perokok , dan peminum alkohol juga berisiko mendengkur. Khusus bagi lansia , akhir berkurangnya kekuatan otot di sekeliling leher.
Mendengkur membuat jantung mesti melakukan pekerjaan lebih berat , tubuh lebih singkat letih , siang hari mudah mengantuk , pelupa , fokus mudah menurun , sampai gangguan emosional. Mendengkur juga menghasilkan sukar bernapas , tersedak waktu tidur , berdebar- debar , atau buang air kecil dikala malam hari.
OSA pada anak lazimnya diakibatkan pembesaran amandel dan adenoid. Tidur mengorok pada anak juga sanggup menghasilkan nilai rapor menurun lantaran fokus menyusut akhir terbatasnya oksigen yang masuk ke otak dikala tidur. Sebagai penyelesaian sanggup dilaksanakan operasi amandel agar jalan napas kembali tanpa gangguan dan pasokan oksigen ke otak mencukupi.
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/01/16/mgpmg3-wah-tidur-ngorok-picu-perceraian-kok-bisa
Tidur ialah siklus harian yang dilaksanakan semua orang. Karena itulah , sungguh sedikit orang yang memperhatikan mutu tidurnya. Sehingga , tidak banyak orang yang menyadari bahwa tidurnya mempunyai problem tergolong gangguan mendeng kur dikala tidur.
Banyak orang menilai , mendengkur yakni tertidur pulas. Namun , secara medis hal itu yakni gangguan dikala tidur. Salah satu gangguan tidur disebut selaku obstructive sleep apnea (OSA) atau tidur yang dibarengi dengan periode terhentinya napas. Gangguan ini dalam jangka panjang sanggup menyebabkan risiko hipertensi , jantung koroner , sampai stroke.
Mendengkur disebabkan lantaran jalan napas yang masuk lewat rongga lisan atau hidung tersumbat atau terhalang oleh lendir atau amandel. Hal itu menyebabkan getaran dan bunyi yang dikeluarkan dari rongga langit pada mulut. Mereka yang mengalami OSA biasanya napas akan terhenti selama beberapa detik sampai satu menit.
Kondisi ini akan menghasilkan penurunan kadar oksigen pada darah. Padahal , oksigen sungguh dikehendaki tubuh , utamanya otak. “Dalam observasi di sleep centre di Wiscounsin , untuk jangka panjang , mendengkur sanggup menyebabkan hadirnya sel kanker. Diduga akhir kelemahan oksigen menahun ,” kata Dr Ari Cahyono Sp THT.
Mereka yang mendengkur dikala tidur lazimnya mempunyai ciri obesitas akhir penumpukan lemak di leher , pria lantaran akses napas lebih sempit dari perempuan , pengecap lebih besar atau lingkar leher lebih pendek. Mereka yang berusia lanjut (lansia) , perokok , dan peminum alkohol juga berisiko mendengkur. Khusus bagi lansia , akhir berkurangnya kekuatan otot di sekeliling leher.
Mendengkur membuat jantung mesti melakukan pekerjaan lebih berat , tubuh lebih singkat letih , siang hari mudah mengantuk , pelupa , fokus mudah menurun , sampai gangguan emosional. Mendengkur juga menghasilkan sukar bernapas , tersedak waktu tidur , berdebar- debar , atau buang air kecil dikala malam hari.
OSA pada anak lazimnya diakibatkan pembesaran amandel dan adenoid. Tidur mengorok pada anak juga sanggup menghasilkan nilai rapor menurun lantaran fokus menyusut akhir terbatasnya oksigen yang masuk ke otak dikala tidur. Sebagai penyelesaian sanggup dilaksanakan operasi amandel agar jalan napas kembali tanpa gangguan dan pasokan oksigen ke otak mencukupi.
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/01/16/mgpmg3-wah-tidur-ngorok-picu-perceraian-kok-bisa