Budidaya Burung: Sebenarnya Menyerupai Apa Sih Murai Watu Medan ? Benarkah Ada ?
Ada pertanyaan memukau dari hadirin blog ini , yaitu Om Arief Hasan , mengenai kendala “murai kerikil medan”. Dia menyampaikan , “saya pemula pengin pelihara murai kerikil medan. Sudah banyak postingan mengenai murai kerikil medan yang telah aku baca , mulai postingan di om kicau , lembaga KM , googling dll , tidak ada satupun postingan yang menerangkan secara rincian mengenai ciri murai kerikil medan.
Yang ada cuma murai kerikil medan yang terbaik ekornya lebih panjang dari jenis yang lain , tubuhnya lebih kecil dll.. Kalau pedagang burung ditanya , beliau menjawab Medan lebih panjang mas ketimbang Lampung super atau murai kerikil dari kawasan lain. Mohon derma Om Duto untuk menerangkan ciri-ciri murai kerikil medan secara rincian dan menonjol yang sanggup dipakai pemula mirip aku , tanpa perlu membandingkan dengan murai kerikil dari tempat lain.
Dalam menjawab pertanyaan ini , ingin aku tegaskan dahulu bahwa apa yang disebut selaku murai kerikil Medan (dalam pemahaman murai kerikil yang berhabitat aseli Kota Medan) itu bahwasanya tidak ada. Mengapa? Sebab penyebutan murai kerikil medan yaitu penyebutan yang salah kaprah. Tidak ada murai kerikil yang habitat aselinya kota Medan. Sedangkan murai kerikil di wilayah Sumatera Utara dan Aceh sendiri aneka macam varian ditilik dari katuranggannya. Ada yang ekor panjang dan pendek , ada yang lengkung ada yang lurus , ada yang menggumpal jadi satu ada yang berupa mirip gunting dsb.
Kalau kebetulan murai kerikil yang kondang yaitu murai kerikil medan , ini dikarenakan stok murai kerikil wilayah Sumatera belahan utara (hingga pantai utara wilayah NAD) sejak dahulu senantiasa terkumpul di Medan sebelum menyebar ke wilayah lain. Karena waktu dahulu orang memfavoritkan murai kerikil ekor panjang , maka pemikat murai kerikil pun lebih senang menghimpun murai kerikil ekor panjang yang kemudian mereka bawa ke kota Medan. Saat itulah dipahami istilah murai kerikil Medan dengan ekor yang rata-rata memang panjang , antara 22 cm hingga 27/28 cm. Sementara kalau ada murai kerikil dengan ekor hingga 30 atau bahkan 35 cm atau lebih , maka itu yaitu murai kerikil asal Malaysia hingga kawasan pedalaman Asia Tenggara.
Berikut ini yaitu gambar-gambar murai kerikil Malaysia dan pedalaman Asisa Tenggara dan Asia Selatan.
Murai kerikil wilayah Laos dan Myanmar misalnya , banyak yang berekor panjang. Perhatikan misalnya murai kerikil hasil buruan yang telah mati dan banyak dijual di suatu pasar pagi di Laos mirip gambar di bawah ini. Perhatikan ekornya. Ya itu yaitu murai kerikil ekor panjang.
Nah kembali ke duduk kendala medan , dikala murai kerikil ekor panjang dengan takjil yang indah dipandang dan berupa melengkung ke bawah kondang selaku murai kerikil Medan , maka murai kerikil yang lain yang tidak berekor panjang disebut murai kerikil non-medan.
Sementara perlu pula dipahami , murai kerikil ekor panjang pun macam-macam. Ada yang lengkung ke bawah , ada yang lurus. Karena murai kerikil ekor panjang yang lengkung telah ter-”branding” selaku murai kerikil Medan , maka kalau ada murai kerikil ekor panjang lurus tidak akan disebut murai kerikil Medan walaupun pengepul murai kerikil di Medan sendiri juga mempunyai stok murai kerikil ekor panjang yang tidak lengkung (biasanya dari kawasan Aceh).
Murai kerikil ekor panjang lurus itu , banyak dijumpai di kawasan sekitar Lahat misalnya. Nah , disebutlah MB itu selaku murai kerikil Lahat. Disebut selaku murai kerikil lahat super jikalau ekornya panjang (sekitar 25 cm) dan yang ekor pendek disebut murai kerikil lahat begitu saja.
Sementara itu di wilayah pesisir utara NAD , dipahami ada murai kerikil ekor panjang dan lengkung tetapi warna putih di bulu ekor cuma sedikit-sedikit di belahan ujung ekor belahan dalam. Ini yaitu murai kerikil dari kawasan Sabang atau sering disebut murai kerikil Sabang. Dilihat sekilas , murai kerikil ini mirip tak mempunyai ekor putih mirip MB dari kawasan pantai barat Sumetara (kepulauan Nias dan sekitarnya) yang disebut selaku murai kerikil Nias.
Padahal di samping murai batu-murai kerikil yang aku sebut di atas , masih terdapat banyak kawasan di Sumatera yang juga kondang selaku habitat murai kerikil , mirip Jambi , Lampung , Pasaman dan sebagainya. Sementara di wilayah NAD sendiri , selain ada murai Sabang , ada juga murai dari habitat lain yang juga kondang bagus-bagus , mirip murai kerikil Tangse misalnya.
Singkat dongeng , murai kerikil Medan yaitu tolok ukur murai kerikil berdasarkan kebiasaan untuk membuat lebih mudah penyebutan murai kerikil ekor panjang lengkung. Yang panjangnya di atas 25 cm sering disebut murai kerikil Medan super , sedangkan yang ekornya kisaran 25 cm atau lebih pendek disebut murai kerikil Medan begitu saja.
“Kenari Malang”
Ketenaran murai kerikil Medan selaku murai kerikil dengan ekor panjang lengkung , nyaris sama dengan keterkenalan kenari jenis holland atau colorbred yang dikembangkan oleh para penangkar di Malang. Kenari-kenari yang dikembangkan penangkar Malang disebut kenari Malang. Bedanya , kalau “murai kerikil Medan” yang dipahami selaku “ekor panjang lengkung” permulaan awalnya memang banyak di-pool di Medan dan balasannya disebut murai kerikil Medan , maka kenari jenis kecil (holland) yang dikembangkan di Malang dipahami selaku kenari Malang. Padahal kenyataannya , penangkar Malang pun juga banyak yang membuatkan kenari besar (dari segi postur) , Yorkshire misalnya.
Maka dikala kita menerima kenari-kenari kecil yang dikembangkan dan disebarkan dari Malang , kita pribadi menyebutnya selaku kenari Malang. Sedangkan yang body besar meski dikembangkan di Malang , tidak kita sebut selaku kenari Malang. Nah ini sama saja , kalau kita mampu menjumpai murai kerikil ekor panjang di atau dari Kota Medan , maka kita menyebutnya murai kerikil Medan. Sedangkan yang ekor tidak panjang , meski juga ada di Medan , tidak kita sebut selaku murai kerikil Medan.
Karena itu , rekomendasi aku , janganlah kita dipusingkan dengan cara memutuskan murai kerikil menurut kawasan asal. Lantas bagaimana cara memutuskan murai kerikil yang baik? Silakan simak dan baca lagi postingan yang satu ini.
Atau kalau pengin mencari murai kerikil ekor panjang lengkung ya silakan saja inden dari penangkaran Black Bird Keeping-nya Om Tony Alamsyah Cilacap atau dari RR BF-nya Om Didik Gresik dari indukan yang beliau namai MR A. Nah apakah itu tergolong MB Medan? Bukan!! Itu yaitu MB Cilacap dan MB Gresik. Nah kan?
Sumber: http://omkicau.com/2010/05/09/murai-batu-medan-ada-enggak-sih/