Act Kesepakatan Beli Gabah Petani Mojokerto Lebih Tinggi Dari Harga Pasar
MOJOKERTO, – Aksi Cepat Tanggap (ACT), lembaga nirlaba yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan, memutuskan akan membeli gabah petani di Mojokerto dengan harga lebih tinggi dari harga pasar saat isu terkini panen raya.
Hal itu disampaikan Presiden ACT , Ibnu Khajar, ketika menghadiri panen raya pertama di Dusun Tumpangsari, Desa Jiyu, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (10/04/2021).
“Kami membeli harga Rp.200 lebih tinggi dari harga di pasar, itu janji dari kami,” katanya.
Jika harga gabah di pasar atau ditingkat tengkulak dihargai Rp. 4.500, maka pihaknya akan berbelanja Rp. 4.700. yang artinya lebih tinggi Rp.200 dibanding harga dipasaran kini.
Ia menjelaskan, dalam Panen raya di kawasan Jawa Timur pertama ini terdapat di beberapa titik. Anatar lain Mojokerto, Malang, Pasuruan, Ponorogo, dan Sidoarjo.
Di Mojokerto, sawah yang dibiayai wakaf lewat acara Wakaf Sawah Produktif ini dengan total sawah yang dipanen mencapai sekitar 9 hektare dan karenanya sebanyak 110 ton.
“Program Wakaf Sawah Produktif melibatkan 3.000 petani, 22.500 tenaga kerja. Selain itu ada 2.500 pesantren yang terberdayakan dengan 23.500 santri yang menerima manfaat per bulan. Di luar itu, 440.474 KK yang menjadi peserta faedah,” terang Ibnu.
Lebih lanjut, Kata Ibnu, Intervensi wakaf pada bikinan tani dimulai semenjak pembibitan. Bibit yang digunakan yaitu jenis HMS700. Dimana dalam satu malai mampu mencapai 700 bulir. Lalu dalam pemeliharaan, para petani juga diberikan biaya dan terusan untuk mendapatkan pupuk. Sehingga, mutu padi tersadar dan menerima hasil optimal.
Gabah yang dipanen juga akan dibeli ACT dengan harga terbaik untuk pendistribusian beras bagi warga prasejahtera selama Ramadhan, lewat Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan (GSPR) dan aksi-agresi kemanusiaan yang lain.
“Ini menunjukan bahwa wakaf dapat menjadi motor penggagas dalam menyejahterakan petani. Panen ini menjadi oase di tengah gosip rencana ekspor beras. Kebijakan ekspor beras jelas mengancam absorpsi hasil para petani. Akibatnya, harga padi jatuh dan tak dapat menutupi modal yang sudah dikeluarkan para petani lokal,” ujarnya.
Ia menegaskan, pihaknya bertekad untuk memperjuangkan kesejahteraan para petani. Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan akan meluaskan pendistribusian Beras Wakaf yang merupakan hasil panen sawah di Mojokerto kali ini.
“Kita memastikan suplai pangan warga prasejahtera tersadar saat Ramadhan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pembina YP3I K.H. Mahfudz Syaubari mengatakan, panen raya menjadi sebuah kebahagiaan bagi petani. Kebahagiaan itu timbul sesudah lebih kurang tiga bulan memelihara dan menjaga padi mirip anak sendiri. Para petani juga berbahagia jika padi yang ia tanam dapat bermanfaat bagi dirinya juga untuk kemaslahatan umat.
“Kebahagiaan petani tiba alasannya adalah padi yang ia tanam siap dipanen. Kebahagiaan itu bertambah saat padi yang ia hasilkan dipakai untuk kemaslahatan umat, menolong warga pra sejahtera, yang membutuhkan, dan kelaparan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian, Teguh Gubarto, hingga sampai ketika ini para petani di Mojokerto hanya mampu menghasilkan 7 Ton per hektare. Jika acara dari ACT ini bisa menciptakan 16 ton per hektare pihaknya mengaku bangga.
“Itu luar biasa, bisa disebar di penduduk nantinya,” katanya.
Ia pun mengaku gres pertama kali melihat panen luar biasa yang dapat mampu menciptakan 16 ton per hektare itu. “Nanti akan kita pelajari dari ACT untuk ditukarkan ke petani Mojokerto,” pungkasnya.
Panen raya di desa tersebut yang dibeli Global Wakaf ACT ini, didatangi oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftakhul Akhyar, Aster Kodam Brawijaya V, Kolonel Infanteri Ahmad Basuni, Kodim V Brawijaya, Letnan Kolonel Dwi Mawan, dan Kaolsek Jatirejo, Hery.