Antisipasi Tatap Wajah, 14 Smp Di Surabaya Gelar Simulasi Pembelajaran Variasi
SURABAYA, – Sebanyak 14 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan swasta di Surabaya menggelar simulasi sistem pembelajaran variasi tatap tampang dan online (blended learning), Senin (7/12/2020).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo menyampaikan, simulasi variasi acara proses belajar mengajar lewat tatap tampang di sekolah dan online atau blended learning ini selaku persiapan sekolah tatap wajah nantinya.
“Dengan harapan kami mendapatkan gambaran yang utuh kalau nanti sekolah dibuka dalam era pandemi,” kata ia ketika meninjau simulasi PBM tatap wajah di SMPN 1 Surabaya, Senin (7/12/2020).
Supomo menerangkan, ada ketentuan-ketentuan yang dibuat di dalam proses berguru mengajar tatap tampang pada abad pandemi Covid-19. Yakni, pelajar mesti dalam keadaan sehat dan sebelumnya telah mengikuti Swab dengan hasil negatif. Ketentuan ini berlaku pula bagi para guru maupun seluruh tenaga pendidikan yang datang di sekolah.
“Kemudian ada persetujuan oleh orang renta. Kaprikornus mereka semua (pelajar) yang datang di sekolah tatap tampang mesti mendapat persetujuan dari orang bau tanah. Kemudian ada persetujuan dari komite sekolah dan selebihnya fasilitas prasarana protokol kesehatan mesti disiapkan dengan kalkulasi jumlah murid yang tiba,” tuturnya.
Dalam melakukan simulasi sekolah tatap tampang ini, pihaknya juga melibatkan forum yang concern di bidang kesehatan. Dengan impian, mereka mampu menawarkan masukan-masukan agar proses belajar tatap muka di sekolah berjalan tanpa kendala dan menangkal penyebaran Covid-19.
Menurut Supomo, simulasi mencar ilmu tatap tampang di sekolah ini rencananya dilaksanakan mulai hari ini Senin (7/12/2020) sampai 14 hari ke depan. Melalui simulasi ini, pihaknya berharap menerima gambaran yang utuh secara natural saat siswa mengikuti pembelajaran di sekolah
“Misalnya dikala anak-anak keluar dari kelas maupun ke kamar mandi, kemudian saat mereka istirahat di kelas. Sehingga kita mampu citra, dan apa yang kita kerjakan ini semoga betul-betul bisa mengatur penyebaran Covid,” terang ia.
Dalam simulasi yang berjalan di hari pertama ini, Supomo menyebut, diikut sebanyak 14 sekolah SMP Negeri dan Swasta yang tersebar di lima kawasan Surabaya. Yakni Surabaya Barat, Pusat, Utara, Selatan dan Timur. Jumlah pelajar yang mengikuti pun terbatas dan diubahsuaikan dengan karakteristik masing-masing sekolah.
“Jadi ini memang kita buat menyebar (lima wilayah Surabaya), semoga kita menerima citra kehadirannya mereka. Semuanya kelas IX, sebab kami menyaksikan mereka yang paling urgent untuk lalu dilakukan sekolah tatap wajah,” pungkasnya.