Dhm Cup Trenggalek Ldi Seri Vii
DHM Cup Trenggalek, LDI Seri VII
Berkat Bendera Enam Warna, Mayang Seto Hadang Narasoma
Akhirnya, Narasoma derkuku orbitan B2W Bird Farm Yogyakarta yang selama ini menjadi jawara tanpa tanding dalam perebutan kejuataan lomba burung derkuku, pada Minggu 26 Agustus 2018 harus mengalah pada Mayang Seto, andalan H.Loekman Surabaya. Dominasi Narasoma dalam setiap turun kontes, terpatahkan ketika Sunbulat Seto berhasil mengambil alih dingklik mahkota diposisi teratas kelas Senior dalam gelaran kontes burung derkuku DHM Cup Trenggalek.
Lapangan Sekolah Menengan Atas 3 Karangan Trenggalek yang dijadikan lokasi program menjadi saksi bisu betapa hebatnya Virgo Seto dalam merebut trophy juara pertama dari Narasoma. Menempati nomor gantangan 11 Virgo Seto begitu handal. Bendera lima warna dua babak yakni babak pertama dan kedua yang tertancap persis dibawah tiang kerekan miliknya, seakan menjadi isyarat terang bahwa derkuku ternakan B2W 2299 ini layak menyandang predikat sebagai jawara.
Apalagi pada babak ketiga, juri menancapkan kembali bendera yang lebih tinggi yaitu bendera enam warna. Semakin mendekatkan bagi Mayang Seto untuk meraih podium pertama. Pada babak ketiga, saat Kanya Seto menjangkau bendera enam warna, H.Loekman mengaku mendapatkan surprise dari Sigit Irianto yang menemani Narasoma.
“Saat Mayang Seto mampu bendera enam warna, aku pribadi disalami pak Sigit dan memberi selamat. Saya sempat kaget ketika itu,” terang H.Loekman. Bahkan dikala memasuki babak simpulan penjurian, dimana Sunbulat Seto enggan mengeluarkan bunyi, H.Loekman kian dibuat galau oleh apa yang dibilang Sigit Irianto.
“Saya resah saat Pak Sigit bilang bahwa Sunbulat Seto patut meraih juara pertama,” lanjut H.Loekman. hingga pada akibatnya kebingungan itu terjawab dikala panitia memberitahukan hasil kejuataan, bahwa derkuku yang dikerek pada nomor 11 meraih juara pertama. Rasa syukur atas hasil ini membuat H.Loekman sedikit lega dengan apa yang sempat dialaminya.
“Alhamdulillah, Mayang Seto bisa juara. Saya kita kemenangan ini bukan alasannya adalah burung aku jago, namun kebetulan musuh-lawannya tampil kurang optimal,” pengakuan H.Loekman. Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa keadaan Narasoma di dalam lapangan memang kurang manis sehingga penampilannya juga tidak optimal.
Namun demikian, menurut pengukuhan Totok juri asal Tulungagung bahwa tampilan Virgo Seto kali ini lebih cantik dari tampilan-penampilan sebelumnya. “Saya melihat burung milik H.Loekman tampil lebih elok ketika di TGR Cup Wates Kediri, pukulannya cantik dan ujungnya lepas dan panjang,” papar Totok.
Prestasi ini diakui oleh H.Loekman selaku hasil yang lebih manis. “Selama Kanya Seto bersama aku, gres kali ini mampu nilai bendera enam warna,” lanjutnya. Sedangkan di urutan kedua, diraih Anugrah andalan Koh Liang Jakarta ring NYT, derkuku yang dikerek pada nomor 02, dilanjutkan Narasoma pada kerekan 03 sebagai juara ketiga.
Kekalahan Narasoma terobati dengan hadirnya Basudewa yang sukses menembus urutan pertama di Kelas Yunior. Derkuku bergelang B2W 1569 menahan gempuran Arya Kamandanu milik H.Loekman dan Kenjengyang harus mendapatkan keputusan juri selaku juara runner-up dan Kanjeng Bandoro ahli FLA Bird Farm Yogyakarta. Tampil tanpa perlawanan, Basudewa berhasil unggul dan memuluskan langkah menjangkau posisi terdepan.
Sedangkan Arya Kamandanu ternakan Anak Sholeh 138 mesti menerima kekalahan dan ditetapkan selaku kedua, disusul kemudian oleh Kanjeng Bandoro ring FLA 323 pada tempat ketiga. Untuk Kelas Pemula, Gading andalan Kho Liang Jakarta ternakan YNT Yogyakarta sebagai peraih podium pertama, disusul oleh Endok milik Hanavi Blitar ring JbKrm diurutan kedua dan Anak Sholeh milik HM.Misbah Malang ternakan Aanak Sholeh BF.
Sementara itu, peserta lomba kali ini hebat banyaknya. Dukungan yang diberikan dekoemania kepada gelaran yang ialah agenda Liga Derkuku Indonesia putaran begitu besar. Tiga blok yang disediakan panitia yaitu Kelas Senior, Yunior dan Pemula hanya menyisihkan kerekan kosong sebanyak 6 buah di kelas Senior. Sebaliknya dikelas Yunior dan Pemula, akseptor yang datang diluar dugaan panitia.
Membludaknya penerima di dua kelas ini melahirkan sebuah keputusan bahwa ada bebera aburung milik tuan rumah harus dibatalkan kerek demi memperlihatkan kawasan dan nomor pada penerima luar kota. “Ada beberapa burung milik teman-teman di Trenggalek utamanya kelas Yunior dan Pemula yang karenanya dibatalkan ikut agar penerima dari luar kota ngerek,” jelas Teguh Budi, selaku panitia.
Namun demikian, Teguh Budi mengaku bahwa dengan cara demikian setidaknya panitia sudah berupaya untuk memprioritaskan akseptor luar kota. Untuk menambah jumlah blok, terperinci mustahil sebab jumlah pendaftar nanggung. “Teman-teman yang batal ngerek burung sudah menyadari demi akseptor luar kota,” lanjut Teguh.
H.Mursad sebagaiketua panitia sekaligus penanggungjawab program mengatakan bahwa gelaran ini berjalan lancer dan aman serta keadaan cuaca cerah. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh akseptor yang berkenan hadir di acara DHM Cup dan kami juga meminta ma’af jikalau ada hal-hal yang kurang berkenan selama pelaksanaan acara berjalan,” papar H.Mursad.