Gerindra Jatim Tengarai Dana Hibah Kampung Handal Pemerintah Kota Surabaya BertemaPolitik
SURABAYA, -Dana hibah Kampung Tangguh Pemkot Surabaya kepada seluruh RW se-Surabaya mendapat sorotan.
Wakil Ketua DPD Gerinda Jatim Abdul Malik mewanti-wanti biar seluruh Ketua RW berhati-hati jika tak ingin terjerat aturan.
“Menurut saya, Pemkot Surabaya memperlihatkan dana hibah kampung tangguh itu sangat telat sekali. Dimana kondisi Pendemi COVID-19 ini sudah menurun,” ujar Abdul Malik, Sabtu (17/10/2020).
Malik justru mempertanyakan argumentasi Pemkot Surabaya mengapa baru saat ini dana kampung handal diberikan. “Seharusnya Pemkot Surabaya menciptakan acara kampung tangguh ini dari dahulu. Kalau kini sudah telat,” tegasnya.
Ia menduga sumbangan dana hibah kampung handal Rp 5 juta per-RW ini mampu juga untuk tujuan politik.
“Kalau saya lihat, ini termasuk acara salah satu kandidat wali kota. Karena itu jikalau sekarang (dana dikucurkan), waktunya sudah tidak pas,” terperinci laki-laki yang juga menjabat selaku Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) Jatim ini.
Malik juga sempat disambati oleh Ketua RW di kampungnya perihal dana hibah kampung handal.
“Saya juga barusan ditelpon oleh RW aku. Dia tidak mau mendapatkan karena bebannya terlampau banyak. Dia juga bilang, kenapa kok baru sekarang (dana hibah kampung tangguh) diberikan, pas waktu mendekati penyeleksian wali kota,” ucap Malik.
Selain itu, lanjutnya, dana hibah kampung tangguh ini juga bisa membahayakan bagi RW-RW yang mendapatkannya.
“Membahayakan karena harus ada pertanggungjawaban atas dana yang diterima. Kalau dana telah diterima dan tidak dilakukan, bisa kena pidana korupsi,” ungkap Malik.
Malik mewanti-wanti semoga seluruh RW di Surabaya berhati-hati dalam menerima dana hibah kampung handal.
“Saya kira Pemkot Surabaya jangan sampai mengorbankan warganya. Alangkah baiknya Pemerintah Kota yang membelanjakan dananya, lalu gres dibagikan untuk kampung handal. Biar itu menjadi tanggung jawab Pemkot,” paparnya.
Ia meminta kepada seluruh pasangan kandidat wali kota biar tidak mendompleng terhadap kerja keras yang sudah dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya.
“Kalau mirip ini, takutnya nanti kelihatan tidak netral,” pungkasnya.