-->

Ini Ucapan Gus Nur Yang Berujung Laporan Polisi

JEMBER, – Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur dilaporkan ke polisi karena dinilai telah mencemarkan nama Nahdatul Ulama (NU). Gus Nur mengibaratkan NU suatu bus yang di dalamnya berisi orang liberal, mabuk dan suka ndangdutan.


“Dengan menyampaikan bahwa NU sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya PKI, liberal, dan sekuler. Menurut kami ini telah mencemarkan nama Nahdlatul Ulama, dan juga (dianggap) mengembangkan ujaran kebencian,” terang ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaidi.


Ucapan Gus Nur terlontar ketika sedang diwawancara Refly Harun di channel YouTube. Dalam cuplikan potongan percakapan itu, awalnya Gus Nur mencerirakan pandangannya perihal NU.


“Sebelum aku mendapat hidayah, saya nggak paham apa itu NU kultural, apa itu NU struktural. Yang aku tahu, saya NU, mbah aku NU, itu saja. Pokoknya NU, gitu aja. Dan itulah pemahaman Nadliyin pada umunnya,” kata Gus Nur ketika diwawancara Refly Harun.


Sampai risikonya Gus Nur mengaku sering bersinggungan dengan NU dikala dirinya mulai berdakwah. Gus Nur mengaku kurun itu sering dikawal banser. Dan relevansinya dengan NU sangat bagus.


“Tapi sehabis rezim ini lahir, 180 derajat berubah,”


“Saya ibaratkan NU itu kini bus biasa , sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya ugal-ugalan dan penumpangnya itu kurang bimbing semua. Perokok juga, nyanyi juga, buka-tajil aurat juga, ndangdutan juga,”


“Jadi kesucian NU yang saya kenal itu nggak ada sekarang ini,”


“Bisa jadi kernetnya Abu Jandal, mampu jadi kernetnya Gus Yaqut, dan sopirnya KH Agil Siraj. Nah, penumpangnya liberal, sekuler, macem-macem, PKI numplek di situ,”


Ucapan Gus Nur itu sudah dilaporkan Aliansi Santri Jember ke Polres Jember. Laporan itu dikerjakan alasannya adalah ucapan Gus Nur dinilai mencemooh NU .


“Kami berharap polisi bertindak tegas, dan juga penduduk tetap tenang dan aman, utamanya warga NU. Kami juga melakukan pelaporan ini, sebab banyak warga NU yang mengajukan pertanyaan (apa alasan istilah yang disampaikan Nur Sugik itu),” kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel