Narasoma, Derkuku Berprestasi Orbitan B2w Bf Yogyakarta
Narasoma, Derkuku Orbitan B2W BF Yogyakarta
Belum Ada Lawan, Koleksi Segudang Prestasi
Rasanya telah tidak ada kata yang bisa dibilang untuk menceritakan prestasi yang telah diraih Narasoma, derkuku orbitan B2W Bird Farm Yogyakarta. Kemenangan demi kemenangan yang diperoleh dalam setiap kali turun lomba, seakan menjadi aba-aba kuat bahwa derkuku bergelang B2W hingga saat ini belum mampu ditandingi.
Berbagai gelaran lomba tingkat nasioanl Liga Derkuku Indonesia (LDI), yang pernah diikuti, Narasoma tak pernah sekalipun pulang tanpa menenteng gelar sebagai peraih prestasi terbaik, di Kelas Senior, kelas yang diikutinya. Lomba yang digelar diberbagai tempat dengan suhu udara yang tidak beda, juga pernah didatangi. Hasilnya, Narasoma masih tetap berada di barisan paling depan daftar kejuaraan.
Narasoma ialah anak sangkar B2W K.20 dari indukan jantan B2W 1065 “Ganesha” juara I Hamengku Buwono Cup 2014 Kelas Yunior berpasangan dengan indukan betina B2W 1193 (cucu walisongo). Lahir pada 10 November 2014. Perjalanan Narasoma di pentas lomba seni bunyi burung derkuku, dimulai pada tahun 2015 yang ialah debut pertama kalinya, tepatnya bulan Maret 2015.
Ketika itu Narasoma berusia 5 bulan. Turun di kelas Yunior dalam gelaran LDI Solo selaku juara pertama. Berikutnya pada LDI Pekalongan Narasoma pribadi naik kelas ke Senior dan sukses meraih posisi keempat. Sejak saat itu, Narasoma menetapkan dirinya untuk tarugn di kelas paling tinggi ialah Kelas Senior. Paku Alam Cup Yogyakarta masih di tahun 2015 menjadi gelaran ketiga.
Kali ini Narasoma kembali meraih hasil anggun selaku juara pertama. Dies Natalis Unibraw Malang, yang ialah acara LDI, Narasoma cuma kebagian juara 2. Namun pada tarung berikutnya di LDI Solo, posisi pertama sukses direbut. Gelaran LDI dikandang sendiri yakni Hamengku Buwono (HB) Cup Yogyakarta, Narasoma mampu mempertahankan posisi pertama.
Saat tarung dalam gelaran Jakarta Cup yang merupakan agenda LDI, juara kedua menjadi raihan Narasoma. Pada tahun berikutnya, ialah 2016, Narasoma masih kokoh dibarisan paling depan selaku juara pertama. Dari tujuh agenda yang dibarengi, Narasoma bertahan sebagai peraih jaura pertama yang meliputi gelaran Laga Bintang Yogyakarta, LDI Bengawan Solo Cup, LDI PSG Cup Yogyakarta, Paku Alam Cup Yogyakarta, Piala Raja Hamengku Buwono Cup Yogyakarta dan LDI Bupati Cup Situbondo.
Sedangkan LDI Jakarta Cup, Narasoma hanya meraih posisi kedua. Dominasi kejuaraan diposisi pertama, menyebabkan Narasoma mendapatkan predikat sebagai derkuku terbaik 2016. Untuk tahun 2017, prestasi Narasoma masih tetap berada diperingkat pertama dalam lima gelaran Liga Derkuku Indonesia yang dibarengi adalah Laga Bintang Yogyakarta, Bengawan Solo Cup, Paku Alam Cup Yogyakarta, PSG Cup Solo dan Pial Raja Hamengku Buwono Cup Yogyakarta.
Tahun 2017 ialah kala dimana Narasoma menerima banyak penghargaan atas perolehan poin tertinggi yang didapat, ialah predikat selaku burung yang berhasil mempertahankan juara pertama gelaran Liga Derkuku Indonesia Piala Raja Hamengku Buwono Cup Yogyakarta tiga tahun berturut-turut, mulai tahun 2015, 2016 dan 2017. Pretasi ini menimbulkan Piala bergilir hamengku Buwono balasannya menjadi Piala Tetap yang berhasil diraih Narasoma.
Tahun 2018 prestasi Narasoma semakin menggila. Gelaran Piala Presiden Yogyakarta yang digelarpada Januari 2018 menjadi pretasi pertama bagi Narasoma, dengan raihan selaku juara runner-up. Kondisi hujan yang mengguyur lokasi lomba menimbulkan performa Narasoma tidak mampu tampil maksimal.
Bulan berikutnya, adalah Februari 2018 dalam Laga Bintang/LDI Solo, Narasoma kembali ke penampilan bahu-membahu dengan raihan juara pertama. Agenda Liga Derkuku Indonesia 2018 menjadi suplemen koleksi bagi Narasoma. Tulungagung Cup Kediri bulan Maret, Jakarta Cup bula April, Paku Alam Cup Yogyakarta dan TGR Cup Kediri pada bulan Juli, posisi pertama berhasil diboyong Narasoma.
Hanya di gelaran Bupati Trenggalek Cup pada bulan Agustus 2018, Narasoma hanya meraih juara ketiga. Kondisi itu disebabkan performa yang kurang maksimal. “Saat perjalanan ke Trenggalek, Narasoma terserang mabuk perjalanan, karenanya ketika dikerek tak bisa menawarkan perlawanan,” terang Sigit.
Namun demikian pada September tahun yang sama, dikala gelaran Piala Raja Hamengkubuwono Cup Yogyakarta, Narasoma bisa menawarkan hasil cantik selaku juara pertama meski diakui oleh Sigit bahwa kondisinya belum seratus persen pulih. Bulan selanjutnya, pada gelaran Bupati Trenggalek Cup bulan Oktober, lagi-lagi Narasoma tampil tanpa perlawanan. Padahal saat itu, Sigit tidak mengawal eksklusif.
Kemenangan demi kemenangan yang didapat Narasoma dalam lDI 2018 menjadikannya sebagai peraih juara pertama Klasemen Sementara Liga Derkuku Indonesia 2018 Kelas Senior. Peluang untuk menjaga penghargaan selaku burung terbaik, 3 tahun berturut-turut, sungguh terbuka lebar.
Penghargaan lain ialah sukses mempertahankan juara pertama Kelas Senior even Paku Alam Cup dan Piala Raja Hamengku Buwono Cup Yogyakarta, 4 kali berturut-turut. Jika menyaksikan performa yang senantiasa ditampilkan dan ditunjukkan Narasoma, bukan mustahil prestasi tersebut akan gampang diraih.
Dari penelusuran yang dijalankan, ternyata dalam badan Narasoma mengalir darah juara. Beberapa nama lain yang pernah menjadi orbitan B2W Bird Farm Yogyakarta dengan prestasi anggun ialah Kamajaya, Maestro, Ganesha, Walisongo, Puntodewo dan Bodronoyo.