Pandemi Covid-19, Farza Koi Farm Blitar Kebanjiran Order
BLITAR, – Pelaksana Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) imbas pandemi Covid-19, tidak terpengaruh bagi pembudidaya Ikan Koi di Blitar. Sebab justru usul ikan koi dari luar kawasan makin meningkat.
Edy Setiono petani ikan Koi asal Desa Kemloko Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, mengatakan, pandemi dan diberlakukanya PPKM ketika ini tidak mempengarui usahanya. Sebab pasarkan ikan koi hasil budidaya, beliau pasarkannya lewat medsos. Bahkan pemesan banyak dari luar provinsi.
“Makara untuk ikan koi dimasa pandemi tidak terpengaruh. Saat ini justru banyak pemesan dari luar provinsi mirip, Palembang, Bali, Kalimantan, Jawa Tengah dan Sulawesi,” kata Edy, Sabtu (23/1/2021).
Edy menyertakan, ikan koi yang paling banyak di buru oleh pecinta ikan hias ini ialah jenis Showa, Kohaku dan Sanke. Dalam sehari petani di Kemloko ini mampu mengantarikan koi sebanyak empat sampai lima kantong ikan koi.
“Satu kantong plastik itu berisi sekitar dua ratus lima puluh. Jika empat kantong sekitar seribu perhari,” imbuh Edy.
Setiap ekor ikan koi ada harganya masing-masing. Tergantung jenis corak warna dan farian ikan koi itu sendiri. Sebab, setiap ikan koi mempunyai body dan warna yang menjual dan sungguh langka.
“Makara untuk harga berfarian, tidak bisa dipatok, karena ada ukuran dan body sekaligus warna ikan koi tersebut. Saya jual mulai Rp50 ribu dan itu tergantung ukuranya,” tandasnya.