-->

Patung Gajah Mada Di Wisata Desa Mojokerto, Amanah Raja-Raja Nusantara

MOJOKERTO, – Pembanguanan Patung Gajah Mada yang berada di Wisata Desa Bumi Mulyo Jati, Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto merupakan amanah dari raja-raja Nusantara.


Patung yang kini yang menjadi ikon destinasi rekreasi tersebut, menarik minatpara pengunjungnya. Hal itu alasannya adalah bangunan patung Gajah Mada itu berskala raksasa dengan tinggi 30 meter dan lebar 9 meter.


Pemilik Wisata Desa, Mulyono bercerita, bahwa pembangunan patung Gajah Mada raksasa bukanlah kehendak dirinya sendiri. Melainkan beliau mendapat amanah dari raja-raja Nusantara yang disampaikan pribadi terhadap dirinya melalui Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2005.


“Yang menyampaikan eksklusif ketua FSKN pada waktu itu Raja Ida Tjokorda Denpasar IX,” katanya saat berbicara dengan , Sabtu (16/01/2020).


Sebelum mulai pembangunannua pada tahun 2016, apalagi dahulu digelar do’a bareng dengan raja-raja diikuti budaya adat di Bali. Bukan tanpa alasannya adalah FKSN menunjukkan amanah membangun patung tersebut. Mulyono menyebut, sebagai membuktikan adanya sumber air Pertirtaan Wening Kahuripan yang ada di dalam tempat Wisata Desa miliknya itu.


“Alasannya, alasannya sudah waktu sesudah 500 tahun Majapahit runtuh dan sebagai mengambarkan adanya sumber mata air Pertirtaan Wening Kahuripan,” ujarnya pria juga menjabat sebagai bendahara PCNU Kabupaten Mojokerto itu.


Pertirtaan Wening Kahuripan merupakan salah satu dari 3 titik sumber Majapahit. Dimana 3 sumber itu menjadi objek kunjungan wisata religi orang Bali ke Majapahit.


Mulyono menjelaskan, berkunjung ke tempat-kawasan Majapahit bagi mereka (orang Bali) seperti wisata religinya, layaknya orang islam berkunjung ke makam Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Selain sebagai mengambarkan adanya Pertirtaan Wening Kahuripan, juga selaku wujud pemersatu nusantara.


“Makara kita ingin generasi muda terutama ingat jikalau dulu ada orang besar dari Majapahit,” tandasnya.


Ketika ditanya besaran dana yang dikeluarkan untuk membangunan patung Gajah Mada, Mulyono enggan menjawab nilainya. Namun beliau memastikan, dana yang digunakan dari dan pribadinya sendiri.


“Tidak mampu dijumlah, kalau saya bicara orang Cina yang membangun patung di Tuban yang hampir sama tingginya dengan ini, itu saja ia hambis Rp6 milyar,” paparnya sambil tersenyum.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel