-->

Pelayanan Polisi Psikologi Rsud Jombang Terkait Kesiapan Berguru Anak Di Periode Wajar Gres

JOMBANG, – Di era pandemi proses belajar di rumah lebih baik ketimbang tatap wajah di sekolah. Ini diungkapkan psikolog rumah sakit umum tempat (RSUD) Kabupaten Jombang, CH Widayanti.


“Pandemi memang menghipnotis kondisi fisik dan mental penduduk , tetapi lebih utama tetap memberikan perhatian dan upaya untuk mendukung anak dalam menjalani BDR. Kondisi psikologi yang dialami oleh bawah umur usia sekolah saat ini tidak secara eksklusif disebabkan oleh BDR,” kata psikolog klinis dan forensik psikologi RSUD Jombang saat berdialog dengan awak media dalam kegiatan Humas RSUD menyapa, Kamis (21/01/2021).


Menurut Widayanti hasil observasi Tim Satgas penanggulangan covid-19 IPK Indonesia (Diseminasi Hasil penelitian tanggal 20 Januari 2021) terbaru tentang contoh pembelajaran mengungkapkan, mencar ilmu di rumah lebih baik kerena tidak menimbulkan stres yang lebih tinggi ketimbang metode pembelajaran lainnya. Misalnya, belajar di rumah dikombinasi dengan belajar tatap wajah.


Meski pandemi belum rampung, katanya, proses mencar ilmu mesti terus dikerjakan. Hal ini seiring dengan dinamikan tumbuh kembang usia belum dewasa. Peranan orang tua atau pendamping sungguh mensugesti dalam proses pembelajaran. Untuk itu, ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian agar anak berkembang dan berkembang normal sesuai usianya.


Masa berguru optimal (golden age) anak yaitu usia 0-18 tahun. Sedangkan prosentasi kesanggupan belajar maksimal terjadi pada usia 0-4 tahun itu 50 persen, pada usia 4-8 tahun 30 persen dan pada usia 9-18 tahun 20 persen. Namun prosentase era berkembangan anak terbaik pada usia 0-8 tahun mencapai 80 persen, usia 10 tahun selanjutnya perkembangannya 20 persen.


Dalam periode waktu itu, kita bisa mengamati adanya penyimpangan perkembangan anak. Seperti bagaimana pertumbuhan motorik gerak agresif, motorik gerak halus, bagaimana pertumbuhan pendengaran, ada tidaknya gangguan bicara, penggunaan bahasa, persepsi atau daya lihat, tergolong bagaimana mengenali kemajuan interaksi sosial dan kesanggupan sikap kemandirian anak.


Kalau telah memperhatikan hal-hal tersebut, berikutnya bagaimana mengamati kesiapan belajar anak. Paling tidak, kalau sudah mengetahui keadaan anak maka kita perlu menawarkan stimulus untuk mendukung berkembang kembang anak semoga bisa wajar sesuai golongan umurnya.


“Orang renta, setidaknya mampu mengenali empat faktor kemampuan dasar anak. Sekaligus merupakan rancangan untuk mengenali berkembang kembangnya anak yaitu bagaimana, kesanggupan gerak berangasan, kesanggupan gerak halus, kesanggupan bicara dan bahasa, kesanggupan sosialisasi dan kemandirian,” jelasnya.


Apabila sudah mengenali kondisi anak, rekomendasi psikolog yang bersahabat disapa Yanti ini, maka kita perlu memberikan stimulus dengan rasa cinta dan kasih sayang. Selalu tunjukkan perilaku dan perilaku yang baik, alasannya adalah anak mencar ilmu dan perilaku modelling/kecenderungan menirukan perilaku sekitar.


Berikan stimulus sesuai dengan golongan umur anak dengan mengajak anak acara menyenangkan seperti, bernyanyi, berfantasi yang menyenangkan, tanpa paksaan dan eksekusi bersifat mendidik selaku reinforcement positif. Lakukan stimulus secara sedikit demi sedikit dan berkesinambungan sesuai golongan umur anak, tuturnya.


Selain itu, lanjut beliau, stimulus boleh menggunakan alat bantun atau permainan yang sederhana dan aman yang ada disekitar anak. Berikan peluang yang sama pada anak laki dan wanita.


“Jangan lupa senantiasa berikan pujian, berikan hadiah atas keberhasilannya,” sarannya.


Sedangkan bagaimana mengenali kesiapan anak mampu mulai diajak berguru, menurutnya, ada tiga faktor penunjang kesiapan yang perlu diperhatikan, ialah bagaimana kesanggupan kognisi (kecerdasan) mulai timbul, kesanggupan motorik/ketrampilan motorik kasar dan halus, serta kematangan emosional tergolong kemandiriannya. Disini bagaimana anak ini menjalin kekerabatan, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, menanggulangi problemnya suka atau tidak suka.


Karena itu, pada usia 0-5 tahun baca tulis dan hitung bukan pengetahuan wajib. Akan tetapi bagaimana mengajak anak mampu mempunyai rasa senang, menjadi semangat. Memasuki usia sekolah dasar pada umur 7 tahun wawasan calistung wajib. Untuk mendukung itu, orang tua perlu mengetahui berkembang kembangnya anak.


Pertumbuhan anak mirip berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, ditandai dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, perkembangannya bertambah kemampuan gerak garang, gerak halus, bicara dan bahasa.


“Pertumbuhan yang lain dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, contohnya bertambahnya kesanggupan sosialisasi dan kemandirian,” tukasnya.


Untuk mendukung anak biar tumbuh kembang normal dan siap untuk belajar, psikolog Widayanti menyarankan, orang tua patut memberikan aktifitas sesuai kemampuan anak, bukan umur anak. Aktifitas mesti kontekstual, berarti, bertujuan sesuai keperluan anak, dan kenali tahapan kesiapan anak untuk berguru sesuai berkembang kembangnya.


Untuk mengetahui bagaimana kesiapan anak untuk mencar ilmu, orang tua bisa melaksanakan pemeriksaan keadaan anak di Poli Psikologi RSUD Kabupaten Jombang. Setiap hari kerja, Senin–Jumat pukul 08.00–14.00 WIB, tutup Psikolog CH Widayanti. (*)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel