-->

Tahukah Anda : Sejarah Singkat Asal Usul Jawa Timur

– Jawa Timur, merupakan salah satu dari delapan provinsi paling permulaan di Indonesia. Provinsi lainnya ialah Sumatra, Borneo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.


Gubernur pertama provinsi Jawa Timur yakni Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau yang diketahui Gubernur Soerjo.


Jatim berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit sampai sekitar 60 km.


Jatim telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecanthropus Mojokertensis di Kepuhlagen, Mojokerto; Pithecanthropus erectus di Trinil, Ngawi; dan Homo Wajakensis di Wajak, Tulungagung.


Kehidupan insan sebagai masyarakat baru muncul sekitar periode 8, yaitu, dengan ditemukannya prasasti Dinoyo di kawasan Malang. Prasasti yang bertahun 760 M ini menceritakan kejadian politik dan kebudayaan di Kerajaan Dinoyo, mirip dilansir dari jatimprov.go.id.


Pada abad 10, Jawa Timur menapaki fase baru. Jatim yang semula ialah kawasan pinggiran dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, kemudian menerima saat-saat sebagai sentra kekuasaan berbagai kerajaan, seperti Medang (937-1017), Daha-Janggala (1080-1222), Singasari (1222-1292) dan Majapahit (1293 -1527).


Dalam hal ini, Mpu Sendok (927-947) yakni tokoh paling berjasa yang berhasil meletakkan dasar-dasar pemerintahan di Jawa Timur. Struktur pemerintahannya secara hierarkhis terdiri dari Pemerintah Pusat (Kraton), Watek (Daerah) dan Wanua (Desa). Struktur ini terus bertahan sampai abad XIII zaman Singasari.


Pada periode 13 terjadi pertumbuhan baru dalam struktur ketatanegaraan di Indonesia di Jawa Timur, ditandai dengan hadirnya suatu struktur baru dalam pemerintahan, adalah Nagara (Provinsi). Berdasarkan Prasasti Mulamalurung (1255) dari era Wisnu Wardhana yang juga bergelar Sminingrat menyatakan bahwa struktur pemerintahan Singasari dari Pusat (Kraton), Nagara (Provinsi), Watek (Kabupaten) dan Wanua (Desa).


Pada masa Kerajaan Majapahit, susunan itu menerima aneka macam penyempurnaan, berisikan Bhumi (Pusat/Kraton), Negara (Provinsi/Bhatara), Watek/Wisaya (Kabupaten/Tumenggung), Lurah/Kuwu (Kademangan), Thani/Wanua (Desa/Petinggi) dan paling bawah Kabuyutan (Dusun/Rama).


Struktur kenegaraan Majapahit (1294-1527) justru meningkat secara ketat pada kala Mataram (1582 -1755). Wilayah Mataram dibagi secara konsentris terdiri dari Kuthagara/Nagara (Pusat/Kraton), Negaragung/Negaraagung (Provinsi Dalam), Mancanegara (Provinsi luar), Kabupaten dan Desa.


Secara etimologis, istilah Jawa Timur pada zaman Mataram Islam timbul dengan nama Bang Wetan, dengan kawasan mencakup seluruh Pesisir Wetan dan Mancanagara Wetan (pedalaman Jawa Timur).


Selanjutnya sehabis huru-hara Cina di Kartasura tahun 1743, seluruh daerah pesisir utara Jawa dan seluruh Pulau Madura jatuh ke tangan Kompeni, sedang daerah Mataram tinggal daerah pedalaman Jawa (Mancanagara Wetan-Mancanagara Kulon). Dengan berakhirnya Perang Dipanegara tahun 1830, seluruh Jawa Timur (BangWetan) mampu dikuasai Pemerintah Hindia Belanda.


Dari tahun 1830-1928/1929, Belanda menjalankan pemerintahan dengan relasi pribadi Pemerintah Pusat VOC di Batavia dengan para Bupati yang berada di daerah kekuasaanya.


Pemerintah Hindia Belanda yang semenjak awal masa 20 menerapkan politik imperialisme modern melaksanakan intensifikasi pemerintahan dengan membentuk Pemerintahan Provinsi Jawa Timur (Provincient van Oost Java ) pada tahun 1929, dengan struktur pemerintahan, wilayah dan birokrasi tidak jauh berlainan seperti yang ada kini. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) seperti kawasan lain, Jawa Timur diletakkan dibawah pendudukan militer Jepang.


Setelah Kemerdekaan. Indonesia terbagi menjadi 8 Provinsi, dan Jatim termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jatim yakni R. Soerjo, yang juga dikenal selaku hero nasional.


Tanggal 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura, dan tanggal 26 November 1948 dibuat Negara Jatim yang lalu menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat.


Negara Jatim dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950, dan tanggal 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibuat Provinsi Jatim.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel