Tips Perawatan Murai Watu Mabung
Mabung/ngurak/moulting ialah masa yang melelahkan bagi Murai Batu (MB) dan juga pemiliknya, alasannya ialah Murai Batu harus istirahat total paling tidak selama 3 bulan.
Pada kondisi tersebut, kita sebagai pemiliknya tentu harus menunjukkan perawatan ekstra pada Murai Batu (MB) dan tentunya selama beberapa bulan tidak sanggup menikmati kicauan merdunya dan juga tidak sanggup membawanya kelapangan untuk latihan atau untuk dilombakan.
Mabung/ngurak ialah siklus alami burung yang terjadi setiap tahun untuk menggantikan bulu-bulu yang sudah bau tanah dengan bulu baru.
Saat akan memasuki masa mabung/ngurak biasanya Murai Batu (MB) akan lebih banyak membisu dan tidak aktif menyerupai biasanya. Murai Batu jadi malas bunyi dan terlihat lesu.
Perawatan mabung dimulai sesudah bulu-bulu kecil mulai rontok. Segera terapkan settingan mabung/ngurak:
Full kerodong
Tempatkan Murai Batu (MB) ditempat yang damai dan jauh dari bunyi burung fighter lain terutama burung homogen yang gacor. Jauhkan Murai Batu dari hal-hal yang sanggup mengganggu proses mabungnya.
Buka kerodong setiap pagi, bersihkan kotorannya dan berikan pakan serta ganti air minumnya.
Angin-anginkan sebentar biar Murai Batu (MB) menghirup udara segar pagi hari dan terkena sinar Matahari pagi.
Settingan Ekstra fooding (EF)
• Kurangi porsi dukungan jangkrik, misal settingan hariannya 7/7 pagi/sore, dikurangi menjadi 3/3 pagi/sore.
• Porsi ulat hongkong (UH) ditambah menjadi 20/20 pagi/sore dari yang tadinya 3/3 pagi/sore, ditambah dengan dukungan larva tawon 5/5 pagi/sore biar bulu-bulunya cepat ambrol.
Taburkan irisan daun pandan didasar kandangnya sebagai aroma terapi biar Murai Batu (MB) merasa rileks sehingga sanggup menuntaskan proses mabungnya dengan sempurna.
Mandi dan jemur
Pada dikala proses rontok bulu, Murai Batu (MB) tidak perlu dimandikan setiap hari, cukup dimandikan seminggu sekali saja. Untuk penjemuran cukup dilakukan 15 menit saja setiap hari mulai jam 07.00 pagi.
Pemasteran dan settingan dorong ekor
Setelah sebagian besar bulunya rontok dan bulu ekornya sudah tumbuh beberapa CM, rubah settingan Ekstra foodingnya dengan settingan dorong ekor.
• Tambah porsi jangkrik menjadi 10/10 pagi/sore.
• Kroto segar diberikan setiap hari dengan porsi 1 cepuk untuk sekali pemberian. Sebelum diberikan pada Murai Batu (MB), olesi jangkrik dan kroto dengan minyak ikan terlebih dulu.
• Berikan buah pepaya sebagai selingan untuk mencukupi kebutuhan vitaminnya. Tapi jikalau Murai Batu (MB) tidak mau mengkonsumsi buah, alternatifnya dengan menunjukkan pakan buah dan sayuran pada jangkrik terlebih dulu sebelum diberikan pada Murai Batu.
• Berikan juga kuning telor ayam kampung/bebek/puyuh seminggu sekali, caranya ambil kuning telor yang sudah direbus secukupnya saja, potong kecil-kecil lalu taruh dicepuk daerah kroto.
• Mandi dan jemur masih sama menyerupai perawatan mabung.
• Tetap full kerodong dan tempel dengan burung-burung masteran untuk memperkaya bahan lagunya.
Perawatan pasca mabung/ngurak
Setelah semua bulu-bulu Murai Batu (MB) sudah tumbuh tepat dan bulu ekornya juga sudah mentok, kerodong sudah sanggup mulai dibuka, dan cukup dikerodong pada malam hari saja.
Mulai mandikan Murai Batu (MB) setiap hari, durasi penjemuran mulai ditingkatkan dari 15 menit menjadi 30 menit setiap hari mulai jam 07.00 pagi. Untuk penjemuran yang lebih lama, tunggu hingga bulu-bulunya kering sekitar dua bulan pasca mabung/ngurak.
Kembalikan settingan Ekstra fooding (EF) menyerupai settingan hariannya sebelum mabung, dan tetap tempel dengan burung-burung masteran biar Murai Batu (MB) semakin fasih merekam bahan isiannya.
Selama masa rekondisi, Murai Batu (MB) sebaiknya jangan ditrek dulu kurang lebih selama dua bulan hingga Murai Batu benar-benar dalam kondisi prima.
Demikian sedikit warta ihwal tips perawatan Murai Batu (MB) mabung/ngurak. Untuk warta lain seputar Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih