Budidaya Burung: Mengapa Dan Apa Yang Terjadi Dengan Burung Branjangan ?
damai9 - Sebagaimana pada postingan sebelumnya yang sempat dibahas wacana burung Branjangan yang boleh dikatakan burung dengan kicauan yang tidak begitu banyak variasinya tetapi harganya tidak mengecewakan yang sanggup juga sanggup dibaca disini.
Membahas sedikit wacana burung Branjangan (BR).
Sempat beberapa hari kemudian ngobrol-ngobrol ringan sambil ngupi dan ngudut… heheheh bareng mitra sesama penghobi burung , kebetulan ada salah seorang diantara mereka merupakan pemain burung yang boleh dikatakan telah senior , dan menurut usulan dia dikala saya akan tukar BR yang saya miliki dengan Love Bird yang telah tekun milik mitra ,kata dia “ga usak dituker” tidak usah ditukar dan mending dirawat saja terlebih keadaan telah mapan sekalipun belum terlalu gacor.
Secara singkat usulan dia (panggil: Om Wit) , BR sekalipun belum terlalu tekun bunyi tetapi dikala telah mau nangkring pada tangkringan bab atas yang lazimnya juga yang dibikin dari kerikil apung , itu telah menyediakan nilai lebih dan telah memiliki harga tersendiri terlebih jikalau telah bunyi. Karena itulah keunikan burung Branjangan yang menurut dia , jangankan telah tekun dan gacor , telah mau nangkring diatas dan stand-by saja telah memiliki nilai lebih.
Memang sih… menurut sejarah yang sering kita dengar dari banyak sekali sumber bahwa BR merupakan burung yang sempat menjadi ekspresi dominan topik dalam hal perburungan pada tahun 90an bahkan tahun sebelumya , alasannya pada waktu itu orang yang memiliki burung branjangan yang telah gacor merupakan merupakan kebanggan tersendiri , tetapi alasannya perawatan BR memang tidaklah gampang dan mesti memerlukan ketekunan yang sungguh-sungguh bahkan seringkali sampai 6 bulan atau lebih gres mau berbunyi , sementara jikalau telah jadi (jinak dan tekun bunyi) kicauannya juga tidak terlampau manis sebagaimana burung lain seumpama murai kerikil , kenari , kacer , jalak suren dan juga burung yang lain yang lebih memeiliki power dari sisi suaranya , maka dengan alalasan tersebut diatas sungguh jarang penghobi burung yang sanggup merawat BR sampai menjadi burung yang tekun bahkan gacor.
Namun semua itu kembali lagi terhadap kita selaku pelestari lingkungan khususnya yang menyangkut wacana fauna , alangkah baiknya dikala kita merawat burung , hendaknya disamping kita ambil faedah dari sisi bahan , tetapi lebih mulia jikalau kita mempertimbangkan seberapa banyak partisipasi kita atas kelestarian lingkungan kita ini…. heheheh.. maaf yaaa… J kaya pakar aja….
Demikian mudah-mudahan bermanfaat.
Salam burungbudidaya