Budidaya Burung: Penyebab Telur Kenari Gagal Menetas
Bagi beberapa orangyang sedang mengawali kerja keras atau kegemaran beternak kenari tentunya sering merasabingung apabila burung kenari yang mereka budidaya susah untuk produksi. Beberapahal yang perlu diketahui yakni
tidak ada carainstan untuk menciptakan burung kenari yang kita rawat sanggup berketurunan atauberproduksi.
Banyak aspek yangmempengaruhi produktivitas ternak. Diperlukan sistem dan prosedur rawatanjangka panjang guna menciptakan burung kenari yang ditangkarkan bisa berproduksihingga umur 5 tahun atau di atasnya. Kembali ke problem judul , mengapa telurkenari gagal menetas? Berikut ada beberapa pembahasan biasa yang terkait dengankelangsungan keturunan dan reproduksi kenari:
Proses kawin: untukmengetahui salah satu penyebab gagalnya telur kenari untuk menetas yakni dariproses kawinnya. Secara alami burung kenari betina sanggup mengeluarkan telurwalau tidak ada proses kawin atau pembuahan dari induk jantan , jadi apabila inginmendapatkan bibit dari telurnya maka dibutuhkan proses kawin.
Hormon: di saat proseskawin terjadi secara baik tetapi telur kenari gagal menetas sehabis masapengeraman 14 hari atau telur terlihat kosong sehabis di cek pada usiapengeraman lebih dari 5 hari maka salah satu kemungkinannya yakni kurangmatang/siapnya hormon indukannya. Jika selama ini beberapa penghobiis hanyamengacu terhadap aspek jantan saja yang berperan terhadap hasil pembuahan seltelur dalam badan betina maka ternyata aspek betina juga berperan dalammenghasilkan keturunan. Dalam hal ini perlu dikenang bahwa keadaan birahi padaburung kenari tidak sanggup disamakan atau menjadi persyaratan bahwa burung tersebut jugamempunyai hormon yang bagus dan subur.
Suhu: seringdijumpai bahwa bibit/piyik kenari yang sudah terbentuk di dalam telur tidakdapat menetas sehabis masa 14 hari pengeraman. Salah satu penyebabnya adalahkarena suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Jika telur yang sedangdierami oleh indukannya mendapat intensitas sinar matahari eksklusif dalam waktuyang usang maka lazimnya keadaan telur akan mengalami dehidrasi. Begitu pulasebaliknya apabila suhu terlalu hambar dan telur kurang mendapat kehangatanyang baik maka lazimnya proses pembentukan bibit tidak akan berjalan denganbaik.
Psikologi: kondisistress pada indukan yang mengeram telur juga turut menyebabkan kesuksesan telurtersebut menetas. Saat indukan depresi maka ia akan mempunyai kecenderunganuntuk meninggalkan sarang pengeraman (tidak mengeram) dan sanggup berperilakuyang tidak masuk akal , misalnya sikap hiperaktif alasannya over birahi , terdapatkutu di sarang pengeraman atau keadaan wilayah ternak yang kurang kondusif.
Penyakit: sudahsewajarnya apabila burung kenari yang sedang terinfeksi penyakit akan mengalamipenurunan stamina dan nafsu makan. Selain itu burung kenari yang terkenapenyakit di saat mengeram dalam beberapa problem akan malas mengerami telur-telurnyawalau dalam beberapa problem indukan yang terkena penyakit apabila tak tertanganisecara baik sanggup mati dengan keadaan mengerami telur-telurnya. Hal lainnyaadalah apabila penyakit tersebut menyerang burung kenari indukan sebelum proseskawin maka lazimnya akan berafiliasi dengan daya tetas telur yang tidak bisamaksimal , begitu juga apabila penyakit hinggap pada burung kenari indukan setelahproses kawin.
Kondisi/stamina:kondisi burung yang terlalu kelelahan jawaban terlalu terforsir untuk kawin ataukontes bisa jadi malah memunculkan problem gres , beberapa hal ditengaraiterjadinya egg binding sanggup dipicu alasannya keadaan induk betina yang terlaluletih untuk mengeluarkan telur-telur dari rahimnya. Sedangkan pada indukanjantan stamina yang terkuras dan tidak fit juga turut menghipnotis kualitassperma.
Masih terkait dengandaya tetas telur bahwa ada hal yang paling fundamental yang tidak bisaditinggalkan yakni problem Gizi. Kebutuhan akan vitamin , mineral dan zat-zatyang dibutuhkan oleh burung kenari lewat pakan , komplemen , penjemuran dankebersihan mesti tercukupi secara baik sebelum masa produktif itu tiba. Hal inijuga juga tidak dapat diselenggarakan dan mempunyai imbas yang tiba-tiba/instanmelainkan butuh proses untuk menanganinya. Ini sekaligus menerangkan fenomenaindukan yang tidak mau ngisi dimana kadang-kadang antara gizi dan kematanganhormon tidak ada kesinambungan bahkan ditemui beberapa burung yang dipaksakankawin sebelum sungguh-sungguh dalam keadaan puncak.[budidayanews.blogspot.com]