-->

Budidaya Burung: Analisa Irama Perkutut Tidak Berlaku Surut

Tata cara kontes dan penjurian burung perkutut yang dikeluarkan Persatuan Pelestari Perkutut Indonesia (P3SI) menyebut , pakem (standardisasi) irama perkurut mesti menyanggupi elemen senggang , lenggang anggun dan indah.

Senggang artinya irama perkutut itu memiliki intonasi , atau jeda relatif senjang. Tidak rapat (nrithik) , tidak buru-buru (ngosrog). Istilah kongmania kata senggang ini sering disebut dengan perumpamaan “mad” atau “laras”. “Kita (kongmania , red) sering menyebutnya dengan kata letih ,” ujar Saiful , juri bersertifikat nasional asal Kediri.

Pendekatan arbiter yang lebih ketahui lazim , barangkali yakni mendayu-dayu.

Kriteria lain yang mesti dimiliki pada mutu irama perkutut yakni lenggang. Padan kata dari lenggang yakni bernada melankolis dan ritmis. Atau juga bernuansa romantis.
Akan lebih bernilai tinggi , jikalau mutu lenggang ini berunsur spesifik. Atau dalam bahasa kongmania , berunsur “nyele”. Maknanya berlainan dengan yang lain.

Patut disepakati , apresiasi kepada irama perkutut (irama alam) berlainan dengan aspresiasi tangga nada (notasi). Standardisasi irama perkutut bergantung pada cita rasa. Tidak maton (tidak baku) dan terus bertambah sesuai dengan temuan dan kesuksesan inovasi ternak dan segemen pasar perkutut itu sendiri.

Konsekekuansinya , metode penialaian keindahan bunyi perkutut tidak berlaku surut (pengurangan) sebagaimana analisa tangga nada lagu , namun berlangsung maju (penambahan).

”Di kongkurs burung perkutut , juri bukan mencari kesalahan bunyi burung , namun mencari keindahan bunyi. Ditunggu , hingga perkutut itu mengeluarkan bunyi terbaiknya , gres kita nilai ,” lanjut Saiful.

Data empiris , puncak apresiasi irama perkutut terus mengalami kenaikan , jikalau enggan menyebut pergantian , setiap kurun waktu. Di kurun kejayaan perkutut setempat , tahun 80-an ke bawah , penetrasi rasa kongmania terkonsentrasi pada alunan nada perkutut engkel atau genep (empat ketukan. Yakni kla..ke..tek..kung).

Pasalnya kurun tersebut masih didominasi perkutut jaringan atau undhuhan (mengambil anakan burung) dari alam. Wirama (nada) Perkutut Bongkok hasil olah sangkar , belum begitu dikenal.

Karena perkutut yang ada di alam cuma menghidangkan bunyi engkel , orang pun lantas mencari puncak keindahan bunyi pada perkutut yang memiliki bunyi engkel.(bersambung)

BURSA PERKUTUT BEKUALITAS CALL 081 335 596 811

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel