-->

30 Pelukis Indonesia Gelar Ekspo Virtual Sepanjang Bulan Desember 2020

SURABAYA, – Tiga puluh pelukis dari banyak sekali daerah di Indonesia memamerkan karya-karya mereka secara virtual, selama sebulan sarat pada Desember 2020.


Pameran bertajuk ‘Virtual Joint Painting Exhibition in December’ ini diselenggarakan Pasar Lukisan-com, galeri online yang khusus diperuntukkan terhadap para pelukis supaya karya-karya mereka mampu lebih banyak lagi diapresisasi masyarakat.


“Ini yakni solusi yang diperlukan akan memecahkan kebekuan aktivitas kesenian, khususnya pameran seni rupa, akhir pandemi yang belum kunjung rampung,” kata M. Anis, penanggung jawab pekan raya virtual ini.


Ada misi lain yang tak kalah penting, lanjutnya. “Dalam kondisi yang tidak normal kini ini, celakanya penduduk Indonesia setiap saat justru dijejali dengan info politik yang menyesakkan,” katanya.


Menurut beliau, semestinya pandemi salah satunya harus dilawan dengan suasana yang segar dan menghibur agar mampu menghasilkan imunitas kepada badan.


“Pameran virtual ini, salah satu misinya yakni menyebar luaskan keindahan lewat karya lukis, selaku upaya untuk menghadirkan kesejukan pada penduduk ,” tambahnya.


Beda dengan ekspo virtual yang sekarang memang dijadikan selaku alternatif oleh para pelukis, pameran virtual yang diselenggarakan PasarLukisan.com ini mengajak para pelukis untuk memanfaatkan medsos seoptimal mungkin.


Caranya dengan berbayar, sehingga lukisan-lukisan mampu menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Dengan berbayar di platform Facebook dan Instagram, maka tiap-tiap lukisan akan mampu eksklusif dirasakan oleh lebih banyak lagi pengguna medsos tersebut.


Terobosan


Djoko Sutrisno, pelukis dari Ubud, Bali yang ikut pameran virtual ini menyatakan, festival virtual ini adalah langkah yang manis alasannya adalah ditunjang dengan fasilitas , tenaga dan managemen yang profesional.


“Program ini adalah jalan keluar untuk memaparkan karya perupa kepada audiens. Perupa bisa up date karya terbarunya. Apalagi kalau terjadi transaksi, berarti nilai tambah dalam perbaikan ekonomi pribadi. Pada era digital kini ini sangatlah efektif bila kami, para perupa memanfaatkan IT secara maksimal,” katanya.


Susmiadi, pelukis yang tinggal di Kencong Kabupaten Jember, Jawa Timur menyatakan sangat mendukung pemikiran bazar virtual ini. Sebab pada periode pandemi ini para perupa pelukis justru semakin banyak berkarya, namun tidak ada potensi untuk.memamerkan hasil karyanya baik lewat bazar tunggal atau pekan raya campuran


“Saya sungguh mengapresiasi ilham dan kreatifitas ini, sehingga aku mengirim tujuh karya untuk dipamerkan pada buan Desember ini. Bagi pecinta seni atau kolektor sendiri, bazar ini saya kira juga lebih efektif dan kondusif dalam situasi pandemi, tanpa mereka harus ke luar rumah untuk melihat hasil karya para pelukis yang dipamerkan. Semoga festival ini akan menjadi terobosan terbaik bagi pelaku seni lukis, dan berguna juga bagi para pecinta seni,” kata Susmiadi.


Sementara Ismail Marjuki, pelukis dari Bekasi, Jawa Barat menganggap ekspo virtual ini menjadikan para pelukis tetap eksis.


“Kita tetap berpameran meskipun ada pandemi yang jadi penghalang buat kita semua. Jadi kita tetap antusiasdalam berkarya dan berpameran, tetap eksis, meskipun antara pelukis dan penikmat karya tidak mampu bertemu pribadi. Sebagai seorang seniman aku merasa senang mampu juga melihat karya sahabat-sahabat yang begitu manis,” kata Ismail Marjuki, salah seorang peserta festival virtual bulan Desember ini.


Ketiga puluh pelukis yang berpameran pada sebulan penuh pada Desember ini masing-masing adalah M. Nasruddin, Ali Taufan, Ary Indriastuti (ketiganya dari Sidarjo), Anggik Suyatno, Daniel de Quelyu, Sri Murniati Murni, Nabila Dewi Gayatri, Paulina dan Pingki Ayako (Surabaya), Azam Bakhtiar (Malang), Eggita Wahyudi dan Yudi Dogol (Gresik), Camil Hady (Lamongan), Eko Tomo (Jombang), Esthi Hayati (Bondowoso), Susmiadi (Jember), Syamsul Anim (Mojokerto), Tri Irianto (Banyuwangi), Ruslan (Kediri), Aries Maulana (Blitar), , Nurindrini (Solo), Cak Min Mustamin dan Karang Sasongko (Klaten), Agus Salim (Ungaran), Masruri (Tegal), Triani Trinil (Purwokerto), Tyas Febrian (Sukabumi), Ismail Marjuki (Bekasi), Sulis Listanto (Kota Depok) dan Djoko Sutrisno dari Ubud, Bali. (*)


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel