-->

4.429 Ton Beras Impor 2018 Masih Menumpuk Di Gudang Bulog Mojokerto

MOJOKERTO, – Beras sisa impor tahun 2018 di Gudang Beras Bulog (GBB) Kabupaten Mojokerto masih cukup banyak dan sampai sekarang masih menumpuk. Total ada 4.429.433 kilogram atau sekitar 4.429 ton.


Pantauan , beras yang diimpor ini menumpuk tinggi, meski kini memasuki panen raya. Nampak terperinci pada sejumlah karung beras tertulis beras putih asal India dan Pakistan.


Beras asal dari India diantaroleh Sukhbir Agro Energy Limited dan beras asal Pakistan dikirim oleh Garibsons (PVT) LTD.


Hal itu memiliki arti beras impor tahun 2018 belum semuanya dikeluarkan dari GBB Bulog Sooko, Mojokerto, Jawa Timur.


Situasi ini tak lepas dari kebijakan impor 2,25 juta ton beras yang dikerjakan pemerintah pada 2018. Penyebabnya sebab naiknya harga beras pada awal Januari 2018. Tapi saat itu, tak siapa pun di pemerintahan oke dengan impor beras ini.


Sumber terpercaya di internal GBB Sooko membenarkan sejumlah beras tersebut merupakan berasal dari India dan Pakistan. “Iya itu beras impor dari India dan Pakistan, namun tahun 2018,” katanya, Rabu (24/03/2021).


Saat ini cadangan beras Bulog Mojokerto mencapai sekitar 18.500 ton. Namun, dia tidak menjelaskan berapa persen dari sisa stok yang ialah beras impor tahun 2018, sampai kapan akan membusuk atau kadaluarsa, dan kapan akan disalurkan ke pasar.


Namun, dia mengklaim beras tersebut masih dalam keadaan baik. “Statusnya masih beras baik. Kita nunggu DO (delivery order), tergantung penugasan (pendistribusian atau penyalurannya),” ungkapnya.


Terpisah, Kepala Perum Bulog Mojoketo, Renato Horison juga membenarkan sisa beras impor masih ada. “Iya betul, stok yang kami kuasai 4.429.433 kilogram (4.429 ton lebih). Tidak hanya dari India dan Pakistan ya pak, namun juga dari Vietnam,” jawabnya.


Disinggung soal wacana soal impor beras tahun 2021, beliau enggan memperlihatkan komentar. “Yang pasti itu persoalan pusat, saya tidak inginberkomentar,” ujarnya.


Untuk saat ini pihaknya akan konsentrasi sesuai kode kantor pusat. Yakni, fokus kepada perembesan gabah para petani Mojokerto. Mengingat panen raya sudah dimulai dalam minggu-ahad ini.


Menurutnya, ada peningkatan yang cukup signifikan untuk apa penyerapan gabah dan beras di panen raya kali ini.


“Kami konsentrasi bagaimana penerapan ini bisa mendukung atau memadai kebutuhan cadangan beras Bulog (CBB) sesuai yang ditargetkan oleh pemerintah,” paparnya.


Ia memastikan, akan membuka seluas-luasnya pintu gudang gudang Bulog untuk menyerap hasil dari petani lokal.


“Untuk ketika ini stok di kami yaitu 18.500 ton jadi cukup besar sekali. Apalagi dikala ini kami melaksanakan peresapan untuk apa dari petani petani sehingga kemungkinan besar stok ini akan mengalami penambahan Jadi cukup lama sekali untuk apa kebutuhan yang ada di sini,” ungkap Renato.


Lebih lanjut, Renato menyampaikan, stok beras untuk keperluan sampai simpulan tahun 2021 kondusif . Ditambah, pada panen raya kali ini untuk daerahnya menargetkan 21.000 ton. sampai sampai hari ini sudah melakukan perembesan hingga dengan hari ini 598 ton.


Tetapi diperkirakan setiap hari akan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya panen di kawasan Mojokerto ini menjadi salah satu aspek.


“Alhamdulillah di minggu-ahad ini pas kebetulan panennya telah mulai ini cuacanya sangat mendukung curah hujan semakin berkurang harapan besar mutu makin baik sehingga kami bisa mempermudah dalam hal perembesan gabah ataupun beras dari petani lokal 21000 ton,” tandasnya.


Sedangkan untuk harga beras, Renato mengatakan, sesuai dengan Permendag nomor 24 tahun 2020. ialah, beras harganya Rp. 8.300 perkilo dan harga gabah kering giling Rp. 5300.


Baru-baru ini dikabarkan, para petani dikabarkan mengeluh sebab harga gabah anjlok. Menanggapi hal itu, dia menerangkan, yang mempengaruhi harga gabah anjlok yaitu kualitas gabah dari petani itu sendirinya


“Itu dari kualitas. Mungkin pada saat itu curah hujan yang cukup tinggi sehingga kadar air maupun hamanya sangat tinggi dan rata-rata banyak yang belum waktunya di panen. Sehingga banyak butir hijau dan butir kuningnya ,” ungkapnya.


Gabah yang berkualitas itu mampu dilihat dari dua hal. Pertama, dari sisi abad panennya mencukupi 90 hari dan Kedua, final dipanen tuh eksklusif dilakukan penjemuran.


“Jadi jangan dahulu diendapkan di sawah, itu mengakibatkan kondisi beras akan menjadi kuning dan apa pada akhirnya kualitasnya menurun,” tandasnya.


Ditambahkannya, pihaknya akan lebih menyukai beras yang berkualitas baik. Sebab, bisa menolong dalam perembesan dan pemenuhan keperluan.


“Kita sungguh suka sekali sangat bahagia sekali mampu dibantu dalam hal untuk penyerapan atau pemenuhan dari CBB yang diingkan oleh pemerintah,” imbuhnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel