Banyak Dikejar , Tanaman Hias Janda Bolong Langka Di Surabaya
SURABAYA, – Belakangan tumbuhan hias janda bolong banyak dikejar para pecinta tumbuhan hias di Kota Surabaya. Hingga keberadaan tumbuhan yang mempunyai nama ilmiah Monstera Adansonii inipun semakin langka di pasaran.
Penjual tumbuhan hias di Ketintang, Surabaya, Tayeb (60), mengatakan janda bolong menjadi langka di pasaran karena tingginya seruan terhadap flora menjalar itu. Sementara stok didaerah asalnya menipis.
“Barangnya itu ndak ada kini itu. Kayak diserbu sama orang-orang itu sampai habis,” tuturnya, Jumat (16/10/2020).
Tayeb menambahkan, balasan kelangkaan flora janda bolong di pasaran. Para penjual tanaman hias terpaksa memaksimalkan harga hingga dua kali lipat. Dari lazimnya seharga Rp 20 ribu kini dijual menjadi Rp 50 ribu. Bahkan kata dia, janda bolong setinggi 20 sentimeter saja bisa dihargai Rp 500 ribu.
“Janda bolong ketinggian 20 sentimeter sampai 30 sentimeter, (batangnya) telah menjalar (daunnya) lebat itu harganya sampai Rp 500 ribu,” lanjut Tayeb.
Sedangkan ditempatnya, janda bolong seukuran jari orang dewasa dengan satu sampai dua helai daun, dijual seharga Rp 20 ribu. Itupun dibilang Tayeb, masih laku manis diburu pembeli. Dalam sepekan saja, 20 pot janda bolong ludes terjual.
“Yang besar-besar sudah ndak ada, tinggal kecil-kecil begini,” tandasnya.
Pada kesempatan itu Tayeb bercerita mengenai asal usul istilah Janda Bolong hingga disematkan pada tanaman orisinil Benua Amerika tersebut. Hingga mengkategorikannya selaku tanaman langka berharga fantastis.
Waktu itu, ada seorang janda muda di Probolinggo yang mempunyai koleksi tanaman ini. Namun, daun tak seperti janda bolong kebanyakan berwarna hijau botol. Melainkan putih mirip kelopak bunga. Karena unik, masyarakat pun berhasrat mengembangbiakkannya. Akan tetapi usaha ini dikatakan Tayeb, tidak sukses.
“Lainnya ndak bisa, hanya orang situ saja. Ya mungkin kebetulan begitu,” tandasnya.
Akhirnya, penduduk menamai flora yang mempunyai nama lain Puteri Jendela ini selaku janda bolong. Janda merujuk status si empunya, sedangkan bolong lantaran ciri khas daun tumbuhan ini senantiasa berlubang. “Ya terkenalnya dari situ,” pungkasnya.