Dari Atas Bahtera, Cowok-Nelayan Tolak Pengeboran Migas Di Desa Tanjung Pamekasan
PAMEKASAN, -Rencana pengeboran Migas di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu Pamekasan pada 2022 mendatang menerima penolakan dari Pemuda Desa Tanjung dan nelayan pesisir Jumiang dan desa Padelegan.
Penolakan dilakukan dengan cara penyebaran baliho di beberapa bahtera dan sampan milik nelayan di pesisir pantai desa Padelegan, Rabu (21/04/2021) siang.
Beberapa baliho dengan tulisan penolakan dipasang dan dipegang oleh para nelayan. Baik di atas perahu maupun di pinggir.
Rachmat Kurnia Irawan, Koordinator Pemuda dan Nelayan desa Tanjung dan Padelegen Pademawu menyampaikan, bahwa penduduk sekitar lokasi pengeboran gas ditengah maritim menyatakan menolak keras.
Dikatakan, ada beberapa alasan penolakan, pertama ia selaku generasi dan perjaka setempat bersepakat untuk menjaga ekosistem maritim dari aneka macam pengrusakan. Termasuk pengeboran.
Kemudian, jikalau pengeboran ini berlanjut, maka ditentukan daerah operasional para nelayan akan berkurang dan terbatas.
“Belum lagi berbicara efek dari pengeboran terhadap lingkungan dan ekosistem maritim. Nelayan dari beberapa desa yang ada akan terbatasi operasionalnya,” kata iwan.
Dari agresi tersebut, cowok dan para nelayan yang lain akan melanjutkan aksinya ditengah maritim khususnya lokasi yang hendak di bor.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Pamekasan Muharram, menyampaikan, akan ada lokasi pengeboran migas di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu pada tahun 2022 mendatang.
Rencana itu terkuak usai konferensi dengan perwakilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) Wilayah Kerja (WK) Sampang, Medco Energy Sampang Pty Ltd pada 12 April lalu.
Pemkab Pamekasan bersama perwakilan Medco Energy Sampang sudah membicarakan analisis imbas lingkungan ihwal pengembangan Lapangan Paus Biru oleh perusahaan itu.
Dijelaskan, Lapangan Paus Biru ini ialah Pengembangan Lapangan (Plan of Development – POD) di Wilayah Kerja (WK) Sampang, Jawa Timur oleh KKS-WK Sampang, atas investasi pengeboran dan buatan migas sebesar Us 80 juta dolar.
“Itu konferensi awal kami karena Medco Energy Sampang meminta rekomendasi dan pertimbangan terkait sosialisasi pada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Muharram, Investasi tersebut rencananya akan dipakai untuk melakukan kegiatan pemboran 1 (satu) sumur pengembangan, membangun wellhead platform (WHP), membangun subsea pipeline, dan memodifikasi fasilitas eksisting WHP Oyong dan offshore production facilities (OPF) Grati.
Humas Medco Energy Sampang Arif Rinaldi mengatakan, pembangunan Lapangan Gas Paus Biru akan meliputi pengeboran dan operasional dua sumur yang hendak dijalankan di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Selain melaksanakan pengeboran, Medco Energy Sampang bakal memasang pipa bawah maritim dari WHP di Lapangan Paus Biru ke eksisting WHP di Lapangan Oyong. Lalu, dialirkan menuju ke OPF Grati eksisting untuk dipisahkan fasa cair dan gas.
Dari aktivitas-kegiatan tersebut, diharapkan Lapangan Paus Biru mampu memulai aktivitas buatan pada 2022 dengan volume gas sekitar 31 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Berdasarkan analisis keteknikan produksi tersebut dapat dipertahankan hingga batas simpulan persetujuan kerja sama adalah pada tahun 2027, dan sesuai rencana, gas yang dibuat akan digunakan untuk sumber energi pembangkit Grati.