-->

Cerita Tukang Servis Jok Motor Di Surabaya Kuliahkan Anaknya Hingga Jadi Sarjana

SURABAYA, – Siapa sangka jika Dul Muid (45), laki-laki asal Kediri yang kesehariannya berprofesi selaku tukang servis jok motor di Surabaya ini memiliki buah hati seorang sarjana hukum sekaligus artis Youtube.


Lapak ala kadarnya, tanpa alas dan cuma beratap terpal bekas di pinggir Jalan Ngagel Jaya Selatan, menjadi tempat Dul Muid mengais pundi-pundi rejeki hingga mengirim anak semata wayangnya sukses menjangkau gelar sarjana hukum di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).


Kisah penuh usaha berujung anggun yang dilakoni Dul Muid bermula pada tahun 1993, kemudian. Ketika itu, ia diajak rekannya mengadu nasib ke Kota Surabaya.


Entah karena apa, di perantauan keduanya menetapkan membuka jasa tukang servis jok motor selaku perjuangan rintisan. Temannya sebagai atasan dan beliau sebagai anak buah. Pada usaha itu diakui Dul Muid, mereka sama-sama tidak berbakat sebagai tukang servis jok motor.


“Awal buka langsung (sambil) mencar ilmu. Ya sama-sama nggak bisanya. Bos-nya nggak bisa, anak buahnya juga ndak mampu,” aku Dul Muid dengan logat Jawa, Sabtu (23/1/2021).


Namun mereka berasumsi, dengan semangat melakukan pekerjaan berlandaskan tekad besar lengan berkuasa pasti akan menemui titik terang. Terbukti, cuma beberapa tahun berlangsung, lapak servis jok motor yang mereka kelola menerima konsumen.


Karena ramai, Dul Muid kemudian berinisiatif membuka lapak gres. Modal tabungan sebesar satu juta rupiah di kantong, beliau putar sedemikian rupa. Kini Dul Muid tidak bergantung pada siapa-siapa, beliau melakukan pekerjaan secara mampu berdiri diatas kaki sendiri dengan kios sederhana.


Tahun 1996, putra kesayangannya lahir. Dul Muid memberi nama Andri Wahyuono. Meski beliau dan istri masih tercatat sebagai warga Kediri, justru anaknya resmi menyandang status sebagai penduduk asli Kota Surabaya.


Dul Muid sengaja mendaftarkan anak tunggalnya itu selaku warga Kota Surabaya supaya menerima kemudahan dari pemerintah lokal ketika bersekolah sampai bekerja.


“Biar mudah sekolahnya, bekerja juga gampang,” kata beliau.


Dengan kedatangan Andri, semangat bekerja Dul Muid semakin terpacu. Kendati dirinya cuma mampu mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD). Tekat kuat menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi terus bergelora. Tak peduli, simpanan kosong atau tetap hidup di rumah kontrakan.


Untuk menghidupi anak istri, pria berkulit sawo matang ini mengatakan, saban hari ia mesti membuka lapak servis jok motor pada pukul 09.00 WIB dan baru tutup pukul 17.00 WIB. Tetapi kalau banyak pesanan, Dul Muid terpaksa lembur hingga larut malam.


“Kalau langganan showroom-showroom itu sering pesan banyak, jadi lembur hingga jam 21.00 WIB. Kadang hingga larut malam,” lanjutnya.


Untuk harga kulitan jok motor termurah dijelaskan Dul Muid, dibanderol seharga Rp 40 ribu sedangkan paling mahal seharga Rp 65 ribu. Tergantung kualitas dan disain kulitan jok motor.


“Yang Rp 40 ribu itu artifisial, yang Rp 65 ribu itu carbon biker. Kalau asli polos, juga ada, Rp 50 ribu,” urai Dul Muid.


Dalam sehari, beliau biasa melayani sampai sepuluh pelanggan. Namun akhir-akhir ini pendapatannya merosot tajam, gara-gara corona. Ada lima konsumen saja, kata Dul Muid, dirinya sudah merasa bersyukur sekali.


Walau demikian, beliau memaklumi. Bukan hanya tukang servis jok motor menjadi korban ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Sektor lain juga tak kalah miris. Lagi-lagi, kalimat syukur tetap Dul Muid ucapkan.


“Alhamdulillah, yang penting anak aku telah lulus kuliah,” tandasnya.


Sebenarnya, dongeng pilu bukan kali ini Dul Muid alami. Persaingan antar tukang servis jok motor disana sampai obrakan Satpol PP Pemkot Surabaya kerap dia hadapi. Tapi sambil tersenyum, Dul Muid seperti tak menganggapnya suatu hambatan mencari nafkah.


“Kalau ada obrakan, tergesa-gesa tak amankan. Kan gampang,” tukasnya.


Seakan berusaha melalaikan nasib, Dul Muid kembali bercerita seputar putra kesayangan yang kini telah diperkerjakan selaku guru Sekolah Dasar Kartika Kodam V Brawijaya. Meski selaku guru honorer, Dul Muid tetap bangga. Terlebih, Andri telah tak menjadi beban orang tua.


Bukan itu saja, kata Dul Muid, anaknya sekarang juga dikatakan selalu sibuk syuting mencari konten Youtube. Selain jadi guru honorer, lulusan sarjana hukum tersebut juga sebagai youtuber.


“Kemarin ijin ke Pakuwon, katanya syuting apa saya nggak ngerti,” ucapnya polos.


Dilihat nama akun Youtube putra Dul Muid, Andri Gabbar. Akun ini memiliki empat video yang diupload pertama kali sekitar enam bulan kemudian. Meski begitu, sekurang-kurangnya ada 1,03 ribu subscriber. Kebanyakan konten yang disuguhkan seputar lagu tembang jowo-an.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel