-->

Eksotisme Jeram Coban Tundo Malang Yang Mengerikan

MALANG, – Coban Tundo, air terjun yang berada di Desa Tambakasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, dulunya diketahui sebagai kawasan indah nan eksotis. Lantaran banyak korban di kawasan wisata itu, sekarang daya tarik si curug berubah “mengerikan”.


Tebing bebatuan cadas Coban Tundo menambah kesombongan air terjun (air terjun yang rendah; riam) . Keberadaannya pun seoalah semakin ganas, tak banyak pelancong yang ke curug itu.


Salah seorang warga, Sunari, mengatakan, sejak banyak korban tenggelam, masyarakat sekitar menetapkan untuk menutup Coban Tundo, meski masih ada beberapa turis yang berkunjung. Namun, itu pun harus didampingi guide setempat warga sekitar.


“Sudah usang tempat ini sepi hadirin, ya alasannya warga sini baiklah ditutup saja. Banyak korban meninggal tenggelam. Tapi masih ada satu atau dua turis yang datang, itu pun mereka diwanti-wanti biar hati-hati dan harus didampingi warga,” ungkapnya, Minggu (31/10/2020).


Sambil mengenang-ingat, Sunari menyebut sedikitnya ada enam hadirin tewas tenggelam abad berenang di dalam cekungan. Jumlah itu belum termasuk sejumlah kejadian yang terjadi di sekitar tempat. Mulai dari hanyut terseret derasnya arus sampai jatuh terpeleset.


“Banyak sekali, ada yang jatuh dari Tundo Siji (Undakan Satu). Untungnya selamat,” kata ia.


Jalan menuju ke Coban Tundo Malang. /Mokhamad Dofir/

Jalan menuju ke Coban Tundo Malang. /Mokhamad Dofir/


Enggan dikait-kaitkan dengan hal mistis atas banyaknya korban tewas di Coban Tundo, Sunari menyampaikan, kemungkinan hal tersebut akibat deretan geologi riam yang memang membahayakan.


Coban Tundo merupakan riam berundak dengan empat jeram. Untuk menuju kesana, para petualang mesti rela menempuh jarak 58 kilometer dari Kota Malang.


Kemudian, dari pemukiman terdekat Dusun Wonorejo Desa Sukodono Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Perjalanan masih mesti berlanjut menggunakan motor melintasi area perkebunan yang cukup menegangkan.


Medan berbahaya dengan kondisi perlintasan licin serta jurang di kanan kiri jalan, memicu adrenalin bagi para petualang. Jika lengah sedikit, fatal karenanya. Pemotor besar kemungkinan terperosok kedalam jurang.


Sepanjang perjalanan turis bakal dihidangkan hamparan bukit hijau dengan panorama pantai selatan di ujungnya. Curamnya rute perjalanan menjadi pengalaman tersendiri yang tak terlewatkan. Untuk melepas penat, pengantar biasanya menawarkan rehat sejenak di beberapa pondok kayu milik petani sekitar.


Usai berkilo-kilo meter perjalanan. Pengunjung kemudian berhenti di jembatan kecil yang dibangun warga. Petualangan belum berhenti disitu. Dimulai dengan undakan pertama, disebut selaku Tundo Siji atau tingkat satu.


Coban Tundo Malang. /Mokhamad Dofir/

Coban Tundo Malang. /Mokhamad Dofir/


Menuju ke Tundo Siji, pelancong harus menuruni bukit dengan berjalan kaki menerabas kebun kopi milik warga. Air menggeluti di undakan ini mempunyai ketinggian belasan meter dengan kedalaman cekungan kurang dari 2 meter.


Kemudian dilanjutkan ke Tundo Loro (undakan kedua), hadirin kembali diminta menuruni bukit. Kali ini, waktu tempuh sekitar 10 menit berlangsung kaki, naik turun lereng bukit. Ketinggian penderasan Tundo Loro meraih puluhan meter dengan kedalaman cekungan hingga 8 meter. Di curug ini, bidang batuan sedimen luas membentang. Sangat cocok untuk berswafoto atau sekedar melepas penat.


Lalu Tundo Telu atau undakan ketiga. Sama halnya Tundo Siji dan Loro, pengunjung juga tetap harus menuruni bukit melalui jalan setapak perkebunan yang licin serta berbatu dengan waktu tempuh sedikit lebih usang, adalah 15 menit sampai 20 menit. Undakan di tingkat ini memiliki air terjun paling tinggi diantara yang lain, dengan bentang fatwa air menuju undakan keempat sangat pendek sehingga cukup berbahaya bila berenang disana.


Kendati demikian, di Tundo Loro lah, justru korban tewas kerap didapatkan, “Dibawahnya itu ada semacam pusaran, lalu waktu kita tenggelam ya berputar terus disitu nggak bisa muncul lagi,” urai Sunari.


Sedangkan Tundo Papat atau undakan keempat sangat jarang dikunjungi karena sulitnya saluran menuju ke curug. Biasanya, pelancong oleh warga sebatas berenang di Tundo Siji, selain dangkalnya cekungan juga arus aliran air tidak begitu deras sehingga kondusif.


Bekas kemasyuran jeram di pesisir pantai selatan ini tampakdi sekeliling curug. Onggokan pagar pembatas yang sengaja dibuat hingga anak tangga setapak, sekarang tinggal kenangan. Juntaian semak belukar serta erosi telah menghancurkannya.


Coban Tundo Malang. /Mokhamad Dofir/

Coban Tundo Malang. /Mokhamad Dofir/


Walau eksotisme berganti mengerikan, bagi para petualang daya tarik Coban Tundo tetap saja mengagumkan.


Oleh sebab itu, kesiapan mental, fisik serta kehati-hatian sangat dipercaya untuk memulai berpetualang ke Coban Tundo.


Bagi pelancong pemula, diusulkan memakai jasa warga sekitar mengantar ke lokasi jeram biar selamat sampai tujuan. Cukup mengeluarkan uang Rp 60 ribu, untuk tarif Pulang Pergi (PP), keindahan curug telah bisa dinikmati..


“Kami antar PP hingga puas, kita tungguin,” tegas Sunari.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel