Ini Perumpamaan Keluarga Awak Kri Nanggala-402 Di Lamongan, Usai Dinyatakan Gugur
LAMONGAN, -Menyusul 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan gugur, Miya Sri Ekawat (29), istri Kelasi Kepala Edi Siswanto ABK KRI Nanggala-402 meminta pemerintah secepatnya mendapatkan kapal selam yang didalamnya terdapat jasad suami bersama 52 rekannya.
“Kami selalu berdoa dan berharap pemerintah secepatnya mendapatkan kapal selam Nanggala-402,” kata Sri panggilan sang istri Edi Siswanto, di kediamannya Dusun Semelo, Desa Sumberaji, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Minggu (25/04/2021).
Sejak mendengar kabar tenggelamnya kapal selam Nanggala-402. Keluarga Edi Siswanto yang menjabat Juru Lisna 2 dari satuan Komando Armada II Kapal Selam makin pilu. Sebab Sari (Ibu kandung Edi Siswanto) gres 2 bulan lalu meninggal dunia.
“Selama ini kami tinggal di rumah bertiga dengan Almarhuumah (Mertua Miya Sri Ekawat) yang meninggal sekitar dua bulan kemudian. Kini semakin murung mendengar sang suami tercinta menyusul ibunya dengan gugur melaksanakan peran negara.” Ujar Sri.
Kini Miya Sri Ekawat harus menjalani hidup sendiri tanpa sang suami Edi Siswanto, alasannya adalah selama 6 tahun tepatnya 2016 pernikahan keduanya belum dikaruniai momongan.
Sementara itu, keluarga Serda Harmanto serdadu yang gugur bersama tenggelamnya KRI Nanggala-402, asal Desa Beru, Kecamatan Sarirejo, Kabupaten Lamongan hanya mampu memberikan doa yang terbaik untuk kapal selam tersebut.
Sulam, paman Serda Harmanto mengaku sesudah mendengar kabar isu yang menimpah kapal selam Nanggala-402, beliau sekeluarga setiap sore berkunjung ke Elli (Istri Harmanto) yang tinggal di Desa Tumapel, Kecamatan Duduk Sampean, Kabupaten Gresik yang berjarak 3 kilometer.
Untuk dikala ini, Sulam meminta jangan ke tempat tinggal Imam (Bapak Serda Harmanto). Karena dikala ini Tasona (58) ibunda Serda Harmanto sungguh syok perihal apa yang menimpah putranya.
“Ibu Serda Harmanto mempunyai riwayat sakit jantung, jadi mohon sementara jangan diganggu dahulu,” terperinci Paman Harmanto.
Almarhum Serda Harmanto meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. “Tidak kuat bacanya. Ya Allah supaya para prajurit yang gugur Kau tempatkan di surgaMu dan dicatat sebagai para Syuhada’. Teruntuk sepupu kami Serda Harmanto dan seluruh tentara yang gugur, Husnul Khotimah insya Allah dan jannah untuk kalian,” ungkap Dini Rahmawati keponakan Serda Harmanto.
Diketahui tenggelammya kapal selam KRI Nanggola yang dibeli pada 2 April 1977, dipakai untuk memantau pergerakan pasukan Internasional untuk Timor-Timur (Interfet) pada 1999 tersebut, Mengalami black out di kedalaman 850 meter.