Jumlah Pasien Faktual Covid-19 Di Jember Melambung Alasannya Masifnya Tracking
JEMBER, -Beberapa hari terakhir terjadi lonjakan jumlah pasien nyata Covid-19 di Kabupaten Jember. Ini sebab ketika ini Pemkab Jember masif melaksanakan tracking terhadap masyarakat Kota Tembakau, disokong lembaga independen dari Surabaya.
Sekretaris Tim Percepatan Penanganan Covid-19 Jember Mat Satuki menyampaikan, dalam beberapa hari terakhir, tim massif dalam melaksanakan tracking kepada keluarga atau saudara bersahabat dari pasien Covid-19.
“Sehingga terungkap lonjakan jumlah pasien positif Covid-19, dan kembali memunculkan banyaknya zona merah di beberapa kecamatan di Jember,” kata Satuki, Kamis (19/11/2020).
Seperti yang terungkap dari data yang dirilis Tim Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember, Senin (16/11/2020). Terjadi lonjakan 60 perkara baru terkait terkonfirmasi konkret virus Corona ini.
Tidak cuma itu, untuk klasifikasi Zona Merah menjadi 6 kawasan, dari total 31 kecamatan se Kabupaten Jember.
Untuk aksesori masalah gres itu, secara rinci berada di Kecamatan Ambulu 7 masalah, Ledokombo 1 masalah, Kaliwates 10 masalah, 3 perkara, Bangsalsari 2 masalah, Sumbersari 11 perkara, Wuluhan 3 kasus, Tanggul 2 masalah, dan Tempurejo 1 perkara.
Kemudian lanjut Kecamatan Semboro 1 perkara, Silo 1 kasus, Jenggawah 2 perkara, Patrang 5 perkara, Rambipuji 5 kasus, Puger 1 perkara, Kencong 1 masalah, Jombang 1 masalah, Mayang 2 perkara, dan Kalisat 1 kasus.
Kecamatan yang masuk dalam zona merah itu diantaranya, Kaliwates, Patrang, Ajung, Rambipuji, Ambulu, dan Semboro.
“Data ini juga sama mirip yang dirilis pada hari Rabu (18/11/2020) kemarin, tetapi beda di zona merahnya yang berubah. Sebelumnya Rambipuji, kini telah kuning. Digantikan Jenggawah, lalu bertambah Kalisat, dan Sumbersari,” sebutnya.
“Berdasarkan data yang dirilis Tim Percepatan Penanganan Covid-19 pada Rabu (18/11) kemarin. Untuk total pasien faktual Covid-19 di Jember, kini meraih 1717 orang. Masih menjalani perawatan 250 orang. Sementara untuk pasien sembuh, meraih 1401 orang,” sambungnya.
Tindakan yang dilaksanakan untuk tracking pasien Covid-19 ini, lanjutnya, dijalankan pemeriksaan eksklusif melalui tes usap (swab tes). Sehingga banyak pasien terkonfirmasi konkret pasien Covid-19 yang terdeteksi.
“Dari tracking ini juga banyak didapatkan pasien terkonfirmasi covid-19 tanpa gejala. Meski terkonfirmasi aktual mereka tetap terlihat baik-baik saja tanpa menandakan tanda-tanda,” katanya.
Bahkan saat dijalankan tracking di wilayah Kampus Universitas Jember, dengan melaksanakan swab tes terhadap 100 pemuda. Didapatkan hasil positif Covid-19.
“Dari 100 swab test, ada 7 yang terkonfirmasi faktual corona. Ketujuh perjaka itu ialah pasien tanpa gejala,” ujarnya.
Senada dengan yang disampaikan oleh Satuki, Jubir Tim Percepatan Penanganan Covid-19 Gatot Triyono menyampaikan, terkait meningkatnya pasien Covid-19.
Selain masifnya Pemkab Jember melaksanakan tracking, disangka juga alasannya adalah adanya aspek penunjang lain yang menjadi penyebabnya.
“Banyak kemungkinan dari yang kita dalami informasinya. Mulai adanya demo UU Cipta Kerja, cuti bareng , kampanye Pilbup, dibukanya daerah wisata, hajatan, dan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tatap muka pribadi, dan tidak mematuhi protokol kesehatan,” ujar Gatot.
Terkait acara KBM melalui tatap paras , memang sudah diberlakukan di Jember.
“Di beberapa sekolah setingkat Sekolah Menengan Atas (praktek) dan Sejumlah Ponpes (Pondok pesantren) di Jember yang melakukan,” katanya.
Untuk lonjakan masalah pasien Covid-19 ini apakah lalu menciptakan kuota kamar isolasi overload (melampaui kapasitas) dan mengganggu penanganan Covid-19 di Jember?
Pria yang juga menjabat selaku Plt Kepala Dinas Infokom ini memberikan, untuk sementara ruang isolasi masih cukup.
“Tidak semua dirawat di rumah sakit. Ada juga yang di JSG (Jember Sport Garden), yang juga disiapkan sebagai rumah sakit darurat penanganan pasien Covid-19,” tandasnya.