-->

Korban Bahtera Tenggelam Di Jember Ternyata Warga Ber-Ktp Malang

JEMBER, – Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang dalam bencana alam kecelakaan 4 perahu karam di Pantai Pancer, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember ternyata berjulukan Mat Yasin (33) warga Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang.


Dia dimengerti berprofesi sebagai nelayan dan tinggal di Dusun Mandaran, Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger sesudah menikahi wanita dusun tersebut.


“Untuk korban hilang, ialah satu orang ABK bahtera yang tenggelam, sesuai KTP-nya yakni warga Kabupaten Malang. Tapi tinggal di Puger alasannya adalah menikah mampu warga Jember,” kata Kasatpolair Polres Jember Iptu M Naim saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (23/3/2021).


Naim menerangkan, kecelakaan maritim yang menenggelamkan 4 perahu nelayan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB pagi tadi.


“Ketika itu para nelayan yang naik jukung (perahu nelayan) pulang dari melaut menuju Pantai Pancer. Kemudian sesampainya di kawasan Plawangan ada ombak besar dan terjadilah laka laut. Total ada 4 perahu, 3 rusak berat, dan satu bahtera terbalik. Korban hilang ada di bahtera yang terbalik itu,” jelasnya.




Berita sebelumnya:





Naim mengatakan, saat bencana alam laka bahari itu, ketinggian ombak cukup tinggi. “Untuk ketinggian ombak sesuai dari gosip yang kami terima dari BMKG Surabaya, dikala itu setinggi 2 hingga 4 meter,” katanya.


Menurutnya, Satpolair Polres Jember telah berkoordinasi dengan Basarnas Jember dan peluangSAR lainnya untuk proses pencarian korban.


“Untuk pencarian korban, kami meminta bantuan Tim Basarnas dan dibantu Potensi SAR binaan Satpolair Puger. Untuk pencarian akan langsung dijalankan hari ini, dan selama 7 hari ke depan,” katanya.


Lebih jauh dia mengatakan, untuk mengantisipasi kecelakaan maritim dan timbulnya korban pihaknya mengimbau para nelayan untuk sementara tidak melaut.


“Karena cuaca tidak menentu, dan kami senantiasa mengawasi keadaan ombak dari BMKG Surabaya. Untuk saat ini, nelayan kami himbau untuk tidak melaut. Menunggu informasi pertumbuhan selanjutnya. Saat ini ombak masih berbahaya,” tandasnya.


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel