-->

Kue Keranjang, Dibentuk Setahun Sekali Pada Ekspresi Dominan Imlek

SURABAYA, -Salah satu pertanda peringatan Tahun Baru Imlek sudah datang yakni mulai hadirnya kue keranjang di pasaran. Baik di pasar tradisional, toko swalayan, maupun e-commerce.


Kue yang seperti dengan dodol ini, mempunyai tekstur yang lengket, cantik dan bikin ketagihan.


Bentuknya yang khas bundar dan berwarna cokelat tentu telah dikenal banyak orang. Namun, bagaimana asal seruan dari kudapan manis ini dan apa makna kedatangan kue keranjang pada dikala perayaan Tahun Baru Imlek?


Dikutip dari banyak sekali sumber, kudapan manis keranjang mempunyai nama orisinil Nian Gao atau Ni-Kwe yang disebut juga kudapan manis tahunan alasannya hanya dibuat setahun sekali pada kurun menjelang tahun baru Imlek.


Di Jawa Timur disebut selaku kue keranjang karena dicetak dalam suatu “keranjang” bolong kecil, sedangkan di beberapa tempat di Jawa Barat ada yang menyebutnya Dodol Cina untuk menunjukkan asal kudapan manis tersebut yakni Cina, walaupun ada beberapa golongan yang merujuk pada suku pembuatnya, yakni orang-orang Tionghoa.


Sedangkan dalam dialek Hokkian, ti kwe mempunyai arti kudapan manis anggun, yang menjadikan orang-orang tidak sulit menebak bila kudapan manis ini rasanya anggun.


Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini umumnya tidak dimakan hingga Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).


Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan selaku menu untuk menyenangkan ilahi Tungku supaya membawa laporan yang menggembirakan kepada raja Surga Hong Siang Te).


Selain itu, bentuknya yang bundar bermakna supaya keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang hendak tiba.


Di Cina terdapat kebiasaan ketika tahun gres Imlek untuk apalagi dahulu menyantap kudapan manis keranjang sebelum mengkonsumsi nasi selaku suatu pengharapan supaya mampu senantiasa beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.


Pada zaman dulu banyaknya atau tingginya kudapan manis keranjang menerangkan kesejahteraan keluarga pemilik rumah. Biasanya kudapan manis keranjang disusun ke atas dengan kue mangkuk berwarna merah di bab atasnya. Ini yaitu sebagai simbol kehidupan cantik yang makin menanjak dan mekar seperti kue mangkuk.


Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dapat disimpan usang, bahkan dengan dijemur dapat menjadi keras seperti kerikil dan abadi.


Sebelum menjadi keras kudapan manis tersebut dapat disajikan langsung, akan namun sesudah keras dapat dimasak terlebih dulu dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam dan disajikan hangat-hangat.


Dapat pula dijadikan sebagai bubur dengan cara dikukus lalu ditambahkan bumbu-bumbu kesukaan.


sumber: lenteratoday.com


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel