-->

Kuliah Lazim Di Stidar Sumenep, Ketua Banggar Dpr Ri Beber Sumbangsih Nu Kepada Nkri

SUMENEP, -Ketua Banggar DPR RI MH Said Abdullah menerangkan tentang sumbangsih Nahdlatul Ulama (NU) terhadap tegaknya NKRI. Menurut Said, Indonesia dan NU merupakan satu kesatuan yang tak mampu dipisahkan.


“Indonesia yaitu NU, NU adalah Indonesia. Makara, keduanya tak bisa dipisahkan. Pancasila dan Aswaja ialah benteng kuat NKRI,” jelasnya.


Hal itu disampaikan MH Said Abdullah ketika memberi kuliah biasa di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman (Stidar) di Gaddu Barat, Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (3/11/2020).


Acara bertema ‘Internalisasi Keislaman dan Kebangsaan’ itu dibuka Pengasuh pondok pesantren setempat, Kiai Ali Mufti Hamid. Dilanjutkan dengan kuliah biasa dan tanya jawab.


Said mengakui, paham aswaja kebangsaan NU membuat warga Indonesia bisa hidup guyub, rukun dan tenang.


“Indonesia bangun tegak alasannya adalah sumbangsih NU. Dan alasannya adalah NU lah kita bisa berada dalam satu rumah dengan semangat saling mengasihi dan melengkapi,” tambah Said.


Menurutnya, NU tidak memandang perbedaan selaku ancaman, namun selaku rahmat dan peluang untuk mampu saling melengkapi satu sama lain.


“NU mendakwahkan Islam dengan cara yang santun dan memghargai perbedaan. Oleh kesannya, tak heran jikalau proses Islamisasi di tanah jawa yang dikerjakan oleh Wali Songo nyaris tanpa pertumpahan darah,” ungkapnya.


Sejak permulaan, kata Said, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah menanamkan pilar-pilar fatwa kebangsaan dan toleransi. Itulah kemudian yang menjadi cikal bakal aliran NU yang menciptakan Indonesia bisa seharmonis saat ini.


“Dan itu terbukti, hingga hari ini, dengan 300 kelompok etnik, 1.340 suku bangsa dan 546 bahasa, kita mampu hidup berdampingan. Tak ada negara sedamai dan serukun Indonesia. Mari kita jaga ini,” tegas Said, menutup kuliah umum.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel