Lezatnya Belalang Krispi Dari Banyuwangi
BANYUWANGI, – Belalang serangga herbivora yang semula diketahui sebagai hama, ternyata bisa bernilai ekonomi tinggi bila dimanfaatkan secara kreatif dan inovatif.
Di Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi misalnya, serangga yang dianggap merusak daun kayu jati diburu untuk dijadikan olahan dan menjadi komoditas.
Nur Syamsi, warga Tegaldlimo, sudah merasakan keberuntungan mengolah belalang kayu yang dijadikan krispi, sebutan canggih untuk keripik atau olahan kering.
Keberuntungan Nur Syamsi pasti tidak cuma diperoleh dengan sekedar mengolah masakan belalang. Dia berinovasi dengan memasarkan olahannya itu di media umum. Dan, sukses. Permintaan tidak cuma tiba dari tempat Kabupaten Banyuwangi, tapi juga luar kota.
“Bukan hanya warga Banyuwangi yang berbelanja, tapi Juga luar Banyuwangi, mirip Bali, Jember, dan sekitarnya. Soal pengirimannya mudah, kita pakai jasa paket,” kata Syamsi, (6/2/2021).
Saat ini dia kerepotan memenuhi usul yang dari hari ke hari kian bertambah. Ketersediaan bahan utama, belalang, belum mampu beliau penuhi untuk menutup pesanan.
Dalam sehari, saat ini dia masih bisa melayani 4.000 hingga 5.000 ribu belalang, di atas angka itu ia belum mampu.
“Kita jualnya perseratus ekor. Jika yang rasa original harga seratus ekornya 25 ribu rupiah, kalau yang pakai tepung 30 ribu rupiah. Bila ingin mengolah sendiri, alias beli mentahnya namun telah dibersihkan, harganya hanya 10 ribu rupiah, mas,” imbuhnya.
Untuk pemesan secara daring, jelas dia, cukup mengetikkan keyword Belalang Banyuwangi atau walang goreng Banyuwangi di Facebook. Setelah itu, akun bernama Ayae Dita akan timbul dan siap menerima pesanan.