Masjid Di Jember Digembok Petugas Keamanan, Warga Tak Mampu Salat
JEMBER, – Pintu pagar masuk Masjid Rhoudatul Muchlisin Timur di Lingkungan Condro, Kelurahan Kaliwates, Kecamatan Kaliwates digembok petugas keamanan Masjid Rhoudatul Muchlisin Barat, Jumat (5/2/2021).
Masjid Rhoudatul Muchlisin Timur yang akrab oleh warga sekitar disebut Masjid Condro itu. Tidak cuma digembok pagar pintu masuknya petugas keamanan juga memasang dua banner berskala 2 x 1 meter dan 1,5 x 1 meter yang bertuliskan larangan tentang pelaksanaan salat Jumat, dan para jamaah masjid dihimbau untuk melakukan salat Jumat ke Masjid Rhoudatul Muchlisin Barat yang memang lokasinya lebih luas dan besar.
Dalam goresan pena banner tersebut, untuk penutupan masjid hanya dilakukaan dikala salat Jumat. Masih diperkenankan untuk kegiatan salat 5 waktu yang lain.
Namun demikian, terkait agresi penutupan pintu pagar bahkan hingga digembok. Membuat warga sontak ricuh dan kecewa. Pasalnya warga merasa tindakan itu tidak benar.
Karena lokasi Masjid Condro itu banyak digunakan warga yang sudah berumur untuk beribadah salat berjamaah. Dengan usulanjarak ke masjid lebih dekat.
“Tadi warga kami terkejut , dikala akan Salat Jumat. Tahu-tahu telah digembok (pagar pintu masuknya). Kita pun mengajukan pertanyaan kepada petugas keamanan yang katanya dari Masjid Rhoudatul Muchlisin Barat. Hanya dijawab salatnya di barat aja. Lah tujuannya apa? Kan kasihan jemaah yang akan salat ini,” kata Bilal dan Muadzin Masjid Rhoudatul Mukhlisin Timur (Masjid Condro) Eka Supriadi, Jumat (5/1/2021).
Eka mengaku kecewa dengan adanya penutupan masjid tersebut. Bahkan banyak jamaah masjid kecewa dan memutuskan tidak melakukan salat Jumat.
“Kami mau beribadah salat, lah bila ditutup ini bagaimana,” katanya.
Diketahui Masjid Rhoudatul Muchlisin Timur atau bersahabat diundang Masjid Condro itu adalah masjid yang telah ada lama bangun di daerah lokal. Bahkan masjid itu telah ada semenjak tahun 1980-an.
“Berdiri di tanah wakaf yang atas nama di sertifikatnya itu, Ahmad Syafii. Kemudian pada tahun 1990 an mengalami renovasi seperti kini dan digunakan ibadah salat itu,” katanya.
Untuk Masjid Rhodatul Muchlisin Barat, lanjutnya, juga dari tanah wakaf.
“Dari Tuan Abu Bakar dan dibangun kapan, maaf aku lupa. Kemudian mengalami renovasi jadi besar dan manis itu sekitar tahun 2015 kalau tidak salah. Siapa yang renovasi saya tidak tahu niscaya. Tapi kemudian ada Yayasan Rhoudatul Muchlisin itu,” ulasnya.
Terkait penggembokan yang dijalankan pada masjid, kata Eka, dikerjakan petugas kemanan Masjid Rhodatul Muchlisin Barat.
“Yang pengurusnya Yayasan Rhoudatul Muchlisin itu,” ucap pria yang juga warga Lingkungan Condro, Kelurahan Kaliwates, Kecamatan Kaliwates itu.
Senada dengan yang disampaikan oleh Bilal Masjid. Salah seorang jemaah masjid, H. Abdul Hadi juga mengungkapkan kekecewaannya.
“Saya tiba mau jumatan (Salat). Kaget saat hingga masjid sudah tergembok pagarnya. Saya salat disini jika 5 waktu, bahkan juga Jumatan itu,” kata Hadi.
Alasan pria yang berumur kurang lebih 50 tahunan itu Salat di Masjid Rhoudatul Muchlisin Timur.
“Karena jaraknya akrab dengan rumah saya yang lokasinya di belakang masjid sini. Saya mau berjalan jauh ke barat jaraknya kira-kira 500 meteran,” ucapnya.
Namun demikian, kata Hadi, pihaknya berharap ada kebijakan dari Yayasan Rhoudatul Muchlisin.
“Saya berharap dibuka gembok ini. Tapi bila tidak, terpaksa saya ke masjid barat,” katanya.
Pantauan di lokasi Masjid Condro petugas keamanan tampak berjaga. Bahkan Sejumlah anggota dari Polsek Kaliwates terlihat datang menunjukkan pendampingan semoga tidak terjadi keributan.
Tapi, alasannya adalah belum ada solusi. Selanjutnya perwakilan warga bareng pihak Yayasan diajak ke kediaman KH. Balya Firjaun Barlaman untuk melakukan diskusi terkait adanya langkah-langkah penggembokan tersebut.
Sampai info ini ditulis, pihak keselamatan ataupun dari Yayasan Rhoudatul Muchlisin belum mau dikonfirmasi.
“Nanti ya masih bertugas,” jawab koordinator petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya itu.