Nasib Tragis Pemijat Wanita Di Kawasan Pijat Plus-Plus Mojokerto, Dibunuh Ketika Nungging
MOJOKERTO, – Tempat terbunuhnya wanita berinisal A (35) asal Nganjuk oleh pelanggannya sendiri sementara waktu lalu di panti pijat Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto dimengerti ialah panti pijat plus-plus.
Panti pijat Berkah yang berada di pinggir jalan raya Desa Mlirip Kabupaten Mojokerto tersebut juga memberikan jasa prostitusi.
“Ternyata berdasarkan berita dari penduduk daerah pijat tersebut, memang ada plus-plusnya. Setelah konsumen dipijat, para pemijat memberikan pelayanan hubungan badan dengan tarif Rp 300 ribu sekali main,” kata Kapolresta Mojokerto, AKBP Deddy Supriadi, Jumat (19/02/2021).
Namun, di tempat panti pijat Berkah telah terjadi bencana berdarah alasannya adalah konsumen tidak mampu mengeluarkan uang layanan korelasi badan. Tragedi itu menimpa wanita pemijat asal nganjuk sampai menyebabkan nyawanya melayang.
Pemijat berusia 35 tahun itu didapatkan tewas bersimbah darah dalam keadaan setengah telanjang usai berhubungan badan dengan seorang laki-laki yang juga selaku pelaku pembunuhnya pada 04 Februari 2021.
Seorang laki-laki yang tega membunuh wanita malang tersebut merupakan warga asal Desa Wuluh, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang berinisial MI (25).
“Korban dibunuh pada ketika posisi menungging dengan cara membacoknya dengan (bendo) golok,” ujarnya.
Berdasarkan pengakuan tersangka, dia ingin bekerjasama seks, Namun tidak mempunyai uang. Sebelum melakukan kekerabatan badan tersangka terlebih dulu menyaksikan video porno di ponselnya .
“Sehingga dia (pelaku) melakukan pembuhunan yang sudah direncanakan dari rumahnya. Karena tidak mempunyai uang, ia membunuh korban,” Tandas Deddy.
Ia menjelaskan, tersangka MI datang ke panti pijat tidak hanya sekali. Pertama kali datang ke tempat tinggal pijat Berkah pada 2019.
MI dimengerti telah berkeluarga dan dua bulan pisah ranjang dengan istrinya. Dimana hal tersebut menciptakan dirinya tidak bisa menahan keinginan. ia pun kembali ke tempat tinggal pijat berkah pada Kamis (4/2) sekitar pukul 11.00 WIB untuk memuaskan nafsu biologisnya.
“Tersangka sengaja tiba ke kawasan pijat tersebut tanpa berbekal duit. Dia merencanakan senjata tajam yang dia bawa pakai tas ransel untuk membunuh korban,” terperinci Deddy.
Usai melalukan pembunuhan, pelaku terburu-terburu sehingga salah membawa celana. Dibekang pabrik Ajinomoto ia berhenti untuk menggunakan celana. Kemudian, 100 meter lagi berhenti lagi untuk menggunakan jaket.
MI pergi ke Jombang dan menggadaikan sepedanya terhadap rekannya senilai Rp. 1 Juta untuk digunakan kabur. Rencana permulaan, dia ingin ke Palembang, alasannya disana ada saudara dari ibunya. Namun, sesampainnya di Jakarta beliau merasa bekal duit Rp 1 juta yang dibawah tidak cukup dan tidak mempunyai saudara di Jakarta. Akhirnya ia pulang lagi ke rumah kakak perempuanya di Jombang.
Sepulang dari rumah kakaknya, MI bercerita terhadap kakaknya atas duduk perkara yang menimpanya. Kemudian, oleh kakaknya disampaikan terhadap ayah tersangka.
Kemudian ayah tersangka menjemputnya pulang. Oleh pihak keluarga tersangka diarahkan untuk dititipkan ke teman kecil ibunya yang sedang melakukan pekerjaan di Magetan. Ia diantar bersama satu keluarganya ke terminal Madiun.
Tiba di terminal madiun, teman ibunya menjemput dan membonceng dengan memakai sepada motor menuju rumah yang ada di Magetan.
Pada 18 Februari 2021 anggota Satreskrim Polresta Mojokerto berhasil menangkap MA di suatu rumah sobat ibunya di Magetan. Pada ketika ditangkap, MI dihadiahi tembakan di kedua kakinya menjajal melawan petugas.