Ombak Tinggi, Nelayan Jember Enggan Melaut, Harga Ikan Melejit
JEMBER, -Fenomena La Nina yang menjadikan tingginya ombak diikuti tornado, menimbulkan nelayan di Pantai Kecamatan Puger Jember enggan melaut. Dampaknya, stok ikan berkurang sehingga harga ikan di pasaran pun melambung tinggi.
Pantauan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Puger, sejumlah ikan mirip tongkol seukuran tangan akil balig cukup akal naik menjadi Rp 15 ribu per ekornya. Padahal pada dikala kondisi normal, harganya sekitar Rp 5-7 ribu per ekor.
Selain itu untuk jenis cumi dan kepiting juga mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan.
“Cumi per kilo kisaran Rp 60 ribu per Kg, dari harga normal yang biasanya hanya Rp 30 Ribu. Harga kepiting juga ikut naik drastis menjadi Rp 80-90 ribu per kilonya,” kata seorang pedagang ikan Misnati, Rabu (4/11/2020).
Kondisi peningkatan harga ini, alasannya nelayan enggan melaut dengan kondisi cuaca ekstrem ketika ini.
“Nelayan sekarang jarang melaut, karena anginnya kencang. Makara harga-harganya naik,” sambungnya.
Catur, nelayan yang lain mengungkapkan alasan beliau dan rekannya yang lain enggan melaut.
Menurut laki-laki berumur 45 tahun dan warga Desa Puger Wetan ini. Nelayan enggan melaut sebab tingginya ombak dan angin ribut yang ketika ini sering terjadi.
“Ombak besar, bisa sampai 3-4 meter. Makara nelayan khawatir melaut alasannya adalah ancaman sekali. Apalagi kondisi ini, ditambah dengan angin puting-beliung. Ikan pun tidak mau keluar,” kata Catur.
Catur pun mengungkapkan, keadaan ini dengan pasrah. “Ya memang masuk bulan Desember, gini ini. Ini belum puncaknya,” ujarnya.
Terpisah, Kasatpolair Polres Jember Iptu M Naim memberikan, keadaan cuaca yang ialah efek La Nina, menjadikannya harus ekstra perhatian kepada nelayan.
Dirinya juga selalu memberikan perayaan ihwal ancaman bahari saat keadaan La Nina ini.
“Kondisi perairan, gelombang sangat tinggi. Sehingga kami terus menghimbau seluruh nelayan agar sementara tidak melaut. Kondisi serupa, juga terjadi di wilayah pantai Kabupaten Lumajang, apalagi di sana juga ada latih tempur angkatan udara,” tuturnya.
Dari berita yang dihimpun dari BMKG, kondisi La Nina diprediksi berlangsung pada Oktober sampai Maret 2021 mendatang. Sehingga masyarakat dihimbau biar tetap waspada kepada segala kemungkinan yang terjadi.