-->

Pengbisnis Ambil Gabah Dari Luar, Harga Gabah Di Situbondo Terancam Anjlok

SITUBONDO,-Memasuki panen raya tumbuhan padi di wilayah Kabupaten Situbondo tahun 2021, harga gabah petani terancam anjlok. Itu sebab usahawan banyak yang mulai mengambil gabah dari luar Situbondo, dengan harga lebih rendah.


“Informasi yang kami dapatkan saat ini, harga gabah di luar Kabupaten Situbondo, sebesar Rp 3.600 perkilogram. Padahal harga HPP di Situbondo sebesar Rp 4.200,” ujar Sentot Sugiono, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Situbondo, Senin (22/3/2021).


Meski telah diantisipasi, lanjut Sentot, sejauh ini telah ada pengusaha yang mengambil atau membeli gabah dari luar Kabupaten Situbondo. Sehingga hal itu akan mengancam anjloknya harga gabah petani Situbondo.


“Jangan hingga gudang pengusaha kita diisi gabah dari luar, maka panenan petani kita akan terganggu. Termasuk harga gabahnya,” bebernya.


Sentot mnjelaskan, angka panen padi khusus Maret 2021 ini, tercatag seluas 8112 hektare di Situbondo. Sedangkan April 2021 tercatat 7203 hektare.


“Kita berharap harga gabah yang dibawa ke Situbondo tidak besar lengan berkuasa kepada harga gabah Situbondo yang masih berkisar Rp 4 ribu sampai Rp 4.200 per kilogramnya,” kata Sentot.


Untuk mengantisipasi anjoknya harga gabah, lanjut Sentot, pihaknya telah mengumpulkan aneka macam pihak. Di antaranya perwakilan dari Dirjen Pertanian, Bulog, pebisnis penggilingan, pebisnis pemilik mesin pertanian dan unsur dari Kodim 0823, Polres, Disperindag serta Dinas Ketahanan Pangan.


“Hasilnya Bulog kita siapkan mengambil di Situbondo sebanyak 1000 ton gabah,” bebernya


Sentot menyertakan, pihaknya tidak mampu menangkal para pebisnis untuk tidak mengambil gabah di luar Situbondo, sebab gabah dan beras ini regulasi tidak mengontrol mesti mengambil satu daerah.


“Yang kita khawatirkan aturan ekonominya. Kita berharap usahawan berbelanja gabah di sekitar selep (penggilingan)-nya,” imbuhnya.


Sentot menambahkan, terkait wacana pemerintah sentra mengimpor beras, pihaknya dengan keras menolak rencana tersebut.


“Saya minta terhadap pemerintah sentra semoga tak mengimpor beras, alasannya Situbondo surplus hingga meraih 80 ribu ton setiap tahunnya,” pungkasnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel