-->

Ramadan Di Italia, Pembatasan Balasan Pandemi Tak Memutus Silaturahmi

ROMA, – Sekitar 2,5 juta muslim di Italia akan menghabiskan bulan puasa keduanya di bawah pembatasan nasional terkait pencegahan penyebaran COVID-19. Tahun 2020 lalu, mereka juga mengalami hal yang kurang lebih sama dengan tahun ini.


Organisasi komunitas muslim di Italia The Union of Islamic Communities in Italy (Ucooi) sudah menginstruksikan masjid dan pusat salat di negara itu untuk memutuskan bahwa semua hukum terkait virus corona mesti ditaati.


Aturan yang dimaksud termasuk soal jam malam yang membatasi aktivitas publik sampai pukul 22.00. Karena itu, tarawih berjemaah boleh dilakukan hingga pukul 21.30.


“Kami menghimbau umat Islam untuk menghindari hingar bingar di pintu masuk dan keluar tempat ibadah. Selalu menyediakan masker dan gel desinfektan, serta tidak menenteng belum dewasa. Kami juga meminta siapa saja untuk membawa sajadah masing-masing,” kata Presiden Ucooi, Yassine Lafram.


“Kami akan sangat merindukan dimensi sosial bulan berkat alasannya tidak akan ada kunjungan ke keluarga. Khotbah serta pelajaran hanya akan berjalan secara online. Kami telah beradaptasi dengan situasi dikala ini,” lanjut ia.


Namun demikian, beberapa muslim mengatakan bulan puasa tahun ini akan dirayakan lebih baik ketimbang tahun 2020. Tahun lalu, semua kawasan ibadah ditutup alasannya adalah status lockdown.


“Setidaknya tahun ini bisa pergi ke masjid untuk salat. Tapi, pastinya dengan segala kewaspadaan yang mungkin biar tidak mengambil risiko. Itu langkah maju yang cukup besar daripada tahun kemudian, ketika kami tidak bisa meninggalkan rumah,” kata Sana El-Gosairi.


Pria berdarah Timur Tengah itu tahun ini akan menghabiskan bulan ampunan tanpa orang tuanya. Orang tuanya ketika ini terjebak di Maroko sebab larangan perjalanan yang diperpanjang negara itu hingga 21 Mei.


Hamid Zariate (38) seorang dokter dan imam di kota Biella Italia, menyampaikan terhadap Arab News bahwa ia menasihati umat Islam untuk menyingkir dari hingar bingar.


“Pesan Islam akan tetap mampu menyebar di antara kita melalui internet. Ini yaitu potensi besar yang juga memungkinkan kami meraih banyak anak muda,” katanya.


Islamic Center di Brescia menulis di Facebook: “Ramadhan ini akan dibatasi, namun kami dapat mengakui bahwa kami akan menjalaninya dalam kondisi yang lebih baik ketimbang tahun lalu. Kami tidak akan memiliki kenormalan yang lengkap, namun kami akan menjalaninya dengan spiritualitas yang lebih sadar.”


Banyak uskup Nasrani sudah mengantarpesan terhadap komunitas muslim untuk menandai dimulainya bulan suci bulan mulia.


Marco Prastaro, seorang uskup di Asti, mengungkapkan kepada umat Islam “persahabatan yang lapang dada dan kedekatan spiritual, dan keinginan bahwa melalui praktik puasa, doa, dan sedekah yang ikhlas, setiap mukmin dapat mendapatkan berkah yang melimpah dari Yang Tertinggi, utamanya di kurun-kurun sukar pandemi. bulan pahala Karim! bulan mulia yang murah hati untuk kalian semua! ”


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel