-->

Ribuan Warga Terlantar Akhir Penutupan Transportasi Lazim Menjelang Lockdown Nasional Bangladesh

DHAKA, – Pihak berwenang Bangladesh menutup jaringan transportasi lazim sebagai langkah persiapan pemberlakukan lockdown nasional.


Untuk melancarkan kebijakan yang diambil dalam rangka pencegahan sebaran Covid-19 tersebut, prajurit pun diterjunkan dan berpatroli di jalan-jalan.


Buntutnya, ribuan orang terdampar di ibu kota, Dhaka, saat pihak berwenang menghentikan hampir semua transportasi biasa . Para penumpang harus berlangsung kaki, sering kali beberapa jam, di tengah teriknya demam isu panas.


Sekretaris kabinet pemerintah Khandker Anwarul Islam menyampaikan pasukan akan dikerahkan mulai Kamis untuk menolong menegakkan penguncian.


“Angkatan bersenjata akan berpatroli. Jika ada yang mengabaikan perintah mereka, tindakan aturan akan tersedia bagi mereka,” katanya kepada wartawan Senin (28/6/2021) malam, dilansir The Guardian.


Sebagian besar dari 168 juta penduduk negara Asia Selatan akan dikurung di rumah mereka pada hari Kamis selaku bagian dari pembatasan. Hanya layanan penting dan beberapa pabrik yang akan ekspor diizinkan untuk beroperasi.


Negara Asia Selatan itu melaporkan tertinggi pandemi lebih dari 8.300 abses baru pada hari Senin dan 119 maut pada hari Minggu.


Para pejabat menuding lonjakan baru-gres ini balasan menyebarnya varian Delta yang sungguh menular, dan pertama kali diidentifikasi di negara tetangga India.


Pengumuman lockdown menyebabkan eksodus pekerja dari ibu kota Dhaka ke desa asal pada hari Minggu. Puluhan ribu dari mereka mesti berdesakan dalam feri untuk menyeberangi sungai besar.


Implementasi hukum lockdown membuat ribuan pekerja di Dhaka berlangsung ke kantor mereka pada hari Senin (28/6/2021). Gelombang besar orang tampakberjalan di jalan utama pagi itu. Tempat kerja akan ditutup mulai Rabu.


Becak sepeda diizinkan beroperasi di menit-menit terakhir konsesi pemerintah pada Minggu (27/6/2021) malam, namun harga melambung ke tingkat yang tidak terjangkau, kata para penumpang.


“Saya mulai berjalan pada jam 7 pagi. Saya tidak mampu menerima bus atau kendaraan lain. Saya tidak mampu naik becak,” kata Shefali Begum, 60, yang pergi ke tempat tinggal putrinya di Dhaka tengah.


Pembatasan kegiatan dan pergerakan diberlakukan di seluruh Bangladesh pada pertengahan April ketika kasus dan akhir hayat melonjak ke level tertinggi semenjak permulaan pandemi.


Infeksi menurun pada Mei tetapi mulai berkembanglagi bulan ini, memicu pembatasan yang lebih keras.


Negara ini sudah melaporkan nyaris 900.000 infeksi dan lebih dari 14.000 akhir hayat balasan virus, tetapi para mahir mengatakan jumlah bekerjsama mampu jauh lebih tinggi alasannya adalah kemungkinan tidak dilaporkan.


Lebih dari dua pertiga perkara virus baru di ibu kota Bangladesh adalah varian Delta, sebuah studi baru-baru ini oleh Pusat Penelitian Penyakit Diare Internasional yang berbasis di Dhaka melaporkan.


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel