Tak Bisa Cium Aroma Tidak Selalu Sebab Corona
SURABAYA, – Selain batuk kering dan sesak nafas, hilangnya daya penciuman yakni salah satu tanda seseorang dicurigai terpapar virus Corona.
Namun demikian, virus corona tidak menjadi satu-satunya penyebab hilangnya daya penciuman. Jadi, tidak perlu panik karena ada banyak kemungkinan soal hilangnya daya penciuaman tersebut. Berikut ini ulasan tuntas yang dilansir SehatQ.
Penyebab hilanganya daya penciuman
Kehilangan daya penciuman atau anosmia mampu merujuk pada ketidakmampuan untuk mencium secara sempurna ataupun setengah. Terkadang kehilangan daya penciuman yakni sinyal akan adanya kondisi medis tertentu.
Namun, kehilangan daya penciuman bisa menjadi sesuatu yang normal seiring bertambahnya usia. Kaum lansia yang berusia 60 tahun ke atas akan mengalami penurunan kemampuan dalam mencium aneka macam macam anyir.
Gejala dari kehilangan daya penciuman awalnya diindikasikan dengan semakin berkurangnya kesanggupan indera penciuman, misalnya Anda merasa makin kesusahan dalam mencium aroma atau amis yang familiar.
Kehilangan daya penciuman juga kadangkala diiringi dengan gejala lainnya, mirip berkurangnya kesanggupan penciuman, pergantian pada aroma atau wangi yang biasa dicium, ataupun mencium busuk yang seharusnya tidak ada, misalnya amis terbakar.
Seringnya, kehilangan daya penciuman diakibatkan karena adanya dilema pada otak, metode saraf, ataupun hidung. Kehilangan daya penciuman yang bersifat sementara dapat dikarenakan adanya alergi atau abses mikroorganisme, mirip pilek, influenza, dan alergi di hidung.
Selain alergi dan bengkak virus atau basil, ada beragam penyebab lain dari kehilangan daya penciuman, seperti:
• Merokok
• Cedera kepala atau hidung
• Sinusitis
• Gangguan pada hormon
• Tumor di otak atau hidung
• Habis menjalani operasi di hidung
• Malnutrisi
• Gangguan saraf, seperti penyakit Huntington
• Dementia, mirip Alzheimer
• Terapi radiasi untuk kanker
• Terpapar senyawa kimia, seperti pestisida
• Penggunaan obat-obatan tertentu, mirip obat hipertensi, antibiotik tertentu, dan obat yang mengandung dekongestan
Mengembalikan daya penciuman
Penanganan untuk kehilangan daya penciuman tergantung dari apa yang memicunya. Apabila penciuman berkurang akhir abses mikroorganisme atau alergi, Anda pertama-tama dapat mencoba membersihkan bab dalam hidung dengan air garam.
Anda juga dapat menyalakan pelembap ruangan untuk mengencerkan dahak yang menutup hidung dan menjadikan kehilangan daya penciuman. Saat dahak atau ingus mengencer, Anda mampu mengeluarkannya dengan mudah dari hidung atau verbal.
Penggunaan obat flu, pilek, atau antihistamin di apotek mampu membantu meringankan kehilangan daya penciuman balasan flu, pilek, dan alergi. Namun, hilangnya penciuman sebab jerawat basil membutuhkan antibiotik.
Namun, kehilangan daya penciuman yang disebabkan oleh keadaan medis tertentu, mirip tumor atau dilema pada saraf, Anda perlu penanganan khusus untuk mengobati gangguan tersebut.
Bedah tertentu juga mampu dikerjakan untuk menanggulangi kehilangan daya penciuman yang dipicu oleh tumor di hidung. Akan namun, beberapa kasus berkurangnya indera penciuman dapat bersifat permanen.
Jika hilangnya kesanggupan mencium dikarenakan faktor usia, maka kehilangan daya penciuman tidak mampu disembuhkan, yang mampu dikerjakan hanya mencari cara untuk menciptakan Anda bisa beraktivitas seperti lazimnya .
Misalnya, Anda mampu memasang pendeteksi asap untuk mengantisipasi keterlambatan dalam mencium asap kebakaran.
Cara mendignosis anosmia atau hidung tidak mampu mencium
Anosmia dianggap susah untuk didiagnosis. Dokter akan menanyakan tanda-tanda apa saja yang Anda rasakan, menyelidiki hidung Anda, melaksanakan pemeriksaan fisik, dan meminta Anda menceritakan riwayat kesehatan.
Dokter juga mampu bertanya kapan hidung mulai tidak mampu mencium. Selain itu, dokter akan mencari tahu apakah anosmia yang Anda rasakan memiliki pengaruh pada indera perasa.
Didasari dari jawaban Anda, dokter mampu melaksanakan beberapa hal ini:
• CT scan
• MRI scan
• X-ray tulang tengkorak
• Endoskopi untuk melihat bab dalam hidung.
Infeksi Coronavirus
Infeksi virus corona memang dikenali menyerang sistem pernapasan. Oleh karena itu, wajar jika tanda-tanda yang timbul tidak jauh dari problem gangguan pada sistem pernapasan yang termasuk juga indera penciuman. Menurut The Royal College of Surgeon, virus ini mampu menimbulkan penderitanya menjadi tidak peka terhadap bacin.
Dalam laporannya, organisasi tersebut juga mengemukakan bahwa hilangnya kesanggupan indera penciuman atau disebut anosmia memang sering terjadi saat seseorang terkena abses virus. Tak hanya virus corona, masalah anosmia pada 40 persen orang cukup umur juga disebabkan oleh abses virus pada akses pernapasan atas.