Tampilkan Panggung Boneka, Upaya Tangani Stress Berat Belum Dewasa Korban Banjir Di Jember
JEMBER, – Pertunjukkan hiburan panggung boneka tangan dijalankan anggota polisi jajaran Satlantas Polres Jember, untuk menanggulangi syok (syok healing) para korban peristiwa banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo. Hiburan itu dikhususkan bagi bawah umur korban bencana, yang digelar di Pustu Wonoasri Puskesmas Curahnongko, Kamis (21/1/2021).
“Tujuan kami menggelar kegiatan ini untuk mampu mengobati stress berat yang dialami oleh korban peristiwa, terutama belum dewasa. Karena adanya peristiwa tentunya tak ingin dialami oleh mereka itu,” kata Kasatlantas Polres Jember AKP Jimmy M Manurung ketika dikonfirmasi disela kegiatan.
Menurut Jimmy ketika seseorang mengalami petaka mirip halnya bencana banjir ini. Maka perlu untuk segera dikerjakan terkait trauma yang dialami.
“Seperti yang dialami para korban ini, ialah trauma pasca (bencana) yaitu yang sering kita dengar ialah Post Trauma Stress Syndrome,” katanya.
Yang artinya korban pasca bencana mengalami tertekan sebab terdampak peristiwa. Mulai dari merasakan kehilangan harta benda, mengalami tragedi, dan bagaimana harusnya pulih pasca peristiwa itu terjadi.
Sehingga para korban bencana ini, harus menghadapi stres yang dialami itu.
“Maka dengan upaya (mirip) acara yang kami kerjakan ini. Dengan harapan dapat meminimalkan dampak stres itu, dan dapat menolong para korban untuk cepat pulih dari stres yang dialaminya,” ucapnya.
Terlebih lagi bila syok itu dialami anak-anak apalagi yang umurnya di bawah 8 tahun. Yang menurut Jimmy pengaruh stres ini berakibat kurang baik bagi mereka.
“Sehingga mesti terselesaikan, dan kedatangan kami ini menghibur dengan tampilan boneka, dan film lucu-lucu supaya rasa stress berat itu mampu hilang, serta para korban dapat pulih mirip sedia periode,” ulasnya.
Jimmy juga menyertakan, dalam acara yang dikerjakan Satlantas Polres Jember itu, pihaknya juga menawarkan edukasi bagi orang bau tanah bawah umur korban dari tragedi banjir tersebut.
“Kita berikan berita (serta edukasi) bagi orang tua, semoga dapatnya anak-anaknya (selalu) didampingi untuk mampu melalui stres, dan mengajak komunikasi anak-anaknya itu. Sehingga mengakibatkan rasa tenteram (bagi bawah umur), yang lambat laun trauma atau stres itu akan hilang,” tandasnya.