Tekan Kasus Covid-19, Pemrov Jatim Bergantung Pada Kekuatan Pentahelix
MALANG, – Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah berusaha untuk menekan angka penambahan masalah faktual Covid-19. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebut upaya sungguh bergantung dengan kekuatan pentahelix.
“Perjalanan kita untuk mampu menanggulangi Covid-19 ini sangat banyak bergantung pada kekuatan pentahelix. Pentahelix berarti ada pemerintah, media, kampus atau akademisi, ada masyarakat dan ada privat sector,” ujar Khofifah dalam rapat kerjasama dengan Forkopimda Jawa Timur dan Forkopimda Malang Raya di BPSDM Malang, Sabtu (5/12/2020).
Hingga dikala ini, terdapat penambahan masalah Covid-19 yang cukup signifikan sehingga membuat empat wilayah di Jawa Timur masuk dalam zona merah.
Empat wilayah tersebut adalah Jombang, Kota Batu, Jember dan Situbondo. Hal tersebut menciptakan Pemprov Jawa Timur segera bertindak cepat untuk menekan angka penularan, salah satunya lewat kekuatan pentahelix.
Khofifah menyebutkan, elemen-elemen pentahelix tersebut mempunyai tugas masing-masing untuk mencegah penularan Covid-19. Namun demikian satu hal yang utama yaitu dengan tetap menerapkan 3M.
“Kedisiplinan memakai masker tetap dibarengi proses untuk bisa memberikan perayaan terhadap siapapun bahwa masker ini adalah cara paling ampuh untuk bisa menekan penularan Covid-19,” kata Khofifah.
“Oleh karena itu tetaplah tolong disampaikan kepada masyarakat bahwa disiplin memakai masker, menjaga jarak yang kondusif, dan lalu mencuci tangan. Artinya 3M ini tetap harus dijadikan satu kesatuan kita untuk mampu menurunkan bahkan menghentikan penyebaran Covid-19,” imbuhnya.
Adanya beberapa kawasan yang masuk zona merah di Jawa Timur menciptakan Pemprov Jawa Timur akan mencar ilmu dari pengalaman sebelumnya dalam menekan angka Covid-19 kembali.
Pasalnya, sebelumnya Jawa Timur pernah meraih keberhasilan dalam menangani kasus yang serupa. Dimana pada bulan Juli akhir sampai dengan satu November 2020 terdapat 13 zona merah yang lalu menjadi hilang semua zona merah tersebut.
“Nah apa yang waktu itu kita kerjakan antara lain ialah maksimalisasi dari seluruh operasi yustisi di semua daerah,” jelas Khofifah. (Joko Kurniawan)