Video Dugaan Kampanye Berbau Sara, Tokoh Agama Di Sidoarjo Dilaporkan Ke Bawaslu
SIDOARJO, – Demi memenangkan kandidat bupati dan wakil bupati yang didukungnya pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, tokoh agama di Sidoarjo dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Tokoh agama di Tanggulangin, Sidoarjo berinisial ZH ini dilaporkan salah seorang warga, Daryanto. Karena video viralnya di media umum serta chat Whatsapp, yang secara terang-terangan menjelekan pasangan calon lain dengan menenteng informasi Suku, Ras, Agama dan Antar golongan (SARA) saat aktivitas rutinan salah satu ormas keagamaan.
“Kami langsung laporkan video kampanye booming menenteng gosip SARA tersebut,” kata, Dariyanto, dikala dihubungi , Rabu (28/10/2020).
Dirinya sungguh menyesalkan tindakan tersebut merupakan kampanye yang sudah tidak sehat dan mencederai pesta demokrasi. Apalagi, cuma alasannya adalah untuk meyakinkan pemilih mendukung kandidat yang didukungnya harus menjelekan calon lain dengan menggunakan berita SARA yang memiliki potensi menimbulkan gejolak Kamtibmas.
“Kami ingin Pilkada Sidoarjo berlangsung dengan aman dan tenang. Jangan sampai ada ukiran hanya demi mengungguli kandidat yang didukungnya,,” ungkap warga Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo itu.
Dijelaskan Daryanto, dalam video berdurasi 2 menit 45 detik yang trend di Whatsapp serta medsos itu berisi ceramah tokoh agama di program bulanan ormas keagamaan di kawasan Kecamagan Tanggulangin.
Tokoh agama salah satu oramas keagamaan terbesar di Sidoarjo, ZH, memberikan kepada jamaah yang datang, mengharuskan memilih pasangan kandidat asli dari Sidoarjo.
Perlu dimengerti Pilkada Sidoarjo 2020 di ikuti tiga pasang calon bupati dan wakil bupati yang bertandingdi pilkada berbarengan 9 Desember 2020 mendatang. Paslon nomor urut 1 , Bambang Haryo Soekartono (BHS)- Taufiqulbar yang diusung Patai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat dan PPP.
Paslon Nomor urut 2, Ahmad Muhdlor Ali- Subandi diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Paslon nomor urut 3, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik yang di usung PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
ZH juga menghipnotis jamaah dengan menyudutkan paslon lain dengan menjinjing berita SARA.
“Jika paslon (nomor #) yang jadi, disana ada orang Partai #* nya, itu ada HTI nya. Jika paslon nomor # jadi, maka Bapak dan Ibu nantinya diajak pakai celanan cingkrang dan pakai cadar semua. Padahal kita ingin HTI menghindari Sidoarjo,” kata ZH, dalam video tersebut yang ditunjukkan Daryanto.
Masih dalam video tersebut, lanjut Daryanto, juga berisi undangan semoga tidak menentukan paslon nomor urut yang lain yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Kalau Bapak dan Ibu pilih nomor urut @ itu disokong (partai lambang mata##i) . Itu adalah groupnya ormas (M) , jikalau nomor @ jadi, maka Bapak dan Ibu di sabung atau mushola serta masjid dihentikan (doa) khunut,” kata Daryanto, memalsukan ucapan di video yang viral tersebut.
“Lha ini kan bahaya bila dibiarkan, makanya saya melaporkan ke Panwascam Tanggulangin, karena program tersebut di gelar di tanggulangi,” tambah Daryanto.
Ia meminta supaya pihak terkait memproses video viral tersebut supaya tidak ada lagi kampanye hitam yang di kerjakan paslon penerima Pilkada Sidoarjo.
“Karena ini menciderai demokrasi serta menciptakan Pilkada Sidoarjo tidak hening dan kondusif. Saya minta itu ditindak tegas,” harapnya.
Terpisah, Ketua Panwascam Tanggulangin, Sidoarjo Muhaimin Kholid mengaku telah mendapatkan laporan resmi dari salah satu warga terkait adanya video trend yang di duga mengandung info SARA keagamaan tersebut.
“Laporan telah kami terima, kami langsing berkordinasi dengan Bawaslu untuk segera kami tindak lanjuti,” ucapnya.