-->

Budidaya Burung: Masakan Merpati Yang Baik

Sebelum Anda membaca postingan merpati perihal :
MAKANAN MERPATI YANG BAIK , kami sarankan Anda membaca juga artikel sebelumnya seperti:


MAKANAN MERPATI YANG BAIK
Setiap jenis masakan merpati , baik yang sengaja kita berikan terhadap merpati maupun yang diperolehnya sendiri , mengandung unsur-unsur nutrisi (zat gizi) yang konsentrasinya sungguh bermacam-macam , tergantung pada jenis , macam dan kondisi materi masakan tersebut yang secara kompak akan menghipnotis tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi ( zat gizi) yang terkandung di dalam materi masakan secara lazim terdiri atas air , protein , lemak , karbohidrat , mineral dan vitamin.


Setelah dimakan oleh merpati , setiap elemen nutrisi (zat gizi) berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh merpati untuk menjaga hidup dan berproduksi secara normal. Tinggi rendah konsumsi pakan pada merpati sungguh dipengaruhi oleh aspek eksternal (lingkungan) dan aspek internal (kondisi merpati itu sendiri).

a) Temperatur Lingkungan
Merpati dalam kehidupannya mengharapkan temperatur lingkungan yang cocok dengan kehidupannya , baik dalam kondisi sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sungguh bermacam-macam dan bersahabat kaitannya dengan kondisi merpati yang bersangkutan yang termasuk jenis merpati , umur , tingkat kegemukan , bobot tubuh , kondisi epilog tubuh (kulit , bulu) , tingkat buatan dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akhir imbas lingkungan.

Apabila terjadi pergantian kondisi lingkungan hidupnya , maka akan terjadi pula pergantian konsumsi pakannya. Konsumsi pakan merpati lazimnya menurun sejalan dengan peningkatan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya , maka tubuh merpati akan terjadi kelebihan panas , sehingga keperluan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya , pada temperatur lingkungan yang lebih rendah , merpati akan memerlukan pakan alasannya merpati memerlukan pelengkap panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada kondisi kelebihan panas dijalankan merpati dengan cara radiasi , konduksi , konveksi dan evaporasi.

b) Palatabilitas
Palatabilitas ialah sifat performansi bahan-bahan pakan selaku akhir dari kondisi fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya menyerupai kenampakan , bacin , rasa (hambar , asin , anggun , pahit) , tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan pesona dan merangsang merpati untuk mengkonsumsinya.

c) Selera
Selera sungguh bersifat internal , tapi bersahabat kaitannya dengan kondisi “lapar”. Pada merpati , selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi kondisi lapar. Merpati akan berupaya menanggulangi kondisi ini dengan cara menyantap pakan. Dalam hal ini , sering kali terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan merpati itu sendiri.

d) Status fisiologi
Status fisiologi merpati menyerupai umur , jenis kelamin , kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam kondisi sakit) sungguh menghipnotis konsumsi pakannya.

e) Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sungguh besar lengan berkuasa terhadap konsumsi pakan yakni fokus energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi fokus energi di dalam pakan , maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya , konsumsi pakan akan meningkat kalau fokus energi yang dikandung pakan rendah.

f) Bentuk Pakan
Merpati lebih menggemari pakan bentuk butiran (pakan yang dibentuk pellet atau dipotong) dengan ukuran partikel yang lebih gampang dimakan dan dicerna.

g) Bobot Tubuh
Bobot tubuh merpati berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh , makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian , kita perlu mengenali satuan keseragaman berat tubuh merpati yang sungguh bervariasi. Hal ini sanggup dijalankan dengan cara mengestimasi berat badannya , lalu dikonversikan menjadi “berat tubuh metabolis” yang ialah bobot tubuh merpati tersebut.

Berat tubuh merpati sanggup dikenali dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan , berat tubuh merpati sanggup diukur dengan cara mengukur panjang tubuh dan lingkar dadanya. Kemudian berat tubuh diukur dengan menggunakan formula:

Berat tubuh = Panjang tubuh (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661

Berat tubuh metabolis (bobot tubuh) sanggup dijumlah dengan cara memajukan berat tubuh dengan nilai 0 ,75.

Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0 ,75

Kebutuhan pakan yang bergizi banding bobot tubuh merpati kurang lebih sekitar 25 g/kg.

Dasar tolok ukur gizi merpati yakni protein , energi (yang terbaik yakni sumber karbohidrat dan lemak) mineral dan vitamin. Semua gizi ini didapatkan di seluruh biji-bijian yang digunakan untuk pakan merpati tapi perbedaannya yakni dalam jumlah nutrisi yang dikehendaki oleh merpati untuk setiap kondisi/keadaan.

Saat pembiakan atau kondisi ternak/pembiakan diperlukan protein yang lebih tinggi dibanding keperluan karbohidrat.

Saat pembinaan atau balap diperlukan energy/karbohidrat yang lebih tinggi , daftar persentase mineral/grit ,vitamin dan serat dalam pakan juga mesti didaftar dalam urutan peringkat utama dari materi adonan pakan merpati.

Beberapa sumber karbohidrat dan lemak yang terbaik sanggup diperoleh dari jagung , ketan hitam , beras merah ,beras putih ,kenari seed ,millet ,dll. Beberapa sumber protein terbaik sanggup diperoleh dari kacang-kacangan menyerupai kedelai ,kacang hijau ,kacang merah ,dll. Mineral/grit ,vitamin dan serat diubahsuaikan dengan kondisi dan keperluan dari merpati.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel