-->

Budidaya Burung: Potensi Jerih Payah Penangkaran Burung Murai Kerikil


Selama ini jenis murai yang paling banyak di cari orang dan penghobis merupakan jenis murai Medan . Adapun cirinya antara lain : bulu – bulunya berwarana coklat renta , ekornya panjang agak melengkung . Murai Medan yang super mempunyai ekor panjang , sedangkan yang biasa berekor pendek . Selain Murai Medan yang juga di cari banyak pengobi merupakan murai Lampung . Murai lampung mempunyai ciri ekornya yang lurus dan warna dada agak kuning .  Jenis Murai lainnya merupakan murai Kalimantan dan Murai Lahat .

Tips Penangkaran Murai Batu - Medan.



Penangkaran murai kerikil ini merupakan milik Anton Rochasli dari Madiun , Jatim , mencakup anti-teori. Berdasar teori mesti di wilayah sepi , ini di wilayah lalu-lalang manusia. Teorinya sangkar mesti lega (ukuran rata-rata 1 ,2X1 ,5meter tinggi 2 meter) ini sempit (80 X 90 cm tinggi 2 meter). Teorinya dalam sangkar mesti kena sinar matahari , ini gelap.

“Tapi anehnya , justru burung-burung ini sungguh produktif sekali. Padahal anda tahu kalau suasananya bisa dibilang tidak menyanggupi syarat , sungguh sempit dan terlalu bising. Bahkan nyaris semua sangkar tidak memperoleh sinar matahari secara pribadi ,” katanya sambil menampilkan kandang-kandang penangkaran yang ada di halaman depan rumahnya.

Seperti ditulis Tabloid BnR , dengan lokasi sangkar menyerupai itu , setiap di saat situasi sangkar senantiasa ramai. Sebab , pribadi berhadapan dengan jalan raya. Jika ada tamu , niscaya melalui kandang. Bahkan , penghuni rumah setiap di saat keluar-masuk rumah melalui halaman depan yang pribadi berdekatan dengan kandang.


Bermodal keteguhan dan sedikit keberuntungan , penangkaran yang berawal dari sepasang indukan ini kian usang kian meningkat sampai akibatnya menjadi sepuluh pasang indukan. “Yang utama merupakan mau mengajukan pertanyaan terhadap para ahlinya dan orang-orang yang berpengalaman. Dari mengajukan pertanyaan tersebut kian usang saya mulai mengerti aksara penjodohan murai batu. Tentu saya gabungkan juga dengan pengalaman saya sendiri ,” ungkapnya.

Penangkaran yang dimulainya sejak tahun 2005 tersebut kini bisa dibilang menjadi pionir dalam penangkaran murai kerikil di Madiun. “Padahal permulaan awalnya saya cuma iseng mengisi waktu luang di saat masa persiapan pensiun.

‘Saat itu saya berpikir , kalau di saat pensiun datang pasti hidup terasa menjemukan. Tidak ada kesibukan dan cuma mengandalkan honor selaku pensiunan. Dibayang-bayangi rasa menyerupai itu akibatnya saya menjajal menangkar murai kerikil peliharaan saya. Nggak tahunya kini malah menyerupai ini ,” katanya menceritakan di saat pertama kali . menangkar murai batu.
Fungsi ngasin
Kakek bercucu empat ini membangun sangkar penangkarannya cuma berskala 80 cm x 90 cm dengan tinggi 2 meter. Bahan sangkar yang dibikin dari kawat ram ukuran 1 cm dan besi siku. Antar sangkar diberi sekat epilog yang dibikin dari karet talang yang berfungsi biar burung yang ditaruh dalam sangkar berjejer tersebut tidak saling melihat. Alas sangkar masih berupa tanah yang diberi pasir.

“Pemberian pasir dimaksudkan biar ngasin atau makan batu-batu kecil. Dan kadang burung bisa kipu di pasir-pasir tersebut ,” katanya beralasan.

Pemberian Pakan


Pakan dari burung-burung di penangkarannya merupakan jangkrik , kroto dan ulat kandang. Voer tidak diberikan selain lantaran tidak pernah dikonsumsi juga disebabkan keyakinan bahwa burung dengan pakan alami dengan komposisi yang cocok akan menciptakan anakan yang lebih banyak dan lebih sehat.
“Pemberian pakan mesti diadaptasi dengan keadaan burung , tidak dapat disamaratakan. Burung yang bertelor berlainan santapan pakannya dengan burung di saat belum bertelor ,” paparnya.
Pakan burung yang belum bertelor merupakan kroto dua sendok , jangkrik 30 ekor pagi dan 10 ekor sore , ulat sangkar dua sendok makan. Sedangkan di saat bertelor kroto dihilangkan , jangkrik dikurangi menjadi 25 ekor dan ulat sangkar tetap diberikan.
“Pengurangan pakan di saat burung bertelor berencana untuk meminimalkan birahi , lantaran jikalau burung birahi lazimnya telor dibuang. Nah , sewaktu burung menetas pakan ditambah menjadi dua kali lipatnya. Misalnya jangkrik menjadi 60 ekor , kroto full dan ulat sangkar masih dikonsumsikan ,” terangnya.
Burung lazimnya akan menetas setelah dierami selama dua ahad , kemudian akan dipanen setelah piyikan menginjak usia sepekan dan piyik sudah bisa diberi ring. Setelah pemanenan sang induk diberi pakan biasa , yakni kroto dua sendok , jangkrik 30 ekor pagi dan 10 ekor sore serta ulat sangkar dua sendok. Begitu seterusnya sampai di saat indukan bertelor lagi. “Biasanya sepekan kemudian si betina sudah bertelor lagi dan pasti pakannya diadaptasi lagi ,” katanya.

Menurut Anton masa paling riskan adatah di saat penyapihan piyikan dari sang induk sampai piyikan berumur sebulan , lantaran pada masa-masa itu sering terjadi final hidup piyik. “Memang masa paling sukar merupakan sewaktu piyikan diambil dari induknya , terlebih jikalau cuaca masbodoh di saat ekspresi dominan penghujan. Tapi setelah piyikan kita beri vitamin bayi dan diberi pemanas tingkat final hidup sudah bisa dltekan ,” terangnya.

Pemasaran

Pada di saat usia menyerupai ini masakan yang diberikan cuma berupa kroto segar. Pemberian jangkrik dijalankan setelah piyikan berumur sekitar duapuluh hari.

Dalam hal penjualan , murai kerikil yang mengenakan ring Kiara tersebut tidak pernah mengalami halangan yang berarti. “Pemasarannya cukup cantik , bahkan saya sungguh kerumitan melayani pesanan. Tapi berhubung jumlah sangkar saya terbatas maka mampunya cuma menyerupai ini saja , lantaran nyaris semua sangkar sudah diinden ,” terang Anton.

Gunakan ulat kandang

Kematian indukan bagi penangkar burung merupakan momok yang ksangat menakutkan. Jika disuruh menegaskan antara final hidup piyik dan final hidup indukan mereka nyaris sepakat menegaskan final hidup piyikan. Hal ini merupakan opsi yang masuk akal lantaran final hidup indukan bermakna pula merupakan berhentinya proses produksi.

Hal demikian pernah dialami Anton di saat dua tahun pertama menang-kar murai batu. Beberapa indukannya tiba-tiba terlihat kurang sehat , selang beberapa hari kemudian mati.
“Saya sempat kebingungan mengantisipasinya , padahal saya sudah menerapkan tawaran teman-teman penghobi dan penangkar. Mulai kebersihan dan kesejukan pakan , kebersihan sangkar sampai donasi vitamin. Tapi final hidup indukan senantiasa saja terjadi. Kalau terserang virus kenapa piyikannya justru sehat dan tidak tertular dan indukan lainnya juga tidak tertular ,” katanya dengan sarat tanda tanya.

la kemudian menduga-duga , apakah lantaran aspek lingkungan yang mempengaruhinya? Dugaan tersebut timbul lantaran seluruh sangkar yang dibangunnya tidak pernah terkena sinar matahari secara langsung. “Karena kekurangan lahan memicu sangkar penangkaran saya tidak dapat terkena sinar matahari langsung. Apa lantaran itu yang men-gakibatkan indukan-indukan tersebut cepat mati ,” sambungnya.

Hingga sebuah di saat Anton memperoleh nasehat dari sesama penghobi yang menyarankan biar seluruh indukan diberi ulat sangkar atau ada juga yang menyebut ulat balap lantaran jalannya yang cepat. Ternyata setelah anjuran tersebut dipraktekkan , terjadi pergantian yang cukup positif di penangkarannya.
“Jarang terjadi ada indukan yang sakit , kalau toh ada , indukan tersebut diberi antibiotik yang diteteskan di mulutnya. Selang sehari sang induk niscaya sembuh. Bahkan hasil produksinyapun kian meningkat ,” terang:nya perihal khasiat ulat kandang.

Anton mengakui jikalau secara ilmiah dirinya belum mengenali kaitan antara ulat sangkar dan kesehatan indukan burung yang ditangkarkannya. Tapi beliau sudah mencicipi faedah memberi pakan indukan murai batu-nya dengan ulat kandang.

“Semua indukan dalam setahun bisa berproduksi sampai sepuluh kali setelah saya beri konsumsi ulat kandang. Bahkan bila betina tidak ngurak dan pejantan ngurak , buatan tetap bisa berjalan. Tapi lazimnya kalau ada salah satu yang ngurak , pasangannya akan saya gantikan dengan yang lain , lantaran saya senantiasa menyiapkan pasangan pengganti untuk berjaga-jaga jikalau ada salah satu induk yang berhalangan ,” paparnya.

Sumber :
http://omkicau.com/2010/06/11/menangkar-murai-batu-anti-teori-gaya-anton-madiun/#more-16451

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel