7 Duduk Perkara Bibir Vagina Yang Wajib Diwaspadai
SURABAYA, – Labia mayora atau bibir vagina depan yaitu bagian dari organ reproduksi perempuan yang disebut vulva. Bentuknya mirip dua lipatan besar di luar vagina.
Panjang labia mayora pada setiap perempuan bermacam-macam, namun umumnya berkisar antara 2-10 cm dan akan tertutup oleh rambut kemaluan setelah memasuki abad pubertas.
Masalah Kesehatan pada Labia Mayora
Gejala yang umumnya muncul jikalau labia mayora mengalami gangguan ialah perih, gatal, memerah, timbul cairan (keputihan), membengkak, serta rasa nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual.
Berikut ini ulasan AloDokter wacana beberapa persoalan kesehatan yang mampu terjadi di sekitar labia mayora:
1. Vulvovaginitis
Kondisi ini merupakan peradangan yang terjadi pada vagina dan vulva (bibir kemaluan perempuan). Vulvovaginitis paling sering disebabkan oleh jerawat bakteri. Namun terkadang, abses jamur, virus, parasit, penyakit menular seksual, dan iritasi akhir paparan zat kimia juga bisa menjadikan perempuan mengalami penyakit pada labia mayora ini.
Gejala penyakit ini mampu berupa keputihan, rasa nyeri atau gatal pada kemaluan, dan perih dikala berkemih atau berafiliasi seksual.
2. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada kelenjar atau folikel rambut di bab tubuh mana pun, tergolong rambut kemaluan. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh bengkak bakteri.
Ada beberapa hal yang dapat menjadikan folikulitis di labia mayora perempuan, misalnya kerusakan lapisan kulit akibat mencukur atau waxing bulu kemaluan, serta ukiran antara rambut kemaluan dengan pakaian yang ketat.
Saat mengalami folikulitis di sekitar labia mayora, seorang wanita mampu merasakan nyeri, gatal, atau adanya benjolan berisi abses.
3. Kista Batholin
Kista Bartholin terjadi alasannya ada penyumbatan pada saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar ini terletak di kedua sisi pembukaan vagina yang berfungsi menjaga kelembapan dinding vagina dan melepaskan cairan pelumas ketika berhubungan seksual.
Kista kecil yang tidak terinfeksi dapat dituntaskan di rumah dengan kompres air hangat. Namun, ketika kista ini mengalami bengkak, maka mampu terbentuk jerawat atau bisul yang tampakdari ukuran benjolan yang makin membengkak, kemerahan, dan nyeri.
Jika sudah terjadi bengkak atau bengkak, maka keadaan tersebut perlu ditangani oleh dokter.
4. Dermatitis
Dermatitis merupakan iritasi kulit yang lazimnya disebabkan oleh reaksi alergi dari bahan kimia tertentu pada sabun, wewangian, produk pembersih kulit.
Dermatitis pada labia mayora mampu disebabkan oleh penggunaan sabun mandi atau pembersih kewanitaan yang berbahan kimia keras. Gejala yang bisa muncul dari keadaan ini berbentukgatal, perih, dan nyeri pada vulva.
5. Herpes genital
Herpes genital ialah salah satu jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Gangguan kesehatan ini kadang kala tidak menjadikan tanda-tanda. Namun jika timbul, gejala yang tampakberbentukluka lepuh di sekitar vagina atau bibir vagina, nyeri dikala buang air kecil, dan keputihan yang tidak normal.
Hingga ketika ini, belum ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan herpes genital. Pengobatan yang dikerjakan cuma bermaksud untuk meredakan tanda-tanda dan menghalangi herpes kambuh kembali.
6. Kutil kelamin
Kutil kelamin yaitu benjolan kecil yang tumbuh di sekeliling dubur dan area kelamin, termasuk labia mayora. Penyebabnya yaitu virus HPV. Ukuran, bentuk, dan warna kutil kelamin mampu bermacam-macam. Kondisi ini umumnya tidak menjadikan rasa sakit, tetapi terasa gatal dan tidak nyaman.
7.Kanker vulva
Kanker vulva yaitu kanker yang menyerang bagian luar area kemaluan wanita. Kanker vulva bisa terlihat seperti benjolan atau luka di area vulva dan umumnya terjadi pada perempuan yang memasuki usia lanjut.
Selain benjolan, kanker vulva juga mampu menunjukkan beberapa gejala lain, seperti:
• Gatal dan nyeri pada area kemaluan.
• Perdarahan di luar masamenstruasi.
• Pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha.
• Nyeri atau perih dikala BAK atau berhubungan seksual.
• Luka di sekitar labia mayora atau vulva yang tidak membaik sesudah 1 bulan.
Selain penyakit yang disebutkan di atas, ada banyak duduk perkara kesehatan yang bisa menyerang labia mayora, di antaranya vulvodynia (nyeri pada vulva) dan penyakit autoimun yang menyerang kulit di sekitar vulva dan labia mayora, mirip psoriasis dan lichen planus.
Untuk mencegah problem yang terjadi pada labia mayora, Anda dapat melaksanakan beberapa langkah sederhana, mirip:
• Bilas area kemaluan dengan air hangat dan jaga selalu kebersihannya. Membersihkan vulva dan vagina juga mesti dilaksanakan dengan benar, ialah dari arah vagina menuju anus bukan sebaliknya.
• Hindari mengenakan celana atau pakaian yang terlalu ketat.
• Kenakan pakaian dalam berbahan katun yang mampu menyerap keringat.
• Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan atau sabun berbahan kimia keras pada vulva.
• Hindari penggunaan pembalut yang mengandung pewangi.
• Jangan menggaruk kawasan vulva atau labia mayora,alasannya mampu menjadikan luka dan nanah lebih lanjut.
Masalah di labia mayora tidak boleh dianggap remeh. Jika tidak ditangani, gangguan pada bab organ intim ini dapat menjadikan gangguan di bagian lain pada tata cara reproduksi perempuan.
Oleh karena itu, Anda perlu mempertahankan kebersihan dan kesehatan bibir vagina dengan cara-cara di atas.