Ada Air Di Permukaan Bulan
– NASA sudah mendapatkan air di permukaan bulan yang diterangi matahari.
Air itu terlihat di akrab Kawah Clavius, salah satu deretan kawah terbesar di satelit langit dan mampu dilihat dengan mata telanjang. Demikian diterangkan Paul Hayne, ilmuwan planet dari Universitas Colorado, dalam pertemuan pers. Hayne yaitu penulis utama salah satu studi perihal topik ini.
Sementara Casey Honniball, penulis yang lain, mengatakan ada 100 hingga 400 bagian atau kira-kira setara dengan sebotol air 12 ons dalam 1 meter kubik tanah bulan.
“Kami memiliki indikasi bahwa H2O –air yang kami kenal– mungkin ada di segi Bulan yang diterangi matahari,” kata eksekutif Divisi Astrofisika di Direktorat Misi Sains NASA, Paul Hertz seperti dikutip dari Fox News.
“Sekarang kami tahu itu ada di sana. Penemuan ini menantang pemahaman kita ihwal permukaan bulan dan menjadikan pertanyaan menarik perihal sumber daya yang berhubungan untuk eksplorasi ruang angkasa yang dalam.”
Studi yang dipimpin oleh Honniball ini menemukan keberadaan air pribadi di permukaan bulan. Sementara studi Hayne berspekulasi bahwa air mungkin terperangkap dalam skala spasial kecil di seluruh permukaan bulan.
Para peneliti telah mengetahui keberadaan air di bulan selama sementara waktu, setelah pertama kali mendapatkan uap air pada awal tahun 1971. Pada 2009, bukti pertama air beku di permukaan didapatkan.
Sementara Jacob Bleacher, kepala ilmuwan eksplorasi untuk Direktorat Misi Eksplorasi dan Operasi Manusia NASA, mengatakan bahwa karenanya menarik untuk eksplorasi manusia, namun ada implikasi yang lebih besar untuk itu.
“Memahami di mana letak air akan membantu kami menentukan ke mana harus mengirim astronaut Artemis ke bulan,” jelas Bleacher.
Studi baru mencatat itu mampu jauh lebih gampang diakses daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dengan demikian, air tersebut dapat dipakai untuk minum, suplai materi bakar, dan penggunaan yang lain.
Air sebelumnya diyakini cuma ada di area bulan yang selalu dalam bayang-bayang dan tidak menerima sinar matahari, sehingga berbahaya dan cuek untuk diakses astronaut.
“Sebelum observasi SOFIA, kami tahu ada semacam hidrasi,” tambah Honniball dalam pernyataannya.
“Tapi kami tidak tahu berapa banyak, bila ada, yang bekerjsama molekul air –mirip yang kami minum saban hari– atau sesuatu yang lebih mirip pembersih susukan.”
Penemuan ini dibentuk dari Observatorium Stratosfer NASA untuk Astronomi Inframerah (SOFIA) yang digambarkan sebagai observatorium udara terbesar di dunia.
SOFIA yaitu pesawat Boeing 747 yang dimodifikasi dan mampu melayang tinggi di atmosfer Bumi, memungkinkan teleskop setinggi 9 kaki untuk menyaksikan dengan terperinci alam semesta dan objek di tata surya.
“Ia bisa mengamati panjang gelombang inframerah yang mampu mendeteksi fenomena yang tidak mungkin dilihat dengan cahaya tampak,” tambah pihak NASA.
Pada 2018, gabungan peneliti terpisah menerbitkan suatu observasi yang menunjukkan bahwa air di bulan mungkin lebih mudah diakses ketimbang yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini tiba sebelum program Artemis NASA, yang dimaksudkan untuk mendaratkan astronaut Amerika di bulan pada 2024, serta membangun keberadaan insan yang berkelanjutan di satelit alami Bumi itu.