Banjir Di Kecamatan Tempurejo Jember Paling Parah, 15 Lansia Dan 2 Bayi Dievakuasi
JEMBER, -Dari tiga kecamatan di Kabupaten Jember yang dilanda banjir, Kecamatan Tempurejo ialah kawasan terdampak paling parah. Di wilayah ini, terdapat 2.000 KK lebih terdampak banjir.
Selain Tempurejo, dua kecamatan yang juga dihajar banjir adalah Kecamatan Puger dan Gumukmas.
“Data sementara ini, ada 2320 KK terdampak, dan data itu masih berganti-ubah alasannya air belum surut, juga curah hujan masih terus terjadi,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di lokasi Banjir, Kamis (14/1/2021) sore.
Untuk proses evakuasi, dilaksanakan secara bertahap dengan mendahulukan lansia dan bayi. Namun karena posko lokasi penyelamatan korban terendam banjir, relawan mencari lokasi kondusif lain untuk daerah posko baru.
Heru menyampaikan, untuk ketinggian air yang merendam rumah warga kisaran 30 sentimeter sampai 1 meter.
“Untuk Kecamatan Tempurejo, air terus naik hingga ketinggian satu meter sebab luapan Sungai Kalisanen. Ada 3 desa yang terdampak. Yakni Desa Andongrejo, Desa Wonoasri, dan Desa Curahnongko,” katanya.
Terkait proses penyelamatan warga saat ini masih terus dijalankan relawan BPBD Jember. Selain itu juga dibantu komponen relawan yang lain, dan juga dibantu anggota polisi dan TNI.
“Untuk unsur relawan, dari Tagana, MDMC, SAR OPA Jember, dan juga lain-yang lain. Bahkan alasannya personel kurang dengan luasnya jangkauan yang terdampak banjir, dikala ini dari BPBD Provinsi Jatim perjalanan ke Jember,” katanya.
Sementara itu berdasarkan salah seorang anggota BPBD Jember Anang, dikala ini relawan yang bertugas masih terus melaksanakan proses evakuasi.
“Untuk proses penyelamatan, kita prioritaskan dulu yang lansia dan bayi. Untuk lansia ada 15 orang yang kita evakuasi, dan 2 bayi dengan ibunya. Ke tempat kondusif,” kata Anang.
Namun Anang mengatakan, terkait lokasi posko evakuasi permulaan dikenali terendam banjir.
“Sehingga kita masih mencari lokasi kondusif untuk tempat evakuasi warga ini. Juga nantinya untuk kawasan meletakkan logistik bagi korban banjir,” katanya.
Selain itu, kata Anang, warga di desa yang terdampak banjir masih bertahan di rumah masing-masing. Belum mau untuk dievakuasi.
“Karena mereka (para korban) berdalih masih menjaga harta bendanya. Kaprikornus belum mau dievakuasi. Selain itu binatang-hewan ternak juga dievakuasi sendiri oleh warga di kawasan kondusif dan dijaga sendiri. Tapi tadi ada ratusan ayam potong hanyut dibawa arus air,” ujarnya.
Terkait jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir juga masih terus bertambah. Juga untuk rumah warga yang terendam banjir tercatat ada ratusan rumah.
“Tim kami masih melaksanakan assesment, yang terperinci jumlah korban terdampak masih terus meningkat. Hanya saja untuk korban jiwa masih belum dikenali, alasannya tim masih melakukan assesment,” imbuhnya.