Bermodal Alat Sederhana, Pria Di Jember Sukses Berbisnis Pizza
JEMBER, – Bermodal alat masak sederhana, Muhamad Sofi (33) warga Dusun Perkebunan, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari. Kini sukses buka usaha pizza.
Hanya memakai tumang dan tembikar, pria yang pernah bekerja di kedai makanan Italia ketika di Bali ini bisa membuat Pizza dengan citarasa pengecap orang Indonesia.
Saat dijumpai di rumahnya, Sofi panggilan akrab pria ini mengaku membuka perjuangan sendiri di rumahnya alasannya adalah terdampak ekonomi saat pandemi Covid-19. Meskipun cuma memasarkan produknya secara daring lewat whatsapp, omset bersih yang didapatkan tiap bulan warga Jember ini bisa mencapai jutaan rupiah.
“Awal saya bisa membuat pizza ini, sehabis semenjak 3 tahun yang kemudian saya bekerja part time (separuh waktu) di suatu Restoran kuliner Italia di Bali. Tapi lalu sebab pandemi ini, aku pulang dan membuka usaha sendiri di Jember,” kata Sofi dikala dikonfirmasi wartawan, Minggu (18/10/2020).
Dari pengalaman menciptakan masakan Italia yang diajarkan langsung oleh bule asal negeri sepak bola itu, Sofi pulang ke Jember dan memberanikan diri membuka usaha berjualan Pizza.
Tapi diakui Sofi, alasannya adalah kekurangan dana, untuk alat memanggang campuran pizza dan cara membuat masakan khas Italia itu dijalankan dengan cara tradisional.
“Kan memanggangnya menggunakan panggangan khusus dan ada alat pengukur suhunya, aku tidak mampu berbelanja. Akhirnya saya coba pakai tembikar dan memanggangnya di atas tumang. Alhamdulillah ada ciri khas yang terasa, apalagi aroma kayu bakar yang aku gunakan untuk bara apinya,” kata Sofi.
Sofi mengatakan, untuk campuran pizza yang dibentuk tidak ubahnya mirip membuat pizza pada umumnya.
“Tapi memanggangnya di atas tumang dan pemanasan dari bawah juga dari atas tembikar yang dijalankan dua kali pemanasan. Jadi di mampu hasil pizza yang sempurna. Juga ada bumbu-bumbu belakang layar, jadi rasanya nusantara banget,” jelasnya.
“Total proses membuat satu takaran pizza dengan diameter kurang lebih 20 cm itu, kurang lebih selama setengah jam. Mulai dari membuat adonan, topping, dan sausnya,” sambungnya.
Untuk tepung membuat pizza hasil kreasinya itu, Sofi mengatakan, bahannya banyak dan gampang di mampu. Untuk topping, ia tambahkan bawang bombay, paprika, sosis, jamur, dan bahan lain, mirip pizza kebanyakan.
Kemudian gabungan pizza itu diletakkan di atas loyang, dan diletakkan pada bagian watu genteng yang sebelumnya sudah dipanaskan dengan tumang. Untuk penutupnya dari tembikar yang juga dipanaskan.
“Untuk saus saya tidak pakai materi MSG, tetapi membuat sendiri dari tomat dan olahan alami. Bisa dinikmati bedanya. Selain itu jikalau ingin sensasi pedas, toppingnya ada cabe. Makara bukan dari saus. Semua alami,” sebutnya.
Untuk harga per takaran pizza, laki-laki berpawakan kurus ini menyampaikan, dari kisaran harga Rp 20 – 30 ribu.
“Tergantung toppingnya. Kaprikornus harganya diadaptasi,” katanya.
Sementara dalam memasarkan pizza bikinannya, Sofi melaksanakan penawaran khusus dan menerima pesanan melalui daring.
“Kaprikornus saya posting (unggah) di status whatsapp, dari sana terus nomor aku tersebar dan banyak yang pesan. Keuntungan dari penawaran spesial itu, kan sekarang pandemi Covid-19 jadi orang lebih banyak pesan lewat whatsapp, mau keluar kan khawatir atau malas,” ujarnya.
Selain mematok harga terjangkau, Sofi juga mencantumkan ongkir (ongkos pengiriman) sebesar Rp 5ribu, untuk mengantar pizza pesanan pelanggannya.
“Meskipun dari (Kecamatan) Bangsalsari dan rumah saya terpelosok, Alhamdulillah yang pesan banyak, ada dari (Kecamatan) Pakusari, Rambipuji, Ambulu, dan lain-lain. Saya sendiri yang antar,” katanya.
Sofi berharap, nantinya dari usaha yang digelutinya ini mampu kian meningkat dan mampu membuka gerai.
“Saya berharap bisa buka (gerai) di sekitaran Kota Jember, tapi tetap dengan cara yang serupa pakai tembikar dan tumang. Karena Alhamdulillah omset aku per bulan sejak buka Februari kemarin, sekurang-kurangnyaRp 800 ribu – Rp 1 juta. Itu higienis dan bahkan pernah lebih dari itu,” pungkasnya.