-->

Cara Buduidaya Belut Tanpa Lumpur Yang Cocok Untuk Pemula

Cara budidaya belut tanpa lumpur bahu-membahu justru lebih gampang ketimbang menggunakan lumpur. Selain itu, budidaya belut atau ternak belut tanpa lumpur akan membuat proses antisipasi kolam atau media pembesarannya akan lebiih cepat dan juga lebih simple. Serta tampaklebih praktis dan tidak terkesan kotor. Oleh alasannya adalah itu aneka macam pelaku perjuangan budidaya belut yang mencari cara budidaya belut tanpa lumpur.

Lalu bagaimana cara budiaya belut tanpa lumpur yang mampu dikerjakan dengan mudah dan cocok untuk pemula?
Berikut ini gosip yang bisa kami berikan terkait dengan cara budidaya atau ternak belut tanpa lumpur.


 Cara budidaya belut tanpa lumpur sebenarnya justru lebih mudah daripada menggunakan lumpu Cara Buduidaya Belut Tanpa Lumpur Yang Cocok Untuk Pemula

Cara Budiaya Belut Tanpa Lumpur Yang Cocok Untuk Pemula


1. Persiapan Kolam Belut

Sama mirip usaha budidaya lainnya, budidaya belut tanpa lumpur juga membutuhkan langkah antisipasi kolam. Hal ini dilakukan untuk menunjang perkembangan belut itu sendiri. Sehingga langkah ini ialah langkah yang paling penting pada usaha budidaya belut tanpa lumpur pada tahap pertama.

Pengganti lumpur dalam budidaya atau ternak belut tanpa lumpur ini pastinya memakai air higienis atau air jernih. Dalam penggunaan air bersih, seharusnya bukan berasal dari air PDAM. Jika pun terpaksa memakai air dari PDAM semestinya dilakukan proses sterilisasi terlebih dahulu. Tetapi selaku usulan jangan memakai air PDAM. Untuk suhu yang disarankan dalam budiaya belut tanpa lumpur ini berkisar antara 26 sampai 28 derajat Celcius. Sementara PH yang direkomendasikan adalah berkisar 6,8 – 7,2. Selain itu, usahakan terdapat pengaturan sirkulasi air yang baik. Sehingga kandungan oksigen didalam kolam dapat terpenuhi dengan baik.

Untuk kontruksi kolam sebaiknya menggunakan kolam tembok. Jangan menggunakan kolam tanah ataupun kolam terpal. Jika memakai bak terpal, yang dikhawatirkan bak akan cepat rusak. Apabila memilih memakai bak tanah, tentu akan menyulitkan pada ketika proses panen. Karena hewan ini lebih senang untuk membuat sarang pada lumpur atau tanah. Sedangkan ukuran ideal yang disarankan adalah minimal 4 meter persegi.


2. Memilih Bibit Belut

Pemilihan bibit belut juga mesti diamati. Pemilihan bibit belut yang tidak benar atau tidak cocok standar tentu akan menciptakan kanilbalisme pada usaha budidaya belut akan semakin besar. Jika hal ini telah terjadi, maka akan mempunyai efek pada hasil yang mau kita dapatkan.

Sebaiknya dalam menentukan bibit belut baik untuk perjuangan budidaya belut tanpa lumpur atau memakai media lumpur memiliki ukuran yang sama besar. Dengan langkah ini telah terbukti efektif mampu menghemat tingkat kanibalisme pada belut yang cukup tinggi. disamping itu, semestinya pada dikala membeli bibit belut lihatlah kondisi bibit belut tersebut. Apakah bibit belut dalam kondisi sehat atau tidak. Jangan sampai terdapat luka pada bibit belut.

Untuk padat tebar yang ideal dalam memelihara belut belum cukup jelas atau spesifik. Yang jelas dalam ukuran satu meter persegi dapat memuat bibit belut sebanyak 2-3 kg. Dalam penebarannya sama mirip penebaran budidaya ikan. Yaitu dilaksanakan pada sore hari dan dilaksanakan proses penyesuaian terhadap air bak atau air pada media yang mau dipakai terlebih dulu.


3. Pemberian Pakan

Pada usaha  budidaya belut, proses tunjangan pakan ini ialah bagian yang paling sukar. Hal ini dikarenakan belut adalah binatang yang gampang jenuh. Sehingga perlu dijalankan perhatian yang lebh semoga belut mampu cepat besar. Selain itu, derma pakan yang benar juga akan meminimalisir sifat kanibalisme pada belut yang termasuk cukup tingg.

Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara terencana. Jadwal yang ideal dalam pinjaman pakan pada perjuangan budidaya belut tanpa lumpur yaitu sebanyak 3-4 kali dalam sehari. Sementara pakan yang biasa digunakan dalam perjuangan budidaya pembesaran belut adalah pakan yang berasal dari alam. Diantaranya limbah ikan, bekicot, keong mas, sisa cincangan daging, pellet dan masih banyak lagi. Yang terang belut merupakan hewan karnivora. Sehingga anda bisa menerka-ngira pakan jenis apakah yang sesuai untuk diberikan pada belut.

Yang perlu diperhaikan pada derma pakan ini yakni jangan hingga berlebihan. Karena sisa pakan tersebut akan membuat air pada kolam cepat kotor. Selain itu, pada ketika belut masih mau mengkonsumsi jenis pakan yang kita berikan, jangan diganti dengan jenis pakan yang yang lain. Usahakan tetap mengunakan pakan tersebut hingga belut tak inginmemakannya lagi.


4. Perawatan

Pada perjuangan budidaya belut tanpa lumpur atau cuma menggunakan air higienis, proses perawatan ini mesti dilaksanakan dengan baik. Perawatan yang lebih ditekankan dalam perjuangan budidaya belut tanpa lumpur yaitu mempertahankan mutu air agar tetap baik dan ideal bagi belut itu sendiri.

Untuk mengetahui apakah air sudah ideal atau belum kita bisa menyaksikan dari perilakuk belut yang ada dikolam. Kita tahu belut ialah hewan yang memproduksi lendir dan mengeluarkannya untuk menjaga keadaan tubuhnya kepada pergantian yang terjadi pada lingkungan. Hal ini bisa ditandai jika lendir yang dibuat sangat banyak dan belut sering keluar ke permukaan air dan sering bergerak pada siang hari. Ini adalah idikator yang menunjukkan tanda bahwa kondisi air atau mutu air pada bak belut tidaklah baik atau ada yang salah. Sebaiknya secepatnya cek PH dan kerjakan sirkulasi hingga air bersifat netral kembali.


5. Proses Panen

Pemanenan pada usaha budidaya belut mampu dilakukan sehabis belut berumur 4 bulan. Hal ini sebnarnya tergantung pada ajakan pasar atau permintaan konsumen. Karena setiap pelanggan mempunyai selera yang berlainan-beda.
Untuk cara panennya sendiri pasti lebih gampang alasannya adalah media yang dipakai bukanlah media lumpur. Sehingga bisa melaksanakan proses panen mirip pada perjuangan budidaya perikanan.


Itulah cara budidaya belut tanpa lumpur yang sesuai untuk pemula. Yang paling penting dalam usaha ini yaitu selalu mejaga mutu air bak dan juga pinjaman pakan yang terorganisir. Jika kedua hal ini dapat terpenuhi dengan baik, maka hasil yang hendak didapatkan pun akan lebih optimal.  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel