-->

Empat Fakta Mensos Tri Rismaharini, Dikenal Tegas Dan “Tangan Besi”

SURABAYA, – Seperti prasangka banyak pihak, Presiden Joko Widodo bakalan mempesona Walikota Surabaya Tri Rismaharini masuk ke dalam gerbong kabinet Indonesia Maju selaku Menteri Sosial (Mensos) menggantikan Juliari P Batubara sebab tersandung korupsi.

Kabar pengangkatan Walikota Tri Rismaharini sebagai Mensos bantu-membantu sudah berhembus sepekan kemudian, seiring pengukuhan Plt Ketua DPD PSI Surabaya, Yusuf Lakaseng, kepada awak media.


Yusuf mengaku sudah mendapat berita valid atas penunjukan walikota yang umum disapa Risma tersebut sebagai Mensos.


“Informasi yang aku bilang valid dari sumber valid yang aku mampu. Bu Risma kemungkinan akan jadi mensos, Pak Jokowi telah menelepon Bu Risma, kita tunggu aja,” ujar Yusuf, Senin (14/12/2020).


Walaupun Risma sendiri sempat membantah berita yang ada. Namun hari ini, Selasa (22/12/2020), Presiden Joko Widodo sudah menunjukan kebenaran kabar tersebut dan memberitahukan perombakan kabinet Indonesia Maju dengan mengangkat Walikota Risma sebagai Mensos RI.


“Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya dan ketika ini Bu Tri Rismaharini akan kita berikan tanggungjawab untuk menjadi Menteri Sosial,” kata Presiden Joko Widodo.


Lalu, seperti apa sosok Risma. Mensos pengganti Juliari P Batubara tersebut. Berikut rangkumannya.


1. Kader PDI Perjuangan yang menjabat walikota wanita pertama di Surabaya


Tri Rismaharini ialah kader PDI Perjuangan yang menjabat sebagai walikota wanita pertama di Surabaya. Ia menjabat selama dua masa berturut-turut, semenjak tanggal 28 September 2010 hingga 28 September 2015 dan tanggal 17 Februari 2016 hingga sekarang.


Selama menjadi walikota, Risma didampingi para kader senior PDI Perjuangan sebagai Wakil Walikota Surabaya. Yakni, Bambang DH dan Wisnu Sakti Buana lewat pemilihan lazim secara pribadi.


2. Lulusan ITS Surabaya yang bergelar Doktor Honoris Causa


Walikota Surabaya kelahiran Kediri, 20 November 1961 tersebut berlatar belakang seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya jurusan Arsitektur pada 1987. Dan melanjutkan gelar magisternya di institut yang serupa dengan jurusan Manajemen Pembangunan Kota pada 2002.


Bukan hanya bergelar Insinyur maupun Magister Teknik, Risma juga menyandang gelar Doktor Honoris Causa yang diperoleh dari akademi tinggi terkemuka di Busan-Korea Selatan, Tonghmyong University.


Tonghmyong University menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa terhadap Risma pada Senin, 30 September 2019. Gelar kehormatan itu disematkan atas profesionalisme dan pengabdian dalam bidang arsitektur.


3. Risma Birokrat Pemkot Surabaya sejati


Sebelum menjabat selaku Walikota, Tri Rismaharini diketahui sebagai seorang birokrat Pemerintahan Kota Surabaya sejati. Ia memulai karier di pemerintahan selaku Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya pada 1997-2000.


Kemudian ia menjabat selaku Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya pada 15 Januari 2001-16 Januari 2002, dan Kepala Cabang Dinas Pertamanan pada 16 Januari 2002-2 September 2002.


Risma kemudian menduduki posisi Kepala Bagian Bina Pembangunan pada 2 September 2002-1 Juni 2005, lalu menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan pada 1 Juni 2005-25 November 2005 serta Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya pada 25 November 2005-1 Januari 2008.


Terakhir, Risma menduduki jabatan selaku Kepala Bappeko Surabaya pada 1 Januari 2008-30 April 2010 sampai terpilih selaku Walikota Surabaya bareng pasangannya, Bambang DH.


4. Walikota tegas, emosional dan tangan besi


Sosok Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dikenal penduduk selaku pemimpin wanita yang tegas, emosional dan tangan besi. Hal tersebut dimengerti berdasar hasil survei yang digelar Surabaya Survey Center (SSC), Kamis (3/12/2020).


Dalam survei itu menyebutkan, bila Risma merupakan sosok yang tegas, berani dan merakyat.


“40.5 persen menjawab berani dan tegas, 23.5 persen menjawab merakyat, 22.4 persen menjawab program dan kinerjanya cantik, lima persen menjawab bakir dan berwawasan luas,” urai Didik Sugeng Widiarto, peneliti senior SSC.


Meski tegas, Risma juga diketahui selaku sosok emosional. Apalagi, soal kebersihan lingkungan maupun kemanusiaan.


Seperti pasca unjuk rasa penolakan Omnibus Law pada Kamis, 8 Oktober 2020, kemudian. Ketika itu, puluhan ribu pendemo di Gedung Negara Grahadi Surabaya merusak fasilitas lazim. Wali Kota Risma pun tak kuasa menahan air matanya saat mengenali kota yang dia berdiri menjadi awut-awutan.


Bukan cuma tegas maupun emosional, Risma juga dikenal sebagai pemimpin bertangan besi. Berkat ketegasannya itu, tempat yang pernah menjadi distrik lampu merah paling besar di Asia Tenggara atau Dolly, ditutup untuk selamanya, semenjak 27 Juli 2014.


Kini, tempat sekitar Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya tersebut berganti wajah. Menjadi pusat-sentra UMKM yang banyak memasarkan produk lokal penduduk lokal.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel