-->

Imlek 2021 Di Tengah Pandemi, Penjualan Hio Dan Lilin Jember Merosot 80 Persen

JEMBER, – Dampak dari sepinya Klenteng dikala peringatan Tahun Baru Imlek di Jember, besar lengan berkuasa pada penjualan hio dan lilin di Tempat Ibadat Tridharma (TITD) Pay Lien San Dusun Karang Asem, Desa Glagahwero, Kecamatan Panti.


Diakui pengurus penjualan lilin dan hio Suwito, omset dari pemasaran bahkan merosot tajam.


“Jika diprosentase bahkan sampai 80 persen. Semisal mirip perayaan Tahun Baru Imlek yang umumnya Rp 2 juta sekurang-kurangnyauntuk hio dan lilin. Kini hanya Rp 400 ribu,” kata Suwito dikala dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (12/2/2021).


Perangkat sembahyang lainnya pun, kata Suwito, juga sama.


“Kondisi ini semenjak permulaan pandemi sekitar April 2020 sepi yang sembahyang. Sehingga perlengkapan pun sepi pembeli,” katanya.


Suwito menyampaikan, aspek penyebab merosotnya pemasaran alat sembahyang bagi umat Konghucu itu. Karena menaati prokes sesuai himbauan pemerintah.


“Jadi anjurannya banyak yang mengikuti, dengan beribadah secara keluarga sendiri, atau juga dengan dirayakan secara daring,” ucapnya.


Selain itu, katanya, umat yang tiba ke Klenteng sudah menenteng alat sembahyang sendiri.


“Jadi alasannya ini, jadinya mengakibatkan pemasaran hio dan lilin juga alat sembahyang lainnya merosot,” tandasnya.


Senada dengan yang disampaikan Suwito, Wakil Ketua TITD Pay Lien San Jap Swie Liong juga mengakui sepinya klenteng dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


“Karena keadaan Pandemi ini yang harus membuat sepinya umat dalam beribadah. Namun kita mesti maklum, alasannya adalah ini demi mempertahankan prokes,” ungkapnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel