-->

Kondisi Kesehatan Yang Bikin Mudah Marah, Tergolong Diabetes

– Marah memang ialah emosi yang wajar , sama halnya seperti menangis atau tertawa namun jika gampang sekali murka bahkan tanpa karena kondisi ini tidak hanya mampu memiliki pengaruh buruk bagi orang-orang di sekeliling namun juga bisa menjadi menerangkan keadaan kesehatan.


Dilansir dari halodoc, seseorang marah umumnya disebabkan oleh aneka macam hal, misalnya sebab tersinggung, merasa tidak adil, kecewa, dan sebagainya. Berikut ini kondisi kesehatan yang memicu kemarahan:


1. Hipertiroidisme


Salah satu penyebab orang marah tanpa karena ialah hipertiroidisme. Ini yaitu kondisi kesehatan di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Hipertiroidisme lebih sering dialami oleh perempuan.


Hormon tiroid ialah hormon yang mengatur tata cara metabolisme dalam badan kamu. Bila jumlahnya berlebihan, hipertiroidisme mampu menjadikan kau gelisah, gugup dan sulit berkonsentrasi. Menurut Dr. Neil Gittoes, seorang ahli endokrinologi di University Hospital Birmingham, hipertiroidisme adalah alasan seseorang gampang murka, bahkan tanpa sebab.


2. Borderline Personality Disorder (BPD)


Borderline Personality Disorder (BPD) atau yang disebut juga gangguan kepribadian ambang yaitu gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati dan gambaran diri yang sering berganti-ubah serta memiliki perilaku spontan. Menurut The Mighty, banyak pengidap BPD yang mengalami kemarahan yang tidak terkendali karena persoalan pengabaian. Mereka condong meledak pada orang-orang terdekat alasannya mengekspresikan semua kemarahan yang berakar semenjak masih kanak-kanak, yakni dikala orangtua atau orang lain yang akrab dengannya meninggalkan mereka.


3. Diabetes


Seorang pengidap diabetes yang kekurangan gula darah juga mampu murka-marah tanpa alasannya. Hal itu terjadi sebab ketidakseimbangan kadar gula pada badan juga mampu memengaruhi keseimbangan serotonin dalam otak. Akibatnya, pengidap akan menjadi lebih bergairah, mudah murka, kebingungan, bahkan terjangkit ketakutan.


4. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)


Marah-murka tanpa sebab juga bisa menjadi gejala dari fluktuasi hormon yang dapat terjadi pada masalah premenstrual dysphoric disorder atau PMDD. PMDD ialah bentuk yang lebih parah dari PMS (premenstrual syndrome) yang dapat mengakibatkan perubahan suasana hati yang intens pada pengidapnya. Namun, kebiasaan sehat, mirip berolahraga dan makan-masakan bergizi sebanding mampu mengontrol PMDD. Kadang-kadang, bantuan obat psikiatris dan terapi hormon juga dibutuhkan. Bila kamu sering marah-murka menjelang era menstruasi kau, jangan menilai bahwa hal itu hanyalah gejala PMS biasa. Segera bicarakanlah pada dokter jika hal itu mempunyai pengaruh signifikan pada hidup kamu.


5. Depresi


Marah-marah atau gampang tersinggung adalah gejala frustasi yang jarang dikenali orang banyak. Kurang dari 1 persen orang yang mengalami depresi mengalami serangan kemarahan, sekitar 10 persen menjadi mudah murka selama episode dan 40 persen menunjukkan ledakan kemarahan.


6. Gangguan Bipolar


Meskipun tidak selalu, namun kadang-kadang, kemarahan, sikap garang dan ledakan kemarahan dapat menjadi tanda-tanda gangguan bipolar. Gejala tersebut terjadi mungkin sebagai akibat kurang tidur atau stress. Gangguan bipolar juga meliputi manik berenergi tinggi yang mampu berubah dengan episode depresi. Namun, gangguan mental ini dapat diobati dengan terapi dan obat-obatan.


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel