-->

Korelasi As Dan Dunia Islam Pasca Donald Trump

SURABAYA, – Banyak yang menilai hubungan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump terhadap dunia Islam memburuk seiring dengan pernyataan dan kebijakan Donald Trump yang kontroversial.


Kemenangan Joe Biden dinilai membawa angin segar bagi kelancaran relasi Amerika Serikat dengan dunia Islam yang lebih baik.


Dilansir VOA Indonesia, sejumlah pengamat memperkirakan relasi Amerika dengan dunia Muslim, termasuk Indonesia, akan lebih baik di bawah pemerintahan Biden-Harris.


Pendekatan pemerintahan Biden yang dinilai lebih dialogis, diyakini membuka potensi korelasi baik dengan banyak negara, selain memungkinkan berlanjutnya normalisasi relasi Israel dengan negara-negara Muslim, yang dikenal selaku Abraham Accords.


Presiden terpilih Amerika Joe Biden gres saja menerima lampu hijau untuk melakukan transisi menuju pemerintahannya dan pelantikannya pada 20 Januari. Ia telah memperkenalkan sejumlah orang yang diseleksi untuk menjabat dalam kabinetnya, tergolong tim keselamatan nasional dan menteri mancanegara.


Kepala departemen Hubungan Internasional Binus University di Jakarta Prof. Tirta Mursitama tidak yakin Amerika di bawah Biden akan memiliki kebijakan yang berlawanan terhadap dunia Muslim, khususnya dengan aliansi-aliansi tradisional Amerika di Timur Tengah. Namun, ia berharap penyelesaian yang ditawarkan Biden untuk konflik di Timur Tengah akan lebih tenang.


“Demokrat menolak ada perluasan settlement-settlement, perumahan-perumahan yang terus ditambah, dan mendukung solusi two states (dua negara),” katanya.


Setidaknya, menurut Dr. Dino Patti Djalal, Biden yakni orang yang sangat peka kepada kepentingan umat dan dunia Islam. Ia mendasarkan penilaiannya pada fakta bahwa:


“Joe Biden ini mengirim pesan khusus kepada konstituen muslimnya di Amerika sebelum pemilu, dan ini sungguh berlawanan dari Trump. Dan di saat memperlihatkan pesan khusus ada ayat-ayat Alquran yang disampaikan oleh Joe Biden. Itu menyentuh hati saya dan itu satu hal yang sungguh-sungguh mengkontraskan ia dengan Presiden Trump,” kata Dino.


Mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika itu menyertakan, Biden adalah wakil presiden semasa pemerintahan Presiden Obama. Pendiri dan ketua Foreign Policy Community of Indonesia itu beropini, pemerintahan Obama secara sistematis berupaya memperbaiki hubungan dengan dunia Muslim dan Biden bab dari itu.


Ia mengakui upaya Obama itu tidak 100 persen efektif karena ada jajak pendapat di dunia Islam yang menawarkan beberapa negara tidak mempan. Citra Amerika masih tidak terlampau baik di negara-negara tersebut, termasuk di Timur Tengah.


“Saya sungguh meragukan Presiden Biden akan mendorong perdamaian Israel-Palestina sebab kini ini prioritasnya adalah pasti, nomor satu ialah Covid dan kedua adalah pemulihan ekonomi. Paling tidak untuk dua tahun pertama, ia tidak akan bisa mendorong perundingan Palestina Israel,” kata Dino.


“Ini mungkin bad news bagi Palestina. Tapi good news-nya, presiden Biden nanti akan berbeda dari Presiden Trump dalam arti dia tidak akan mau menuruti Israel,” lanjutnya.


Dr. Muhamad Ali, dosen dan juga ketua program Middle East and Islamic Studies pada University of California Riverside yakin pemerintahan Amerika mendatang sungguh besar lengan berkuasa pada dunia Muslim. Nilai demokrasi, kata Ali, akan naik lagi dan demokrasi tetap bisa diandalkan selaku bentuk negara terbaik di dunia dikala ini.


“Kebijakan Demokrat kebanyakan relatif melihat dunia Muslim sebagai partner, sebagai kawan, ketimbang selaku bahaya, walaupun sungguh kompleks tergantung eksklusif pemimpin masing-masing seperti Saudi Arabia, Iran, Turki, Pakistan, Malaysia, Indonesia, semuanya mempunyai aksara-karakter kepemimpinan yang berlainan-beda sehingga bagaimana Amerika bersikap pun berlainan-beda,” katanya.


“Tetapi secara lazim, dunia Muslim lebih mendapatkan partnership itu. Makara, retorika atau kebijakan yang sifatnya menjalin kemitraan, aliansi, ketimbang selaku lawan, aku kira itu punya efek positif bagi dunia Islam,” tambah Muhamad Ali.


Namun, terkait info Israel-Palestina, Ali tidak percaya akan terjadi pergantian. Tetap saja pinjaman terhadap Israel akan besar lengan berkuasa. Biden termasuk sahabat Israel. Paling tidak kecenderungannya nanti, kata Ali, solusi dua negara dan bunyi Palestina akan lebih diamati.


“Mungkin juga Biden akan mendukung pembentukan negara Palestina. Untuk kini mungkin coba memperbarui pinjaman Amerika bagi otoritas Palestina di sebagian tempat di Palestina. Nah, ini akan mempengaruhi Abraham Accords. Secara pragmatis, negara-negara Arab ingin melakukan relasi diplomatik dengan Israel.”


Ali yakin, pada masa pemerintahan Biden-Harris nanti akan ada lagi utusan khusus untuk negara-negara Islam, seperti pada pemerintahan Obama.


“Tujuannya meyakinkan kembali bahwa Amerika mendukung segala bentuk upaya demokratisasi dan kebebasan beragama. Meyakinkan kembali pada dunia Muslim bahwa Amerika itu partner atau kawan dan tidak memusuhi Islam,” kata Ali.


Ali juga memperkirakan, dalam pemerintahan Biden-Harris kelak akan terjadi peningkatan koordinasi dengan Indonesia dalam aneka macam bidang. Amerika, kata Ali, mungkin akan semakin mendorong dialog antar agama dengan pertolongan teknis atau dana dan derma lain.


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel