-->

Kota Pasuruan Menuju Smart City, Gus Ipul: Kami Sedang Bertransformasi

PASURUAN, – Pemerintah pintar yaitu pemerintah yang bisa memakai teknologi untuk melayani masyarakat secara lebih cepat, lebih hemat biaya sekaligus lebih terukur.


Dinamika pertumbuhan teknologi juga kuat kepada keperluan dan cita-cita masyarakat terhadap pelayanan.


Demikian ungkap Wali Kota Pasuruan H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat Seminar Nasional Smart City Creative Government Membangun Ekosistem Digital, Cettar Demi Pembangunan Jawa Timur persembahan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim, Sabtu (12/6/2021).


“Inti smart government ialah memaksimalkan kesempatandan meninimalisir hambatan,” jelas Gus Ipul.


Guna merealisasikan potensi tersebut, lanjutnya, pemerintah harus bertransformasi dari versi layanan manual menjadi layanan digital.


Namun tidak disangkal ada kota yang telah sangat siap on proses menuju smart city dan juga ada yang baru memulai mirip Kota Pasuruan.


“Maka kita mesti berguru dari kota yang telah berhasil mirip Surabaya, Banyuwangi atau Bandung,” tandasnya.


Gus Ipul menyampaikan, budget memang menjadi salah satu kendala dalam mewujudkan smart city dan smart government.


“Sebenarnya jikalau kita memiliki anggaran yang cukup mampu membeli teknologinya lalu melakukan yang namanya training terhadap SDM-nya maka smart government itu akan mampu terwujud,” ucapnya.


Gus Ipul menyebut jikalau ketika ini Kota Pasuruan telah mempunyai layanan digital kendati belum terintegrasi.


Misal tumpang tindih data penerima dukungan alasannya adalah data masih tercecer di dinas. Imbasnya, warga protes sebab beberapa dari mereka belum menerima.


“Salah satunya karena ya mungkin katanya masih tercecer di dinas-dinas atau mungkin juga sebab faktor masyarakat,” imbuh Gus Ipul.


Sementara itu, beliau juga menerangkan biar masyarakat kooperatif dalam pendataan. Salah satu acuan perkara adalah, di Kota Pasuruan terdapat 2.500 lebih orang yang menikah namun tidak mempunyai surat nikah. Sehingga Pemkot Pasuruan bersinergi dengan Kementerian Agama.


“Kita bekerja sama, kita perkuat. Bagi yang sudah menikah dengan akil balig cukup akal diinput pribadi. Setelah itu dikeluarkan e-KTP dengan status telah menikah dan KK Sudah terpisah bila telah jadi tidak perlu ngambil ke kantor, diantar ke tempat tinggal,” bebernya.


Menurut Gus Ipul, layanan digital smart government mirip ini mencatat efisiensi waktu dan biaya. Maka, guna mewujudkan Kota Pasuruan sebagai smart city, Gus Ipul juga mencar ilmu ke Kota Surabaya.


Ia menyaksikan penurunan belanja untuk keperluan-kebutuhan kertas bisa meraih 50% sampai 70% di Surabaya. Misal untuk belanja kwitansi dan sebagainya.


“Kita bisa lebih efisien kita mampu meminimalkan belanja-belanja kebutuhan-kebutuhan seperti itu,” tandasnya.


Hal ini kian menguatkan bahwa layanan digital tidak mampu dihindari lagi. Karena penduduk pada dasarnya ingin mendapatkan pelayanan setiap dikala. Media digital juga memiliki tugas penting dalam memuat aspirasi penduduk .


Kota Pasuruan dikala ini mempunyai aplikasi e-Sambat. Warga cukup memasukkan NIK dan data. Durasi respon instansi berwenang juga akan menerima nilai berupa reward khusus jika respon kurang dari 10 menit dan sanksi bila lambat lebih dari dua hari.


Dengan demikian penduduk bisa mengenali kapan keluhan mereka direspon dan ditindaklanjuti atau diabaikan oleh pemerintah.


“Jadi sekali lagi government adalah suatu keharusan dan bagi saya bila mau belajar bisa ke kabupaten kota yang jauh lebih maju. Kami sedang bertransformasi,” kata Gus Ipul.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel